Taera sampai di apartemennya dalam keadaan basah kuyup hingga membuat So Dam heran. Pelayannya langsung menyelimutinya dengan handuk "Anda bisa masuk angin". Taera meminta Nona Yang (pengasuh So Dam) untuk mengantar So Dam tidur. Suami Taera keluar dari kamar dan terkejut "Sayang, Supir Kang tak menjemputmu? Kau basah kuyup". Taera menjawab "Ya. Aku mau mandi dulu" katanya lalu pergi ke kamar mandi. Suaminya heran ada apa dengan istrinya.
Taera langsung pergi ke kamar mandi dan mengguyur kepalanya, bukan hanya untuk membersihkan diri tapi juga untuk mendinginkan kepalanya yang panas karena terus teringat dengan Geon Wook. Dia teringat perkataannya dengan Geon Wook di cafe tadi "Apapun alasannya, aku tak akan terbujuk olehmu. Aku tidak tertarik pada pria sepertimu", tapi Geon Wook menjawab "Tapi bagaimana jika... aku sendiri yang datang padamu?". Tapi benarkah Taera sanggup melawannya? Dia teringat lagi saat-saat jarak antara dia dan Geon Wook berdekatan yaitu saat pegangan tangan di lift (episode 7) juga saat Geon Wook memeluknya di tengah hujan tadi. Terngiang-ngiang dibenaknya perkataan Geon Wook "Apa kau takut?". Taera tampak gundah. Setelah selesai mandi, untuk meredam gelora berbahayanya Taera mengajak suaminya untuk menemaninya tidur. Tapi suaminya sedang asyik dengan pekerjaannya "Tidak. Aku punya tugas besok. Jadi aku harus mempelajari ini. Kau duluan tidur saja". Tapi Taera tetap memohon, tapi suaminya tak peduli "Kau tahukan aku sangat sensitif saat mendapat kasus baru. Taera memegang bahu suaminya "Hanya untuk malam ini, kau bisakan?", dan suaminya langsung menyingkirkan tangan istrinya sebagai ungkapan penolakan "Tidurlah duluan". Suami Taera tidak tahu, bahwa penolakannya ini kelak akan membuatnya kehilangan kesetiaan istrinya. Taera keluar menuju ruang tamu, dan menatap pemandangan Seoul di malam hari namun sebenarnya ingin menatap seseorang yang jauh disana. Geon Wook saat itu sedang makan mi instan, dan langsung berbalik (mungkin merasa ada yang menatapnya ^^). Geon Wook memanggil teman trio stuntmannya untuk berkumpul di depan lokasi konstruksi department store malam itu.
Kak Jang "Kenapa kau memanggil kami malam-malam begini?"Geon Wook memberi isyarat pada temannya untuk menghalangi jalan truk pengangkut gelap dengan mobil. Truk itu pun terhenti lalu para stuntman ini menghadangnya. Tiga orang dari truk itu keluar dengan marah dan menyuruh mereka minggir. Geon Wook bertanya "Kalian mau pergi kemana malam-malam begini? Padahal tempat konstruksi sedang ditutup, apa yang kalian lakukan disini? Dan apa yang kalian angkut?", sementara itu Kak Jang diam-diam memeriksa isi truk. Geon Wook mengambil handphonenya dan mengancam mereka "Apa aku harus lapor pada Haeshin Group atau polisi? Jika tidak...". Supir truk itu beralasan "Lakukan apa yang kau mau, kami cuma menyelesaikan pekerjaan kami lalu pergi. Apa yang kami lakukan salah?". Kemudian Geon wook diberitahu Kak Jang "Geon Wook ! Tidak ada apapun di belakang truk". Geon wook tak yakin, lalu terdengar suara truk kedua keluar, Geon wook buru-buru mengambil motornya. Kak Jang juga ingin menuju mobil tapi dihalangi oleh orang-orang itu, begitu pula 2 stuntman lainnya. Untuk melepaskan diri, Kak Jang menjilat tangan supir truk itu (Ha...Ha.. ^^).
Geon Wook "Maaf aku tak tahu lagi harus memanggil siapa. Tolong aku kali ini"
Kak Jang "Bagaimana kau tahu bahwa bahan-bahan konstruksi akan keluar sekarang?"
Geon Wook "Aku dapat laporan dari atasan. Sebelum makin rumit, mari lakukan sekali lagi"
Kak Jang "Kau benar-benar melakukan sesuatu yang aneh"
Geon Wook "Juga, besok itu hari libur dan persediaan bahan konstruksi akan dikirim"
Kak Jang curiga "Kau sudah memikirkannya sejak kau memintaku untuk menjadi stuntman. Apa kau bekerja untuk pemerintah? Mencoba untuk menyelidiki latar belakangku dan ingin tahu rahasiaku"
Geon Wook tersenyum geli "Tidak. Memangnya apa yang bisa kuselidiki darimu....Hey jangan-jangan kau mata-mata atau sejenis itu?"
Kak Jang langsung GR dan mulai bicara ngaco "Itu sesuatu yang tidak kudengar sejak lama. kalau kau ingin tahu sebenarnya... aku minum soju dan makan masakan ular..."
Hyung Bong memotong " Apa kau membawa sesuatu? Apa aku harusnya membawa tongkat baseball?"
Asisten Kak Jang menunjukkan kepalannya "Hyung Bong, Inilah senjata kita! Kau mengerti?"
Kak Jang langsung menepak mulutnya "Jangan bicara omong kosong" (padahal dia yang ngaco ^^).
Geon Wook melihat ke belakang "Hey, mereka kemari" lalu mereka bersembunyi.
Geon Wook melakukan aksi berbahaya menghadang truk itu dengan motornya dan berhasil menemukan barang-barang konstruksi curian itu.
Geon Wook menelepon Tae Sung yang saat itu sedang nonton film di apartemennya untuk melapor. Tae Sung berkata dengan malas "Kau mau apa malam-malam begini? kau menangkap pencurinya? Baguslah, serahkan saja pada polisi... Ah...kenapa aku harus susah-susah pergi kesana?" lalu menutup teleponnya. Tae Sung lalu bergumam "Shim Geon Wook itu benar-benar menangkap mereka?".
Sementara itu, di tempat kejadian hanya ada trio stuntman yang sedang ditanyai polisi, sedangkan Geon Wook sengaja pergi duluan dengan motornya agar tak terlibat. Pada polisi yang ingin tahu detail kejadian menanyai Kak Jang. Kak Jang melapor dengan semangatnya "Mereka melakukan double play!...". Asisten Kak Jang ikut-ikutan menjelaskan "Geon Wook kami! Geon Wook mengambil sepeda motornya....", tapi Kak Jang langsung memukul kepalanya dengan sarung tinju untuk mendiamkannya. Kak Jang mencoba menutupi tentang Geon Wook "Kupikir dia sedang shock karena insiden itu (tertawa)... Tentang kompensasi, kita harus membicarakannya dan...". Polisi itu bingung "Kompensasi?". Kak Jang mulai ngaco lagi "Kompensasi karena berhasil menangkap perampok. Sebagai penduduk yang berani...". Polisi itu beralasan "Itu urusan Haeshin". Kak Jang lalu katanya "Kalau begitu, aku tak akan mengatakan semua kebenarannya" ancamnya ^^. Geon Wook dipanggil Tae Sung untuk datang ke perusahaan karena Presdir Hong ingin bertemu. Geon Wook datang ke Haeshin Group dengan setelan jas kerja lengkap dan model rambut baru ^^. Kemudian dia masuk ke ruangan Presdir Hong untuk menghadap, dan Tae Sung sudah ada di sana. Presdir Hong "Oh, kudengar kau berhasil menangkap para pencuri". Geon Wook menatap Tae Sung "Itu karena perintah direktur Hong Tae Sung. Presdir Hong memuji Geon Wook "Kau berhasil membersihkan isu yang berkembang lebih dari yang kukira. Karena Tae Sung sudah bekerja di sini. Bagaimana kalau kau juga bekerja di perusahaan ini?" ajak beliau. Geon Wook tersenyum mengangguk. Salah satu targetnya tercapai. Grand opening gallery Didin Art di mulai dengan megah malam itu. Tamu-tamu kehormatan hadir baik dari dalam maupun dari luar. Geon Wook dan Tae Sung menghadiri acara pameran topeng itu. Geon Wook melihat Jae In dan sengaja memanggilnya di hadapan Tae Sung lalu menghampirinya. Jae In lalu menyuguhkan segelas wine untuk Geon Wook. Tae Sung terlihat kesal melihatnya. Geon Wook dan Tae Sung saling bertatapan, sepertinya Geon Wook sengaja ^^ sehingga Tae Sung pergi menjauh. Sementara itu, para anggota keluarga Hong lainnya menyamput para tamu (aneh juga mendengar Ny. Shin menyambut tamu luar negeri dengan bahasa inggris "Thank you!...Nice to meet you!", jangan-jangan cuma itu yang dia bisa? ^0^ he..he..he..). Taera lalu secara tak sengaja bertemu mata dengan Geon Wook. Geon Wook lalu menunjukkan bahasa isyarat pada Taera. Taera juga menatapnya dan terdiam tak mengerti artinya. Lalu Taera sengaja berbalik pergi membelakangi Geon Wook (he..he.. malu nih ye).
Tae Sung menghampiri Geon Wook "Kau bersenang-senang?". Geon Wook tak mengerti "Apa?". Tae Sung "Aku bosan nih.. Hey, kau mau melakukan sesuatu yang menyenangkan?". Tae Sung lalu mengajaknya ke suatu tempat (sepertinya gudang) dan menyuruh Geon Wook melepaskan pakaiannya. Geon Wook bingung "Apa?". Tae Sung "Celanamu juga" (ya ampuuun no...!!!). Geon Wook "Kenapa celana?". Tae Sung malah memberi perumpamaan "Sang Pelayan dan Pangeran, kau tak pernah dengar itu?" lalu melempar sebuah topeng (seperti joker) ke tangan Geon Wook.
Ternyata mereka bertukar pakaian untuk bertukar identitas (oh begitu ya..!!). Mereka melihat cermin "Bagaimana menurutmu?" tanya Tae Sung. "Enjoy saja lalukan apa maumu sekarang. Tidak burukkan? Jadilah Hong Tae Sung untuk sementara. Tak ada ruginya kan?" lanjut Tae Sung lalu dia memakai topengnya dan pergi. Geon Wook menatap topeng ditangannya lalu bergumam "Hong Tae Sung ya... sudah lama aku tak dipanggil seperti itu". Geon Wook menatap cermin lalu memakai topengnya. Kini ksatria putih dan hitam bertukar...
Geon Wook sebagai Hong Tae Sung keluar dan sengaja menumpahkan segelas wine di tengah-tengah banyak orang lalu memecahkan gelasnya hingga pesta sejenak terhenti. Mone menghampirinya, tampaknya Geon Wook pura-pura mabuk. Ny. Shin terkejut "Tae Sung, ada apa denganmu? Apa kau sengaja mengacaukan pesta? Keluar dari galleriku sekarang!" omelnya. Taera "Tae Sung, kurasa kau sangat mabuk. Lebih baik kau pulang saja" katanya. Geon Wook melepaskan tangan Mone, lalu dia tertawa terbahak-bahak lalu pergi meninggalkan pesta dengan jalan sempoyongan. Ny. Shin menggerutu "Bocah itu... siapa sih yang mengundangnya? Bukankah aku menyuruhmu untuk tidak mengundangnya?" katanya pada Taera (padahal Jae In ^^). Taera berkata "Memangnya dia pernah mau mendengarkan saat kita menyuruhnya datang atau pergi? Dia memang melakukan hal semaunya". Ny. Shin "Dia ingin mengacaukan pestaku. Aku jadi malu" omelnya lalu mau berjalan pergi tapi terhenti "Hey, Taera. Stokingmu robek. Cepatlah diganti" katanya. Taera langsung menutupinya lalu pergi ke atas untuk mengganti dengan stoking cadangan. Taera memasuki sebuah ruangan penyimpanan barang, selagi melepas stokingnya. Suara Hp berbunyi, Taera memeriksa Hpnya tapi ternyata dering itu bukan dari miliknya tapi dari seseorang. Pemiik dering itu lalu bangun dari sofa tempat dia berbaring. Taera menyadari ternyata itu Tae Sung "Tae Sung, apa itu kau? Apa yang kaulakukan disitu? Bisakah kau jawab teleponmu itu atau keluar saja?... Tetaplah disitu!" serunya untuk mengganti stokingnya. Sementara itu, Mone naik ke lantai dua. Ternyata dialah yang menelepon Geon Wook untuk mencarinya. Setelah selesai, Taera berkata "Sudah selesai". Lalu Geon Wook berdiri di hadapan Taera lalu menunjukkan bahasa isyarat yang dilakukannya tadi lalu melepas topengnya hingga Taera terkejut "Kau...". Sementara itu Mone menelepon Geon Wook lagi, lalu mendengar bunyi dering Hp di suatu ruangan dan mencoba menghampirinya. Dihadapan Taera, Geon Wook menerjemahkan bahasa isyaratnya "Malam ini, Anda... di pesta ini... adalah yang paling cantik" katanya tersenyum menatap Taera. Sementara Taera diam terpaku.
Kemudian seseorang yaitu Mone membuka pintu hingga mereka terkejut. Geon Wook langsung menarik Taera untuk bersembunyi. Geon Wook menariknya ke dalam pelukannya sambil membelai rambut Taera dalam waktu yang lama. Taera terlihat gugup dan campur aduk.
Mone tak menemukan mereka "Rasanya aku mendengar dering disini. Geon Wook oppa!! Apa kau disini?" lalu dia berbalik pergi. Geon Wook menatap Taera "Jantungmu... berdetak kencang", Taera langsung berbalik pergi namun tangannya ditarik Geon Wook ke pelukannya lagi. Geon Wook berusaha menciumnya. Taera berusaha menghindar dengan memalingkan wajahnya ke kanan dan ke kiri. Geon Wook memegang kepala Taera lalu menatapnya, Taera pun akhirnya menyerah dan tenggelam dalam ciuman Geon Wook dalam waktu yang lama...
Sementara itu, Mone terus mencari Geon Wook lalu berpapasan dengan suami Taera yang juga sedang mencari istrinya "Adik ipar, Siapa yang sedang kaucari? apa kau melihat kakakmu?". Mone menjawab tidak. Lalu suami Taera mengajak mencari bersama.
Di dalam gudang setelah berciuman, Taera tersadar dan melepaskan pegangannya di bahu Geon Wook juga tak berani menatapnya. Geon Wook lalu menatap Taera lalu mengusap bibirnya. Taera menatap Geon Wook, Taera semakin merasakan adanya cinta yang berbahaya lalu buru-buru meninggalkan ruangan.
Mone tak menemukan mereka "Rasanya aku mendengar dering disini. Geon Wook oppa!! Apa kau disini?" lalu dia berbalik pergi. Geon Wook menatap Taera "Jantungmu... berdetak kencang", Taera langsung berbalik pergi namun tangannya ditarik Geon Wook ke pelukannya lagi. Geon Wook berusaha menciumnya. Taera berusaha menghindar dengan memalingkan wajahnya ke kanan dan ke kiri. Geon Wook memegang kepala Taera lalu menatapnya, Taera pun akhirnya menyerah dan tenggelam dalam ciuman Geon Wook dalam waktu yang lama...
Sementara itu, Mone terus mencari Geon Wook lalu berpapasan dengan suami Taera yang juga sedang mencari istrinya "Adik ipar, Siapa yang sedang kaucari? apa kau melihat kakakmu?". Mone menjawab tidak. Lalu suami Taera mengajak mencari bersama.
Di dalam gudang setelah berciuman, Taera tersadar dan melepaskan pegangannya di bahu Geon Wook juga tak berani menatapnya. Geon Wook lalu menatap Taera lalu mengusap bibirnya. Taera menatap Geon Wook, Taera semakin merasakan adanya cinta yang berbahaya lalu buru-buru meninggalkan ruangan.
Saat Taera keluar, dia berpapasan dengan suaminya dan Mone. Dia terkejut "Sayang? Kapan kau datang?". Jaksa Park "Baru saja. Maaf, pekerjaanku lambat selesai. Tapi kenapa wajahmu seperti itu" tanyanya pada Taera yang tampak berantakan. Mone bertanya "Kak, saat aku masuk ke ruangan ini tadi... aku tak melihatmu. Kau tak mendengar suaraku?". Taera gugup "Oh? Apa kau...?". Seseorang membuka pintu hingga membuat Taera terkejut. Ternyata Geon Wook memakai lagi topengnya. Mone terkejut "Oppa?". Jaksa Park bingung "Siapa?". Taera buru-buru menjawab "Dia Tae Sung". Jaksa Park tersenyum "Oh, Adik ipar". Geon Wook lalu berjalan pergi meninggalkan mereka, tapi Jaksa Park memanggilnya "Adik ipar! Kau bahkan tidak mau menyapa 'Hello' padaku, adik ipar?". Geon Wook diam dan hanya melambaikan tangan lalu pergi. Mone jadi bertanya-tanya "Kenapa dia seperti itu?". Jaksa Park "Ibu mertua menunggu kita. Ayo turun" ajaknya. Taera yang masih tegang dan hampir terjatuh. Jaksa Park jadi heran "Kau tak apa-apa? Kau terlihat tak sehat". Taera berkata "tak apa-apa. Ayo turun".
Geon Wook berjalan melewati Jae In, lalu Jae In menyapanya "Tae Sung-shi, kau memecahkan gelas lagi?". Geon Wook lalu membuka topengnya sedikit agar Jae In tahu lalu mengisyaratkan agar Jae In tutup mulut soal ini "Ssst....Hong Tae Sung sekarang memakai pakaianku. Bukankah ini kesempatan sempurna? Cobalah bersenang-senang sepuasnya" katanya sambil menunjukkan dimana Tae Sung berada.
Jae In lalu menghampiri Tae Sung yang sedang main-main dengan baju zirah antik. Jae In menyapanya seolah-olah mengira dia adalah Geon Wook "Geon Wook!". Tae Sung tak menyadarinya. Jae In lalu menepaknya "Hey, Shim Geon Wook !! Apa yang kaulakukan? Kau tidak mendengarku? Bosan nih... pergi keluar yuk!". Tae Sung diam dan tampak bingung. Jae In lalu menarik paksa lalu mereka duduk di teras luar. (Setelah Bad Guy, kini Bad Girl pun beraksi ^^). Tae Sung membiarkan dirinya dikira Geon Wook.
Jae In lalu menghampiri Tae Sung yang sedang main-main dengan baju zirah antik. Jae In menyapanya seolah-olah mengira dia adalah Geon Wook "Geon Wook!". Tae Sung tak menyadarinya. Jae In lalu menepaknya "Hey, Shim Geon Wook !! Apa yang kaulakukan? Kau tidak mendengarku? Bosan nih... pergi keluar yuk!". Tae Sung diam dan tampak bingung. Jae In lalu menarik paksa lalu mereka duduk di teras luar. (Setelah Bad Guy, kini Bad Girl pun beraksi ^^). Tae Sung membiarkan dirinya dikira Geon Wook.
Jae In mencoba menyelami hati Tae Sung "Kau tahu Hong Tae Sung.... dia memecahkan gelas lagi. Kurasa memecahkan topeng kaca tidak cukup. Sekarang kalau kupikir-pikir alasan kenapa dia memecahkan topeng kaca itu... untuk mendapat perhatian ibunya. Kau tahukan saat aku kecil, saat ibuku sibuk dan tak memperhatikanku. Aku jadi sangat kesal dan membalik make up-nya. Tampak seperti itu. Seperti anak yang melampiaskan amarahnya untuk mendapat perhatian. Tapi jika tak ada yang memperhatikanmu, seberapa sakit rasanya? Pasti itu sangat...sulit bagi dia. Benarkan?" Katanya sambil menatap Tae Sung yang menyamar jadi Geon Wook. Tae Sung terdiam membisu. Jae In melanjutkan "Aku merasa aneh. Aku terus merasakan sesuatu pada Hong Tae Sung. Dia berbeda denganmu. Aku merasa kasihan dan menyesal untuknya. Sedang Kau... sepertinya bisa hidup sendirian tapi Tae Sung, kupikir dia tidak bisa hidup sendirian. Jadi, aku pikir itulah kenapa aku terus memikirkan dia". Sementara itu, di balik pintu Geon Wook memandangi mereka berdua.
Jae In lalu mengutip perkataan Tae Sung saat bicara dengan Ny Shin di restoran dulu "Andai saja sedikitnya ada satu orang di rumah itu memperlakukannya dengan hangat dan berkata seperti 'Kau sudah makan?', 'apa kau makan tepat waktu?'. Aku ingin mengatakan padanya". Tae Sung langsung berdiri. Jae In seolah-olah bingung ada apa berkata "Hey, Shim Geon Wook. Kenapa kau tibatiba seperti ini saat aku sedang bicara padamu?". Tae Sung tetap tak menjawab dan langsung pergi. Begitu pun Geon Wook yang asli langsung pergi agar tak disadari Tae Sung. Jae In pun tersenyum tanda awal kemenangan...
Jae In lalu mengutip perkataan Tae Sung saat bicara dengan Ny Shin di restoran dulu "Andai saja sedikitnya ada satu orang di rumah itu memperlakukannya dengan hangat dan berkata seperti 'Kau sudah makan?', 'apa kau makan tepat waktu?'. Aku ingin mengatakan padanya". Tae Sung langsung berdiri. Jae In seolah-olah bingung ada apa berkata "Hey, Shim Geon Wook. Kenapa kau tibatiba seperti ini saat aku sedang bicara padamu?". Tae Sung tetap tak menjawab dan langsung pergi. Begitu pun Geon Wook yang asli langsung pergi agar tak disadari Tae Sung. Jae In pun tersenyum tanda awal kemenangan...
Di dalam gallery, Tae Sung membuka topengnya dan tersenyum merenungkan perkataan Jae In tadi. Tampaknya hatinya semakin tersentuh oleh Jae In. Tae Sung lalu melanjutkan lamunannya di atas kursi panjang dan Geon Wook menghampirinya dan melepas topengnya.
Tae Sung "Apa kau dapat masalah?"
Geon Wook "Ya"
Tae Sung "Apa yang sudah kaulakukan?
Geon Wook "Aku menghancurkannya menjadi jutaan bagian kecil" (maksudnya benteng kekerasan hati Taera)
Tae Sung "Kau menghancurkan sesuatu? Ny. Shin itu pasti sedang sangat marah sekarang".
Geon Wook tersenyum saja Tae Sung mengira itu.
Tae Sung "Tapi... Siapa wanita itu?"
Geon Wook "Siapa?"
Tae Sung "Yang di gallery", (bilang aja langsung Jae In. Gengsi amat ni cowok!)
Geon Wook "Moon Jae In?"
Tae Sung "Kalian dekat. Kalian berdua cuma temankan?"
Geon Wook "Ya"
Tae Sung tersenyum "Jangan terlalu banyak mengganggunya. Dia tidak begitu suka padamu" katanya PD.
Geon Wook hanya tersenyum kecil.
Di apartemennya, Taera mengambil air es dan meminumnya untuk mendinginkan kepalanya yang panas karena kejadian di gallery. Tak disangka khayalannya saat di lift Haeshin dulu benar-benar terjadi di gallery ibunya. Tampaknya Taera akan sering meminum air es.
Sementara itu, gallery sudah kosong. Jae In beres-beres dan memunguti sampah-sampah. Rupanya Geon Wook belum pulang dan menghampiri Jae In lalu membantunya beres-beres. Jae In berterima kasih. Geon Wook lalu diam dan menatap Jae In (kayaknya kesal). Jae In bertanya "Kenapa kau menatap seperti itu?". Geon Wook lalu menyindir "Moon Jae In, kau sudah maju pesat ya! Saat dulu kau menumpahkan kopi di bajuku, kau tampak masih amatir". Jae In tertawa "Hong Tae Sung bilang apa?". Geon Wook "Dia bertanya padaku kau itu wanita seperti apa...". Jae In penasaran "Apa lagi?". Geon Wook menjawab "Itu saja". Jae In "Benarkah? Dia cuma berkata seperti itu? Seharusnya dia mengatakan lebih" harapnya (padahal sebenarnya emang banyak ^^). Jae In lalu mengeluh kakinya sakit lalu duduk di lantai. Geon Wook ikut duduk, dan Jae In pun bersandar di punggungnya.
Sementara itu, gallery sudah kosong. Jae In beres-beres dan memunguti sampah-sampah. Rupanya Geon Wook belum pulang dan menghampiri Jae In lalu membantunya beres-beres. Jae In berterima kasih. Geon Wook lalu diam dan menatap Jae In (kayaknya kesal). Jae In bertanya "Kenapa kau menatap seperti itu?". Geon Wook lalu menyindir "Moon Jae In, kau sudah maju pesat ya! Saat dulu kau menumpahkan kopi di bajuku, kau tampak masih amatir". Jae In tertawa "Hong Tae Sung bilang apa?". Geon Wook "Dia bertanya padaku kau itu wanita seperti apa...". Jae In penasaran "Apa lagi?". Geon Wook menjawab "Itu saja". Jae In "Benarkah? Dia cuma berkata seperti itu? Seharusnya dia mengatakan lebih" harapnya (padahal sebenarnya emang banyak ^^). Jae In lalu mengeluh kakinya sakit lalu duduk di lantai. Geon Wook ikut duduk, dan Jae In pun bersandar di punggungnya.
Jae In "Hey, Geon Wook. Hong Tae Sung... Apa yang dia suka?".
Geon Wook "Bagaimana aku tahu?".
Jae In "Kau kan selalu dengannya".
Geon Wook "Apa penting mengetahui apa yang dia suka? Kalau begitu... buat dia menyukai hal yang kau suka"
Jae In "Andai kau adalah Hong Tae Sung, apa yang kau suka? Katakan padaku. Kau kan juga laki-laki. Kau ingin apa?"
Geon Wook menjawab singkat "Chimbab" (masakan rumah).
Jae In tertawa terbahak-bahak "Kau pikir itu masuk akal? Dia punya koki profesional yang memasak untuknya. Kau pikir dia ingin makanan seperti itu? Apa? Chimbab? Bukan sesuatu yang ingin kau makan (tertawa) lupakan sajalah. Bodohnya aku bertanya begitu. Ah... nyamannya. Tapi kapan kita selesai membersihkan ini?" katanya sambil memejamkan mata berbaring di punggung Geon Wook. Geon Wook pun bersandar pada Jae In dan memejamkan mata.
Suatu pagi, jam berdering di apartemen Geon Wook. Geon Wook bangun dengan wajah kucel. Dia lekas memakai setelan jasnya dan pergi lebih pagi. Di sebuah tempat parkir, diam-diam dia menunggu seseorang keluar. Begitu orang yang dia cari muncul dan akan menjalankan mobilnya, Geon Wook beraksi dan pura-pura tak sengaja menyenggol bumper mobil itu. Orang itu jadi kesal apalagi karena dia sedang terburu-buru. Geon Wook berkata bahwa dia menyesal dan minta maaf dan memberikan kartu namanya. Mereka lalu bertukar kartu nama. Orang itu bernama Kang Yong Chul, seorang manager investasi. Geon Wook menawarkan diri memperbaiki mobilnya ke bengkel.
Dibengkel itu mereka ngobrol berdua, Geon Wook kembali minta maaf "Maaf karena telah membuat anda susah. Saya menyesal". Tn Kang terus melihat jam tangannya "Sudahlah tak apa". Geon Wook "Dilihat dari kartu nama anda. Tampaknya anda memiliki perusahaan investasi". Tn Kang "Ya. Tapi saya hanya mengurusi tentang portofolio pribadi". Geon Wook "Sebenarnya saya sedang mencari perusahaan investasi yang bagus. Ini pasti takdir". Tn Kang mulai berminat "Benarkah? Kerjaan utamaku berkaitan dengan pertukaran saham". Geon Wook "Sebenarnya saya ingin sekali mempelajari lebih banyak tentang pertukaran saham".
Sebuah mobil mewah tiba di hadapan mereka. Geon Wook permisi sebentar lalu mengambil kunci mobil itu dan menyerahkannya pada Tn Kang "Sementara mobil Anda diperbaiki, pakailah dulu mobil ini". Tn Kang sangat senang dengan mobil pengganti yang bahkan lebih mewah dari miliknya. Geon Wook berhasil mengambil hati Tn Kang. Dia pasti sedang merencanakan sesuatu pada orang ini.
Geon Wook lalu pergi ke Kantor Haeshin Group dan bermaksud menuju pintu lift. Ternyata Taera sudah ada di sana juga mau naik ke lantai 22. Mereka berdiri berdampingan, Taera tampak terkejut dan menatap Geon Wook tapi Geon Wook diam saja seolah tak kenal saja. Hari ini adalah hari pertama mereka mulai aktif bekerja di Haeshin. Tanpa menyapa Geon Wook masuk duluan, Taera pun menyusul masuk. Hanya ada mereka berdua di dalam lift. Sebelum lift ditutup Taera berkata "Kenapa kau ada disini? Jawab aku. Kenapa kau datang kesini tanpa Tae Sung?". Geon Wook tak menjawab pertanyaannya lalu memencet tombol menutup pintu. Setelah lift menutup, aura disekitar mereka seketika berubah. Geon Wook mulai maju ke depan Taera dan mendekatinya hingga Taera dan terdesak mundur hingga dinding lift. Taera bertanya dengan gugup "Apa yang sedang kaulakukan?". Geon Wook "Apa yang kau khawatirkan?". Taera "Apa?". Geon Wook memegang dagu Taera. Dia semakin mendekat, dia perlahan memegang dagu Taera dan mencium lembut pipinya (cie...cie...). Taera terpejam (he..he.. jangan-jangan Taera mengira mau dicium bibirnya nih), Geon Wook lalu berbisik perlahan "Aku bekerja di Haeshin mulai hari ini. Mohon bimbingannya Direktur Hong Tae Ra".
Lift sudah sampai lantai paling atas tapi karena mereka tak membuka pintu, lift kembali ke lantai dasar. Jae In berada di lantai satu menunggu Lift dengan karyawan lain. Saat lift terbuka Geon Wook dan Taera ada di dalam. Taera buru-buru keluar dari lift. Jae In masuk dan bertanya pada Geon Wook "Hey, Geon Wook, Dia kakaknya Mone kan? Apa kalian bertemu di atas?". Geon Wook menjawab dengan biasa "Ya, kami bertemu di atas".
Geon Wook mengambilkan kopi instan kepada Jae In lalu mereka ngobrol di kursi panjang di kantin kantor.
Geon Wook mengambilkan kopi instan kepada Jae In lalu mereka ngobrol di kursi panjang di kantin kantor.
Jae In "Kau bekerja? Jadi kau secara resmi bekerja di perusahaan? Di departemen perencanaan konstruksi Haeshin?"
Geon Wook meminum kopinya dan mengiyakan "Hem.."
Jae In "Ah, Selamat ya! Kupikir keluarga itu tidak begitu menyukaimu tapi mengetahui mereka memberimu sebuah jabatan di perusahaan, mereka pasti sudah menyukaimu. Lalu... apa kau akan menikahi Mone?" tanyanya penasaran.
Geon Wook menjawab "...Tidak. Tidak ada rencana yang akan dilakukan dengan Mone".
Jae In tersenyum seperti lega.
Geon Wook lalu memberikan sebuah amplop pada Jae In "Ini.... hadiah pekerjaan".
Jae In membukanya "Apa ini?... Inikan kartu anggota tempat fitness center"
Geon Wook "Itu tempat Hong Tae Sung sering main setelah selesai kerja. Dia akan pergi ke sana setiap hari"
Jae In tersenyum heran "Hey... tapi tempat ini sangat mahal"
Geon Wook "Karena kau bilang kau ingin berusaha..., aku pergi duluan ya" lalu dia permisi pergi. (Ada apa gerangan tiba-tiba Geon Wook mendukung Jae In??)
Geon Wook memperkenalkan diri pada rekan-rekan kerja barunya "Namaku Shim Geon Wook, Mohon bimbingannya" katanya. Paara rekan kerjanya menyambut dengan ramah. Dia ditugaskan bersama Tae Sung di bagian konstruksi. Manager berkata "Sepertinya Direktur Hong Tae Sung belum datang. Shim Geon Wook-shi, tolong ambilkan dokumen tentang proyek taman robot di ruang direktur Hong". Geon Wook "Baik, saya mengerti".
Geon Wook masuk tapi tak langsung mencari file yang diminta. Dia malah duduk menikmati kursi direktur sambil menaikkan kakinya di atas meja layaknya kursinya sendiri dan tampak senang. Bersiul dan berputar-putar di atas singgasana Hong Tae Sung. Tentu saja, Hong Tae Sung juga namanya, dan mungkin dia akan merebut nama itu kelak.
Detektif Gwak dan Lee menemui Ny. Shin di Dindin Art Gallery. Ny. Shin bertanya "Choi Sun Young? Siapa dia? Kenapa kalian mencarinya?". Jae In mengetuk pintu lalu masuk untuk menyuguhkan minuman. Ny. Shin "Jae In-shi, apa kau tak tahu cara mengetuk pintu?". Jae In "Saya sudah mengetuk, tapi sepertinya anda tak mendengarnya". Detektif Gwak "Shin Myung Won-shi, anda tak perlu repot-repot"Ny. Shin mulai tersinggung "Shin Myung Won-shi...?"(Pengennya dipanggil Nyonya ^^)Ny. Shin berkata pada Jae In "Jae In-shi, kau tidak keluar?". Jae In "Ah baik". Detektif Gwak "Benar... anda tak kenal Choi Sun Young? Dia adalah kekasih Hong Tae Sung". Jae In hendak keluar tapi tertahan karena tertarik ingin menguping pembicaraan mereka soal Tae Sung.
Ny. Shin "Kekasih Tae Sung?... Ah, itu gadis yang dia bawa dan ingin dia nikahi. Memangnya ada apa dengan gadis itu?"
Detektif Gwak "Dia terjun bunuh diri dari gedung tempat Hong Tae Sung tinggal"
Ny. Shin berkata sinis "Oh.., Aku sudah tahu kalau Tae Sung pasti akan terlibat masalah seperti itu. Dia malah membawa gadis seperti itu. Kenapa dia mati? Tapi... Bagaimana bisa anak yang pernah hidup bersama kami terlibat dengan gadis itu?"
Detektif Gwak "Sebelum Choi Sun Young tewas, dia adalah pria yang ada di sana bersamanya. Mereka pernah tinggal di panti asuhan yang sama".
Ny. Shin terkejut "Apa katamu? Maksudmu bocah itu dan Choi Sun Young yang tewas pernah tinggal bersama di panti asuhan yang sama?"
Detektif Gwak "Anak yang menghilang itu pasti sudah beranjak dewasa sekarang. Pria itu berada dekat dengan keluarga anda. Bagaimana jika dia mencoba mengganggu Hong Tae Sung..."
Ny. Shin "Apa maksudmu? Kenapa anak itu harus mengganggu Hong Tae Sung?"
Detektif Gwak "Bagaimana jika dia ingin balas dendam pada Hong Tae Sung karena menolak wanita yang sudah dia anggap sebagai kakak sendiri? Apa anda tidak berpikir begitu? Mohon jangan mempersulit investigasi kami dan paling tidak untuk putramu..."
Ny. Shin "Anak itu.. kenal Choi Sun Young... Apa kau yakin? Tapi kudengar anak itu sudah meninggal".
Detektif Gwak terkejut "Meninggal? Hong Tae Sung"
Ny. Shin kesal "Kenapa dia dipanggil Hong Tae Sung? Itu benar-benar tak pantas! Aku benar-benar mendengar bahwa dia sudah meninggal"
Detektif Gwak "Tapi tak ada laporan soal itu. Tidak ada seorangpun yang melaporkan kematiannya"
Ny. Shin "Ceklah lagi. Dia sudah meninggal 20 tahun lalu. Apa sudah selesai sekarang? Jangan kembali lagi ke sini. Jika kalian menggangguku lagi, aku tak akan membiarkannya. Kalian mengerti?". Ny. Shin lalu menelepon Ji Yeon untuk mengantar para detektif keluar.
Detektif Gwak mengerti "Maaf telah mengganggu anda" lalu mereka permisi pergi. Tapi, wajah Ny. Shin terlihat gundah.
Sementara itu, Geon Wook masih duduk di meja kerja Tae Sung. Dia teringat kata-kata pak tua di rumahnya yang di Mi Rang tentang pria tua misterius yang mengunjungi makam orang tuanya 1-2 kali setahun, meletakkan bunga di atasnya, juga membersihkannya. Siapa dia?
Sendirian di ruangannya, Ny. Shin menelepon kepala pelayan di rumahnya, manager Uhm.
Sendirian di ruangannya, Ny. Shin menelepon kepala pelayan di rumahnya, manager Uhm.
Manager Uhm "Ya, Ny. Shin"Saat Geon Wook masih duduk di meja kerja Tae Sung, tiba-tiba Tae Sung masuk sehingga dia langsung berdiri.
Ny. Shin "Ya. Anak itu.. yang diusir 20 tahun yang lalu, cari dia tanpa ada yang tahu. suruh seseorang dan lakukan diam-diam"
Pelayan Uhm "Ya, Nyonya. Saya mengerti"
Ny. Shin "Aku tak peduli berapapun biayanya. Jadi, carilah orang yang dapat dipercaya. Mengerti?"
Pelayan Uhm "Ya, Saya mengerti"
Ny. Shin "Dia tak mungkin hidup, kudengar dia sudah mati. selidikilah!"
Pelayan Uhm kemudian memandang container (tempat Geon Wook kecil pernah bermain) dan teringat saat Geon Wook memakan permen milik pemberiannya dulu.
Geon Wook "Anda sudah datang?"
Tae Sung bertanya "Kenapa kau duduk di sana?"
Geon Wook "Team Leader memintaku memeriksa beberapa informasi" lalu beranjak mau keluar.
Tae Sung memanggil "Hey, Kenapa kau tak datang menjemputku pagi ini? Aku menunggumu"
Geon Wook "Saya harus pergi untuk kerja juga"
Tae Sung "Kau pikir karena kau bekerja disini maka kau tak harus mengantarku kemana-mana lagi, tapi bukan begitu. Jemput aku mulai besok"
Geon Wook bermaksud keluar tapi pandangannya tercekat dengan sesuatu yang dikeluarkan Tae Sung dari bingkisan yang diawanya. Tae Sung yang sedang memegang miniatur robot yang ternyata milik Geon Wook saat kecil dulu. Tae Sung "Aku sudah bermain ini sejak masih anak-anak. Robot Theme Park. bagaimana jika aku menggunakan ini sebagai konsep. Bagaimana menurutmu?". Geon Wook hanya diam menatap mainan itu. Tae Sung "Kenapa kau tak menjawab? Apa bagus?". Geon Wook menjawab dengan menunduk "Tidak" katanya dengan pelan. Tae Sung lalu teringat sesuatu "Ah, apa kau sudah ke Mi Rang?". Geon Wook "Ya, tapi aku tidak menemukan sesuatu yang signifikan di sana". Tae Sung "OK, kau boleh pergi". Tapi saat mau menutup pintu, dia menatap lagi mainan yang dipegang Tae Sung dengan pandangan sedih layaknya anak kecil yang direbut mainannya.
Jae In mendatangi gym sesuai dengan yang diinformasikan Geon Wook. Jae In mencoba satu alat Gym sambil melihat kesana-kemari (sedang cari-cari Tae Sung). Tae Sung yang baru datang melihat Jae In dan tersenyum (mungkin berpikir 'wah kebetulan nih'), lalu dia duduk tak jauh dari Jae In. Jae In melihatnya, dan mereka saling menatap sejenak. Tae Sung tersenyum tapi Jae In pura-pura tak peduli.
Jae In pindah dan mencoba alat yang lain, dan Tae Sung mengikutinya dan latihan di samping Jae In. Jae In pindah lagi ke treatmill tapi kali ini Tae Sung tidak mengikutinya. Jae In jadi melihat kesana-kemari (mencari Tae Sung). Tae Sung tersenyum geli melihat Jae In yang sok jaim tapi ternyata diam-diam mencarinya. Dari jauh Tae Sung memanggil "Permisi!". Jae In "Ya...oh...!!!!" jeritnya karena terpeleset dari treatmill dan sepertinya kakinya keseleo ^^. Tae Sung langsung lari menghampirinya.
Jae In benar-benar terkilir dan tidak bisa berjalan. Tae Sung menyuruhnya naik ke punggungnya. Awalnya Jae In enggan tapi akhirnya mau juga. Tae Sung menggendong Jae In dan membawanya ke UGD rumah sakit. Karena tak mengerti aturan rumah sakit, Tae Sung yang terbiasa jadi tuan muda teriak-teriak karena pihak media belum juga melayani (kan antri dulu Mas!!). Padahal disana sedang terbaring pasien parah yang perlu ketenangan ^^. Tae Sung akhirnya sadar lalu dia bersedia melakukan sesuai prosedur.
Jae In pindah dan mencoba alat yang lain, dan Tae Sung mengikutinya dan latihan di samping Jae In. Jae In pindah lagi ke treatmill tapi kali ini Tae Sung tidak mengikutinya. Jae In jadi melihat kesana-kemari (mencari Tae Sung). Tae Sung tersenyum geli melihat Jae In yang sok jaim tapi ternyata diam-diam mencarinya. Dari jauh Tae Sung memanggil "Permisi!". Jae In "Ya...oh...!!!!" jeritnya karena terpeleset dari treatmill dan sepertinya kakinya keseleo ^^. Tae Sung langsung lari menghampirinya.
Jae In benar-benar terkilir dan tidak bisa berjalan. Tae Sung menyuruhnya naik ke punggungnya. Awalnya Jae In enggan tapi akhirnya mau juga. Tae Sung menggendong Jae In dan membawanya ke UGD rumah sakit. Karena tak mengerti aturan rumah sakit, Tae Sung yang terbiasa jadi tuan muda teriak-teriak karena pihak media belum juga melayani (kan antri dulu Mas!!). Padahal disana sedang terbaring pasien parah yang perlu ketenangan ^^. Tae Sung akhirnya sadar lalu dia bersedia melakukan sesuai prosedur.
Di suatu tempat, Geon Wook menemui informannya. Informan itu memberikan informasi tentang Kang Young Chul dan Hong Tae Kyun (Anak tertua direktur Hong). Tampaknya Kang Young Chul mengetahui investasi rahasia Hong Tae Kyun.
Kang Yong Chul tiba di cafe itu juga, sehingga Geon Wook langsung permisi pada informannya itu. Geon Wook pura-pura tak sengaja berada di sana dan berpapasan dengan Tuan Kang. Tuan Kang terlihat malu karena dia terhanyut memakai mobil pinjaman Geon Wook dan beralasan bahwa perbaikan mobilnya perlu waktu lama. Geon Wook dengan tersenyum berkata "Jangan khawatir". Tuan Kang lalu bersedia di lain waktu mengobrol soal investasi dengan Geon Wook.
Tae Sung mengurus administrasi Jae In. Setelah Jae In selesai diperiksa, Tae Sung bertanya dengan khawatir "Mereka bilang apa?". Jae In "Kan sudah kukatakan cuma terkilir biasa kok" katanya. Lalu seorang perawat datang dan bertanya "apakah Anda pasangan pasien?", Tae Sung tersipu mendengar pertanyaan itu. Tapi 'The Tae Sung Explorer' tak berhenti sampai situ, lagi-lagi dia disuruh mengantri pembelian obat ke apotik rumah sakit.
Tae Sung lalu mengantar Jae In pulang. Jae In minta diturunkan di jalan dekat rumahnya (mungkin malu kalau Tae Sung melihat rumahnya yang sederhana) Tae Sung khawatir ingin mengantar tapi Jae In bersikeras. Sebelum pulang Tae Sung memberikan obat pada Jae In "Diminum 30 menit setelah makan. Pastikan kau meminumnya. Aku harus menunggu antrian 20 menit untuk mendapatkan obat ini" katanya bangga. Tae Sung mengungkapkan dia tak akan pergi ke tempat fitness itu. Walaupun menyenangkan, dia tak mau melihat kejadian seperti Jae In yang terkilir tadi.
Saat mau berpisah, tiba-tiba Jae In hampir terjatuh lagi tapi Tae Sung dengan sigapnya menangkap Jae In.(Sepertinya ini bukan cuma terkilir tapi juga memang Jae In selalu ceroboh. Jadi ingat kata Geon Wook dulu saat mengantar Jae In pulang bahwa Jae In gampang jatuh). Mereka lalu saling menatap. Tae Sung tergerak mencium Jae In dan merekapun berciuman di pinggir jalan dalam waktu yang lumayan lama. It's 'Fitness Kiss' (pake baju olahraga soalnya he..he..).
Ketika Tae Sung pergi, Jae In menelepon Geon Wook yang saat itu baru pulang. Dia mengucapkan terimakasih atas kartu angota pusat kebugaran itu lalu berkata dengan nada agak pamer bahwa dia untuk sementara tak pergi lagi ke tempat fitness karena kakinya terkilir. Seharusnya dia yang berniat merawat Tae Sung tapi malah Tae Sung yang merawatnya. Geon Wook menanggapi dengan sinis bahwa Jae In adalah orang pertama yang Tae Sung perhatikan dan itu bagus. Geon Wook berkata seperti itu karena Sun Young tak pernah diperhatikan Tae Sung seperti itu. Tapi Jae In tak mengerti maksud Geon Wook.
Geon Wook merencanakan sesuatu dengan rekannya berkaitan dengan aktifitas anak tertua Presdir Hong, Tae Kyun. Geon Wook menyuruh rekannya itu mengirim sebuah dokumen yang akan mengejutkan Tae Kyun saat dia tiba di rumahnya.
Hari itu Hong Tae Gyun pulang ke rumahnya. Dia tampaknya baru datang dari cabang Haeshin di USA. Jelas sekali Ny. Shin sangat perhatian dan sayang dengan Tae Kyun hingga mengundang kecemburuan Tae Sung. Mone sangat senang Geon Wook datang dan ingin memperkenalkannya dengan Tae Kyun. Tanpa sungkan Mone langsung menggandeng tangan Geon Wook. Ny. Shin tidak suka melihatnya dan berkata pada Tae Sung "Kenapa kau membawa asistenmu ke sini?". Mone membela dan mengatakan bahwa Geon Wook adalah kekasihnya. Jadi dia adalah keluarga sekarang. Mendengar itu Taera tampak kesal. Tae Kyun heran kenapa kekasih Mone adalah asisten pribadi Tae Sung. Tae Sung berkata "Jangan lihat aku. Aku tak melakukan apapun kok. Dia bahkan sekarang menempati posisi di perusahaan ayah". Ny. Shin langsung mengomel pada Presdir Hong kenapa tak merundingkan hal itu dengannya dulu. Mone sangat senang dengan hal itu. Predir Hong menjelaskan bukan karena dia kekasihnya Mone tapi karena Geon Wook punya kemampuan. Tae Kyun tak setuju karena ini tentang Mone. Tae Sung lalu membuat masalah lagi "Memengnya Mone sebegitu spesialnya?". Tae Kyun memperingatkan Tae Sung bahwa dia harus lebih dewasa sekarang lagipula Mone kan adik Tae Sung juga. Ny. Shin lalu menyambung "Andai saja dia bersikap seperti ini kalau dia tahu (soal Mone)? Tae Kyun... kau lelahkan?" katanya sambil membelai Tae Kyun sehingga mengundang kecemburuan Tae Sung. Tae Sung lalu berkata "Mone adalah adikku dan aku juga adikmu. Aku heran kenapa semua orang lupa dengan hal itu. Apa karena garis keturunannya sulit?"
Ny. Shin sangat kesal lalu menyinggung Tae Sung "Aku tak tahan lagi. Kareba kau seperti ini makanya pacarmu mati. Kekasihmu saja kau tak bisa menjaganya. Kau menelantarkannya sehingga dia bunuh diri karena kau yang terlalu banyak memberinya harapan!". Tae Sung memperingatkan agar jangan ungkit-ungkit nama Sun Young. Tapi Ny. Shin tetap melancarkan mulut berbisanya. Tae Sung marah dan langsung pergi meninggalkan rumah.Geon Wook juga tak tahan mendengar hinaan pada Sun Young dan matanya pun berkaca-kaca lalu keluar. Taera pun heran ada apa dengan Geon Wook. Tae Sung mabuk-mabukan di depan gedung tempat Sun Young bunuh diri
Sebuah kiriman datang untuk Presdir Hong, Geon Wook tersenyum melihat itu. Presdir Hong tidak mengerti maksud kiriman itu "Apa ini? Anti-Bio Report?", Tae Gyun melihatnya dan buru-buru mengambil dan mengamankan dokumen itu dari ayahnya dan berkata itu dokumen tidak penting. Geon Wook melihat itu dari jauh dan tersenyum licik.
Geon Wook bermain-main bersama Mone dan So Dam di halaman. Geon Wook menggendong So Dam seperti ayah saja. Taera sejenak tersenyum melihat itu (mungkin dia berpikir andai Geon Wook adalah ayah So Dam). Mone dan So Dam permisi sebentar ke dalam, Geon Wook mendapat kesempatan untuk bicara berdua dengan Taera di depan rumah.Geon Wook memuji |"Sodam anak yang cantik karena dia mirip dengan ibunya". Taera lalu mengungkit soal apa yang terjadi di gallery "Apa yang terjadi di hari itu, adalah kesalahan". Geon Wook "Kesalahan?". Taera tak berani menatap Geon Wook lalu buru-buru pergi, tapi Geon Wook menahan dan menggenggam tangan Taera "Benarkah?". Taera "Para anggota keluarga ada di sini. Kupikir Tae Sung pergi, lebih baik kau juga". Geon Wook tak peduli "Aku ingin dengar". Taera "Jawaban apa yang ingin kau dengar?". Geon Wook "Perasaanmu yang sebenarnya". Mereka saling menatap sedih. Taera berkaca-kaca "Kau keterlaluan". Geon Wook melepaskan genggamannya lalu permisi pergi. Taera menatapnya dari belakang.
Di jalan, Geon dia mendapat telepon dari petugas kemamanan apartemen Tae Sung yang lama dan menyuruh Geon Wook untuk menjemputnya karena Tae Sung mabuk berat. Tapi Geon Wook malas lalu menyuruh Jae In menjemput Tae Sung karena ini adalah kesempatan bagus untuk Jae In. Saat Jae In memasukkan Tae Sung ke dalam mobil, detektif Gwak dan Lee datang datang mencari Tae Sung. Jae In lalu mengenali mereka lalu menanyakan maksud detektif itu. Detektif Gwak menjelaskan tentang kasus bunuh diri Sun Young di tempat mereka berdiri. Jae In tiba-tiba teringat saat menabrak seseorang hari itu. Detektif Gwak tertarik dan menanyakan ciri-ciri orang yang ditabrak Jae In dengan perawakan tinggi dan berbaju hitam. Detektif Lee merasa itu cocok dengan keterangan saksi mereka. Jae In lalu ditanya lagi apa ada ciri khusus, dan Jae In pun teringat bahwa dipunggung pria itu ada bekas luka....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar