Selasa, 20 Juli 2010

siNopsis dRama Bad guY "ePisode 7"



Jae In sudah kembali dari Jepang. Di apartemennya, Won In penasaran dengan sebuah bingkisan di atas meja yang berisi sebuah kado. Dia hampir membukanya, tapi Jae In langsung cepat-cepat merebutnya karena itu adalah untuk Ny. Shin. Won In menggerutu "Psh... Jadi, untuk adikmu kau hanya memberi benda kumal ini dan yang lebih bagus untuk bosmu?" katanya sambil memainkan gantungan kunci pemberian Jae In dari Jepang. Won In bertanya "Bagaimana dengan topeng kacanya?". Jae In "Aku tidak membawanya" katanya sampil menempel hiasan kado yang lepas. Won In menyindir "Kau tidak membawanya atau tidak bisa membawanya?". Jae In "Seseorang akan membawanya. Jangan khawatir? Orang itu pasti akan membawanya" katanya dengan wajah agak gusar. Won In tertawa lebar "Orang itu? kau menemukan seorang pria di Jepang atau apa?". Jae In "Hey, bukannya kau harus pergi sekolah? Pergilah! Aku harus siap-siap pergi kerja nih. Cepatlah" katanya lalu menuju kamar.
Jae In duduk di depan meja riasnya. Dari belakang Won In berkata (kali ini serius) "Kak, ibu pemilik apartemen menelepon lagi. Cepatlah bayar uang sewa". Jae In menjawab "Aku mengerti. Pergilah ke sekolah" katanya agar Won In tak khawatir. Jae In lalu mencoba menelepon Geon Wook, dia berpikir sejenak "Apa ini terlalu cepat?". Tapi ternyata Jae In tak bisa meneleponnya karena pulsa kreditnya tak cukup untuk menelepon. Jae In jadi gundah sekali. Lalu ada sms dari Geon Wook "aku sudah kembali ke Seoul". Jae In lalu mengetik jawaban "Welcome. Apa Hong Tae Sung juga bersamamu?" tapi langsung dihapusnya dan kembali mengetik "Welcome. Apa kau datang sendirian?" (^^ supaya tak terlihat seperti dia mengharapkan Tae Sung kembali). Geon Wook membalas "Tidak. Dua". Jae In langsung tersenyum lega dan bergumam "Jadi, artinya Hong Tae Sung bersamanya".
Jae In menata rambutnya di salon, dia teringat saat Tae Sung setengah sadar memanggilnya Sun Young dan saat Tae Sung menciumnya. Sepertinya Jae In mencium adanya kesempatan.
Setelah keluar dari bandara Incheon, Geon Wook bertanya "Kemana kita akan pergi?". Tae Sung menjawab "Ayo ke kantor polisi bagian timur!". Mendengar itu, wajah Geon Wook terlihat khawatir.
Jae In menghadap Ny. Shin lalu memberikan kadonya. Ny. Shin terlihat kecewa "Jadi maksudmu topeng kaca itu sekarang ada di Seoul, tapi tidak di tanganmu?". Jae In menjawab dengan hati-hati "Ya, ada seseorang yang mengambilnya sebelum saya. Dia akan berada di Korea segera". Ny. Shin bertanya "siapa?". Jae In berusaha meyakinkan "Saya akan segera bertemu dengannya dan tak akan membiarkan ini berpengaruh pada pameran anda". Ny. Shin "Jae In, kau kan bilang sendiri bahwa topeng kaca karya Tuan Ryu hanya satu-satunya di dunia. Alasanku memilihmu karena kau bisa menemukan barang langka seperti itu. Dan aku percaya kau bisa membawanya padaku. Kau tahu itu kan?" katanya setengah mengomel. Jae In mengelus tangannya yang gemetar "Ah...tentu saja. Akan kupastikan Anda dapat memamerkannya".
Tae Sung dan Geon Wook tiba di depan kantor polisi. Tae Sung bertanya "Kau tidak ikut masuk?". Geon Wook "Aku menunggu disini saja". Setelah Tae Sung masuk, Geon Wook menelepon seseorang untuk menanyakan apakah hasil penyelidikan yang dia minta sudah selesai, di tengah pembicaraan itu detektif Gwak dan Lee tiba. Detektif Lee menyuruh Geon Wook untuk tidak memarkir mobil di depan kantor. Kemudian, saat mau masuk ke kantor, Detektif Gwak bertanya pada detektif Lee "Kau menyimpan barang-barang Choi Sun Young di tempat yang aman kan?". Detektif Lee mengiyakan. Mendengar itu Geon Wook langsung tercekat kemudian memutuskan untuk masuk ke dalam.
Di tempat investigasi, Tae Sung bertanya "Bukankah Sun Young bunuh diri?". Detektif Gwak "Ya. Di tempat kejadian, ternyata ada saksi lain". Geon Wook tiba, sehingga Detektif Gwk bertanya "siapa dia" pada Tae Sung. Tae Sung menjawab "Dia adalah Jebi" (Jebi : asisten pribadi). Mereka saling memberi hormat, lalu Tae Sung bertanya lagi "Saksi baru?". Detektif Gwak "Menurut saksi itu, dia melihat seseorang yang bertengkar dengan Choi Sun Young di depan apartemenmu. Orang itu pernah diadopsi lalu dikeluarkan oleh Haeshin Group sebelum Anda diadopsi".
Tae Sung tercengang "Sun Young kenal dengan pria yang salah diadopsi oleh keluarga kami?". Detektif Gwak "Itu sudah dikonfirmasi bahwa dia berasal dari panti asuhan yang sama dengan Choi Sun Young". Detektif Lee bertanya "Apa Choi Sun Young tidak pernah menceritakannya padamu sebelumnya tentang Hong Tae Sung yang lain?". Tae Sung diam berpikir. Detektif Gwak "Jadi, apa Anda tahu tentang anak laki-laki yang diadopsi oleh keluarga Anda? Seperti identitas atau alamatnya? Apa Anda punya informasi tentang dia?". Mendengar itu Geon Wook yang berdiri membelakangi sambil menguping pembicaraan mereka terlihat sangat khawatir. Dia tak menyangka kalau penyelidikan tentang Sun Young sudah sejauh ini. Tae Sung "Apa kalian yakin... bahwa dia bertemu si brengsek itu? Setelah aku diadopsi oleh Haeshin Group, aku tak pernah mendengar apapun tentang ini. Namaku...Dia (Sun Young) pernah berkata menyukai nama Hong Tae Sung. Dia bilang itu nama yang dia sukai".
Geon Wook teringat saat Sun Young berkunjung di apartemennya "Tae Sung! Nama dia juga Hong Tae Sung lo! Sudah lama aku tidak bertemu denganmu, apa yang sedang kau kerjakan hingga sesibuk itu?". Geon Wook diam saja di berkutat dengan file-file Haeshin Group di meja kerjanya. Sun Young menghampiri "Hey, kau dengar aku tidak?". Geon Wook "Yup. Maafkan aku, Noona". Sun Young melihat berkas-berkas itu "Apa itu? Dokumen Haeshin Group?". Geon Wook langsung berdiri "Ayo makan!! Sudah lama aku tak makan masakanmu" katanya sambil berlari kecil menuju meja makan. Pandangan Sun Young terhenti pada satu foto, Hong Tae Sung. Lalu dia memanggil "Tae Sung!". Geon Wook yang dengan lahap memakan masakan Sun Young berkata "Sekarang panggil aku Geon Wook". Sun Young memegang foto itu "Orang ini... adalah laki-laki yang kutemui". Geon Wook terkejut.
Kemudian seorang laki-laki yang terborgol tiba melewati mereka. Dia ternyata adalah saksi kasus Choi Sun Young dibawa seorang polisi untuk kembali ditahan karena berbuat masalah lagi. Detektif Gwak heran kenapa orang ini lagi-lagi membuat masalah "kau ini benar-benar pelanggan tetap ya" katanya menyindir. Dia kemudian diinterogasi tak jauh dari mereka.
Karena dirasa sudah selesai, Tae Sung permisi pergi tapi dia terhenti karena teringat sesuatu "Apa kau sudah membaca diary Sun Young?". Detektif Gwak "Diary?". Tae Sung "Ya. Sun Young selalu membawanya kemana-mana layaknya dompet dan selalu menulis apapun yang terjadi". Geon Wook terlihat makin cemas, kini mereka tahu sumber bukti yang harus dicari. Detektif Gwak bertanya pada detektif Lee "Apa ada diary di rumah dia (Sun Young)?". Detektif Lee "Tidak". Tae Sung heran "Tidak ada? Ini aneh, dia tak pernah membiarkan itu lepas dari matanya. Beri tahu aku jika kau perlu bantuanku lagi". Mereka berdua lalu permisi pergi. Laki-laki yang menjadi saksi kasus Sun Young itu lalu mengamati Geon Wook dari belakang dan merasakan sesuatu tapi tampaknya dia belum yakin (Dia saat malam kejadian hanya melihat bagian belakang Geon Wook, mungkin karena ini Geon Wook memotong rambutnya).
Di dalam mobil, Tae Sung coba mengingat kembali di hari saat dia di bawa ke rumah keluarga Hong. Dia ingat anak laki-laki yang kehujanan itu yang menjawab "Ya, ayah" saat Direktur Hong memanggil "Tae Sung". Dalam lamunannya itu, Tae Sung langsung berseru meniru panggilan ayahnya waktu itu "Tae Sung!". Geon Wook yang sedang menyetir (mungkin juga setengah melamun) spontan menjawab "Ya?". Untunglah Tae Sung tak menyadarinya, Geon Wook tampak kesal karena hampir saja memberi Tae Sung clue. Tae Sung bergumam "Hong Tae Sung. Temukan laki-laki lain yang bernama Tae Sung itu... Kenapa kau tak menjawab?". Geon Wook "Saya mengerti". Tae Sung "Seingatku orang itu anak yang menjijikkan. Kenapa Sun Young malah mengenal dia? mengatakan bahwa dia menyukai nama Tae Sung karena si brengsek itu. Apa sih yang terjadi?". Mendengar itu Geon Wook tampak kesal (*0* tentu saja, mana ada yang ga kesel mendengar dirinya disebut menjijikkan).

Mone dan Taera sedang menunggu Ny. Shin di butik. Mone membujuk "Kakak, please kirim aku ke Jepang. Geon Wook oppa tidak menjawab teleponnya. Bagaimana jika sesuatu terjadi?". Taera "Mone, dengar baik-baik. Seorang laki-laki yang tidak menelepon atau berkata kapan dia datang atau pun dan pergi... Itu artinya dia tidak menyukaimu tapi memanfaatkanmu". Mone "Aku tidak peduli selama aku menyukainya". Taera "Mone...".
Tiba-tiba Ny. Shin datang. Kemudian petugas butik membawa koleksi baju terbarunya. Pandangan Ny. Shin teralih pada 1 baju "Apa itu? Itu bukan style kami!". Petugas itu menjelaskan "Ini merk terbaru. kami memberikannya pada pelanggan kami sebagai hadiah. Anda tidak suka?". Ny. Shin mengeluh "Tidak terlihat sebagus itu". Petugas itu berkata "Ini tidak akan menarik bagi Anda, Ny Shin. Bahkan harganya terjangkau juga. Kami memang sedang merenungkan apakah harus membawakan ini atau tidak. Tapi desainnya lumayan bagus. Kalau begitu akan saya singkirkan". Ny. Shin mencegah "Jangan. Tolong dibungkus dengan tas yang berbeda". Taera bertanya "Kenapa? Ibu kan tak mau memakainya". Ny. Shin "Ada orang yang akan menyukai baju seperti itu. Orang yang akan sangat berterima kasih". Sementara itu, Mone tidak memperhatikan dan hanya memandangi Hp-nya kalau-kalau ada telepon dari Geon Wook.
Di ruang kerjanya, Jae In sedang menelepon ibu pemilik apartemen dan mengabarkan bahwa dia sudah menyetorkan uang sewa 2 bulan serta minta maaf karena sudah telat membayar. Jae In memeriksa sisa rekeningnya yang sisa sedikit via internet kemudian dia mengeluh pelan "Aku harus bertahan hingga hari gajian".
Ny. Shin tiba "Sendirian saja?" tanyanya, Jae In menyambutnya "Anda sudah datang". Ny. Shin memberinya bingkisan "Aku baru saja dari Department Store. Kupikir ini pantas untukmu". Jae In terlihat senang "Oh, direktur! Terima kasih". Ny. Shin tersenyum "walaupun kau tak membawa topeng kaca... dan aku tidak begitu senang denganmu tapi melihat pakaian secantik itu, aku jadi memikirkanmu Jae In" katanya sedikit menyindir (Oooo ternyata pakaian yang ditolak Ny. Shin karena bukan 'selera'nya itu diberikan untuk Jae In. Andai Jae In tahu kalau Ny. Shin merendahkannya). Jae In tersanjung "Aku akan memakainya". Ny. Shin "Itu pantas untukmu. kau tahukan aku punya selera yang bagus". Jae In coba meyakinkan "Jangan khawatir tentang topeng kaca... (melihat ke dalam bingkisan) Ah.., cantik sekali" katanya puas. Ny Shin tersenyum "memangnya kaupikir aku cuma mengambil saja?" lalu pergi ke ruangannya. Jae In mencek merk dan harga baju itu dan tampak senang (baginya harga pakaian itu 'mahal').
Tae Sung kembali ke apartemennya. Dia menuju lemari baju dan melihat pakaian-pakaian Sun Young yang tertinggal disana dan memandanginya. Geon Wook juga, dia sedang membereskan barang-barang di koper Tae Sung dan memandangi topeng kaca milik Ryu sensei. Saat Tae Sung hendak keluar, Geon Wook langsung meletakkannya kembali.
Tae Sung sepertinya hendak ke suatu tempat, tapi langkahnya tertahan mendengar Geon Wook berkata "Kupikir untuk topeng kacalah alasanmu kembali ke Korea". Tae Sung "Memang beban berat, tapi jika mereka bilang dia meninggal bukan karena aku. Aku akan merasa sedikit lebih baik...Ada barang-barang wanita di sini. Pakaian dan make up.. Singkirkan semuanya.". Geon Wook terlihat tidak nyaman "Menyingkirkan semuanya berarti...". Tae Sung "Apa kau tak mengerti arti 'menyingkirkan semuanya'? Artinya buang keluar semuanya". Geon Wook "Orang itu... Apa kau tidak... mencintainya" katanya terlihat berat. Tae Sung "Apa?". Geon Wook "Jika kau mencintainya, kau pasti sedikitnya akan menyimpan satu benda yang membuatmu terkenang akan dia...". Tae Sung memotong "Hey! Itu bukan urusanmu. lakukan saja apa yang kusuruh. Lagipula, Kau tak tertarik dengan hidupku". Geon Wook "Mungkin nanti... kurasa kau mungkin akan mencarinya". Tae Sung "Aku tak butuh barang-barang itu. Buang semuanya" lalu dia pergi.
Ternyata Tae Sung mengunjungi altar Sun Young. Dia menatap foto Sun Young sengan sendu "Sun Young... Mereka bilang mungkin kematianmu bukan disebabkan karena aku. Apa itu benar? Tapi... Kenapa aku sangat bahagia?".
Geon Wook membereskan barang-barang Sun Young pelan-pelan dan kadang memandanginya satu per satu. Lalu dia melihat selembar foto yang terselip di buku Sun Young, foto Sun Young dan Tae Sung. Dia memandanginya dan mengelus wajah Sun Young di foto itu dan teringat kembali saat Sun Young mengetahui rencana balas dendamnya dan memohon "Geon Wook... Geon Wook! Aku mencintai pria ini. Kumohon berhentilah! Berhentilah !". Mengingat itu, Geon Wook meremas foto tersebut lalu membuangnya ke tempat sambah. Dalam hatinya, dia bertanya "Cinta? Walaupun kau membuang semuanya ke tempat sampah, itu bukanlah sekedar memory yang bisa dihilangkan. Cinta..." memikirkan itu Geon Wook lalu tertunduk menangis mengenang Sun Young.
Tae Sung bersandar menangis di altar Sun Young "Aku tahu ini bukan salahmu. Aku tahu semua itu salahku. Tapi Sun Young... Jika...jika kematianmu sedikit saja berhubungan dengan pria itu. Aku tak akan membiarkannya".
Geon Wook membawa sebagian barang-barang Sun Young ke apartemennya. Dalam hatinya, Geon Wook berkata pada Sun Young "Noona. Maafkan aku. Aku tak akan berhenti. Haeshin Group dan orang-orang itu... Akan kubuat mereka tahu... apa kesalahan yang sudah mereka lakukan. Dan bila semuanya sudah berakhir. Aku bersedia menerima hukumanku. Lihatlah aku, Noona".
Karena kekurangan uang, Jae In ingin menukar baju yang diberikan Ny. Shin. Petugas disana menagih kwitansi bukti pembayaran sehingga Jae In berdalih "Saat aku datang ke sini, juga ada seorang wanita yang juga sedang membeli. Dia pasti mengingatku. Apa kau tak bisa menukarkannya?". Petugas itu percaya "Begitu ya? Baiklah tunggu sebentar" katanya.
Jae In menelepon Geon Wook "Kau ada dimana? Kau sudah di Seoul?". Geon Wook "Ya. Aku akan pergi ke rumah Hong Tae Sung". Jae In "Kemana?". Geon Wook mengulang "Aku akan pergi ke rumah Hong Tae Sung". Jae In bertanya "Hey, apa orang itu akan pergi ke rumahnya?". Geon Wook "Itu kan rumahnya. Aku yakin dia akan datang. Kenapa kau bertanya?". Jae In "ah tidak. Tidak ada apa-apa. Sudah dulu ya" katanya. Mendengar berita itu, Jae In langsung berubah pikiran dan meminta baju itu kembali dengan alasan "Aku akan coba cari kwitansinya lalu kembali lagi" katanya lalu permisi pergi.
Di kantor polisi, detektif Lee berdiskusi dengan detektif Gwak "Bagaimana tentang diary itu? Kita menemukan semua bukti di sekitar Choi Sun Young. Kita bahkan membersihkan rumahnya. Sekarang kemana kita harus mencarinya?". Detektif Gwak kemudian mengungkapkan rasa penasarannya "Pria yang tadi...". Detektif Lee "Siapa? Hong Tae Sung?". Detektif Gwak "Ah bukan. bukan! Pria yang datang bersamanya". Detektif Lee "Ah, asisten itu ya. Tentu saja putra 'Chaebol' itu berbeda. Mereka punya orang seperti itu yang selalu mengikutinya seperti bayangan". Detektif Gwak "Dia memiliki getaran yang aneh. Dia orang yang menarik" katanya.
Geon Wook mengendarai sepeda motornya menuju rumah keluarga Hong. Dia berhenti tepat di muka mobil Presdir Hong yang baru datang hingga membuat supirnya curiga dan marah dengan Geon Wook. Geon Wook langsung mengetuk kaca pintu mobil. Presdir Hong membukanya, lalu Geon Wook memberi salam "Apa kabar?". Direktur terlihat surprise lalu keluar dan tersenyum senang menepuk lengan Geon Wook "Mari masuk!". Geon Wook "Baik".

Geon Wook terhenti di pintu masuk. Ingatannya kembali ke masa dia diseret paksa masuk rumah ini dan berpisah dengan orang tua angkatnya. Perlahan Geon Wook menyentuh dinding pintu masuk. Akhirnya dia kembali ke rumah yang membuatnya kehilangan segalanya. Langkah demi langkah dia menginjakkan kakinya di rumah itu, dia teringat masa bahagianya yang singkat disana.

Seorang pelayan wanita disana menyambut Presdir Hong. Geon Wook mengenalinya, wanita yang pernah merawatnya. "Masuklah!" ajak Presdir Hong. Geon Wook "Baik". Presdir Hong menyuruh pelayannya itu untuk menyiapkan teh cina untuk Geon Wook lalu bertanya "Jadi, sejak kapan kau kembali? Kau tidak sendirian kan?". Geon Wook "Saya kembali bersamanya". Presdir Hong "Tapi tidak ada satu pun telepon darinya. Ck..ck..ck.. kapan dia bisa dewasa?". Pelayan wanita itu menyuguhkan teh, sekilas Geon Wook memandangnya seperti rindu saja. Presdir Hong mempersiahkan minum.
Presdir Hong berkata "Walaupun kau membawanya kembali, mencoba untuk mengawasinya bakal lebih sulit lagi. Apa kau punya ide bagus?". Geon Wook memberi saran "Bagaimana kalau memberinya pekerjaan?". Presdir Hong "Pekerjaan?". Geon Wook "Dia bisa melakukannya. Dia cukup pintar dan cepat dalam mengambil keputusan. Dia sangat cocok menemukan jawaban". Presdir Hong tercengang "Siapa? Tae Sung kami?". Geon Wook "Dari apa yang saya lihat, ya". Presdir Hong tertawa girang "Ooh, senang sekali mendengar pujian utuk putraku". Mendengar itu, Geon Wook hanya bisa tersenyum kecil ('putraku' panggilan yang sudah lama tak dia dengar. Panggilan yang pernah menjadi miliknya).

Ny. Shin tiba dengan Jae In. Jae In kali ini memakai baju pemberian Ny. Shin itu. Geon Wook memberi salam "Apa kabar?". Ny. Shin bertanya pada Presdir Hong "Siapa dia?". Presdir Hong "Oh benar, kau belum kenal dia. Dia pria yang sering Mone bicarakan. Shim Geon Wook". Ny. Shin mengeluh langsung "Bagaimana bisa kau mengajak masuk orang asing? Dimana Mone?". Pelayan wanita disitu menjawab "Dia sedang pergi". Ny. Shin "Itu melegakan... (kepada Geon Wook) maaf, tapi bisakah kau pergi sebelum Mone kembali?". Geon Wook menatap Ny Shin, dia teringat saat Ny. Shin menyisir rambutnya dan berkata "Tidak peduli apapun yang orang katakan padamu, jangan lupa bahwa kau adalah Hong Tae Sung".
Ny Shin melanjutkan "Apa kau mengerti apa maksudku? Jika Mone datang saat kau disini, suasana pasti bakal ribut dan aku tak suka suasana yang ribut". Geon Wook mengangguk "Baik, saya mengerti". Presdir Hong berkomentar "Kau ini memang sensitif sekali...(kepada Geon Wook) Kalau begitu, anggap saja kau tak tahu apapun pada Tae Sung" perintahnya. Lalu Geon Wook permisi pergi. Selama percakapan Jae In terus menatap Geon Wook.
Ny. Shin mengeluh pada Presdir Hong "Sayang! Ada apa denganmu? Bagaimana bisa kau mengajak orang seperti itu ke rumah kita? Apa kau tak lihat apa yang telah dia lakukan dengan gadis naif (Mone) dan akibat yang dia buat? Dia bisa saja seorang penipu, siapa tahu?" lalu berlalu pergi ke kamarnya. Geon Wook berjalan pelan menuju pintu, tampaknya dia mendengar ucapan Ny. Shin. Presdir Hong bergumam "Hemm, kita lihat saja nanti apakah dia penipu atau bukan".
Jae In menyusul Geon Wook di pintu depan "Dimana Hong Tae Sung?". Geon Wook "Dia tidak datang". Jae In kecewa "Apa?Kau tidak datang bersama Hong Tae Sung?". Geon Wook tersenyum lalu memegang bahu Jae In (seperti memberi semangat 'jangan kecewa' ^m,^). Lalu terdengar suara Ny. Shin memanggil Jae In sehingga dia harus permisi pergi.
Geon Wook tidak langsung pulang, diam-diam dia mendatangi sebuah container terpisah dari rumah keluarga Hong. Sekarang lebih terlihat seperti gudang. Ternyata itu adalah tempat dimana Geon Wook kecil bermain-main dulu. Matanya berkaca-kaca saat memasuki ruangan itu. Dia naik ke loteng, disana ternyata masih ada mainan-mainan lamanya dulu. Dia ingat waktu kecil dia diam-diam mengambil kotak berisi permen di laci dan memakannya dengan senang. Ternyata kotak permen itu masih ada di sana. Dia mengambil satu permen lalu mengunyahnya. Sambil menangis, Geon Wook berkata "Enak sekali" dengan tersenyum.
Kepala pelayan wanita keluarga Hong masuk ke ruangan itu untuk mencek sesuatu. Dan mendapati Geon Wook duduk sendirian sambil memakan permen. Dia teringat saat menghibur Tae Sung (Geon Wook kecil) yang masih sedih karena terpisah dengan orang tua angkatnya "Tuan muda, Apa kau masih ingin pulang ke rumah?". Geon Wook kecil berkata "Ya". Dia lalu berkata "Jangan bilang Ny. Shin ya. Dia akan berkata itu bisa merusak gigimu". Dia mengambil sebuah kotak bundar, Geon Wook bertanya "Apa itu?". Dia membukakan kotak itu menyuapi Geon Wook kecil dengan permen "Apa enak?". Geon Wook kecil tersenyum "Iya".
Geon Wook menyadari ada seseorang di belakangnya, dan langsung menghapus air matanya. Pelayan wanita itu bertanya "Bagaimana bisa anda tahu tentang (permen) itu...?". Geon Wook "Maaf, container ini menarik perhatianku" lalu dia permisi pergi. Pelayan itu mencegah "Tunggu dulu,.... ah tidak" katanya urung mengatakan pemikirannya. Geon Wook lalu berkata "Kudengar ada seorang anak yang pernah tinggal di sini sebentar. Hong Tae Sung-shi memintaku untuk mencari tahu tentang dia. Dengan siapa aku bisa bertanya?". Pelayan itu bertanya "Kenapa tuan muda ingin tahu tentang dia?". Geon Wook "Siapa tahu? Apa anda tahu sesuatu tentang dia?". Pelayan itu menggeleng "Aku tidak tahu". Geon Wook "oh begitu" lalu dia permisi pergi.
Di rumah keluarga Hong, Jae In ditanya Ny Shin "Apa pendapatmu tentang pria itu? Dari semua pria di dunia...malah penipu itu". Jae In berkata dalam hati 'Dia bukan penipu'. Ny. Shin "Maaf, yang ingin kukatakan. Kau sudah berusaha keras untuk topeng kaca kan?". Jae In berusaha meyakinkan "Ya , tentu saja. Aku akan mendapatkannya segera" lalu dia permisi pergi. Ny Shin menggerutu "Memangnya siapa yang sudah memiliki topeng kaca itu?".
Saat Jae In keluar dari pintu gerbang, dia mengeluh "Apa yang harus kulakukan tentang topeng kaca itu? Aku bakal gila nih!". Ternyata di depan pintu gerbang masih ada Geon Wook yang sedang duduk memainkan pemantik apinya. Jae In menyapanya "Oh, kau belum pergi?". Geon Wook menghampiri "Ya". Jae In "Bukannya kau sudah pergi beberapa saat lalu. jangan-jangan kau menungguku?" (Jae In GR ^^). Geon Wook bertanya "Mana mobilmu?". Jae In "Ada di gallery. Aku datang kemari dengan direktur". Geon Wook menuju motornya "Naiklah" katanya. Jae In tertawa "Hey, kau kira aku mau menaiki ini? Tidak, terima kasih. Aku pergi sendiri saja". Geon Wook menahan tangannya "Naiklah". Jae In "Bagaimana aku menaikinya? Aku kan pake rok". Geon Wook mengover helm ke Jae In "Apa aku bisa?". Geon Wook melepas jasnya dan menyuruh Jae In memakainya "Bakal dingin. Pakai ini!". Akhirnya Jae In naik juga. Geon Wook berkata "Pegangan dengan erat atau kau akan jatuh". Lalu mereka pun melaju. (how sweet ^0^, bikin iri).
Mone pulang menuju rumah dan dari mobil dia melihat Geon Wook sehingga dia langsung keluar dan memanggil "Oppa!!!" Dia yakin sekali itu sepeda motor milik Geon Wook tapi sudah terlambat. Sementara itu, Geon Wook dan Jae In melaju di jalanan. Jae In yang awalnya hanya berpegangan di bahu Geon Wook, di tengah jalan mulai memeluk pinggangnya erat. (Geon Wook tampak seperti merasakan 'ehem...ehem...' sehingga dia semakin memperlaju motornya ^^).
Geon Wook dan Jae In tampak ngobrol berdua di sebuah tangga jalan. Jae In bertanya "Ngomong-ngomong, kenapa kau datang ke sana lebih awal tadi? Dan kau sedang minum bersama dengan Presdir Hong?". Geon Wook "Itu karena Mone" (Agar tidak ketemu Mone?). Jae In mengerti "Ooh, Mone ya". Geon Wook bertanya "Rumah mereka besar kan?". Jae In "Ya. Saat aku melihat rumah mereka untuk pertama kalinya. Aku merasa hampir pingsan : Wow, rumah semacam ini ternyata benar-benar ada! Ada orang-orang yang tinggal di tempat seperti ini!! sedangkan di sini untuk memiliki sebuah apartemen kecil saja aku sudah senang. Itu seperti dunia lain saja". Geon Wook berkata remeh "Dunia lain, kakiku!". Jae In "Hey, memangnya rumahmu lebih bagus dari itu?". Geon Wook membalas "Memang benar kok!!". Jae In tertawa "Hah, sekarang kau bahkan bicara omong kosong". Geon Wook "Makasih ya untuk pura-pura bahwa kita tidak saling kenal tadi". Jae In tersenyum "Aku juga. Apa yang akan kita lakukan sekarang. Lucu sekali". Geon Wook "Hong Tae Sung sudah kembali". Jae In "Iya, aku kan sudah dengar itu". Geon Wook "Jadi, apa kau mau aku mengatur supaya kau bisa bertemu dengannya?". Jae In tertawa "Sejujurnya, Hong Tae Sung bukanlah masalah utama. Topeng kacalah masalahnya. Aku membuat omong besar dengan berjanji pada direktur Shin. Aku meyakinkannya bahwa itu akan siap untuk pameran pertama gallery".
Geon Wook bertanya "Kenapa kau tak menemui dia dan meminta (topeng kaca) itu? Siapa tahu?". Jae In "Tidak, Jika aku memohon padanya, dia pasti akan mempermainkanku. Tujuannya adalah untuk berseteru dengan ibunya melalui itu. Jika kau adalah dia, apa kau akan memberinya padaku?". Geon Wook "Kau mengenal Hong Tae Sung lebih dari pada kau mengenalku". Jae In "Begitu? Benarkah? kalau dipikir-pikir, aku tak tahu apapun tentangmu. Ceritakanlah padaku!" bujuknya. Geon Wook "Aku? Apa yang ingin kau tahu?". Jae In "Aku ingin tahu.... ehm..Apa pekerjaan orang tuamu? Apa yang kau suka? Apa saja mimpi-mimpimu? Orang seperti apa kau ini?". Sejenak mereka saling berpandangan, Geon Wook bertanya "Kau benar-benar ingin tahu?" gumamnya.
Geon Wook langsung mengalihkan pandangan "Apa kau begitu penasaran? Fokus saja dengan tujuanmu, Hong Tae Sung". Jae In agak tersinggung "Kenapa kau selalu berbicara seperti itu? Aah... aku pergi saja". Geon Wook tertawa kecil "Bagaimana dengan topeng kacanya?". Jae In berhenti lalu melepaskan jas Geon Wook dan melemparkannya "Sudah kubilang kan kalau aku membutuhkannya. Aku pergi". Setelah Jae In pergi, Geon Wook masih duduk sendiri di sana. Dia merenungkan ucapan Jae In "(sigh) Ingin tahu tentang...aku?"
Geon Wook mendampingi Tae Sung ke Haeshin Group. Tae Sung menggerutu "Siapa yang menyuruhmu melapor bahwa aku sudah kembali?". Geon Wook "Maaf". Tae Sung "Hari-hari ini kau menyebalkan". Di depan lift mereka bertemu petugas yang dulu pernah mengusir Tae Sung. Tae Sung berkata "Aku tak punya izin masuk" sindirnya. Petugas keamanan itu memberi hormat "Anda telah datang Tuan". Tae Sung "Kenapa? Kenapa tidak melarangku untuk lewat dari sini lagi?". Petugas "Silahkan masuk". Tae Sung "Sekarang kau tahu siapa aku?". Petugas "Kami minta maaf tentang waktu itu". Lalu mereka mempersilahkan Tae Sung dan Geon Wook masuk.
Tae Sung dan Geon Wook memasuki ruangan Presdir Hong. Di sana juga ada Ny. Shin dan Taera. Sekilas Taera menatap Geon Wook. Taera bertanya pada Tae Sung "Kapan kau kembali?". Tae Sung "Beberapa hari lalu". Taera "Paling tidak kau harusnya menelepon agar kami tahu". Tae Sung menyindir "(Sigh) Biasanya kau tak pernah peduli kapan aku datang dan pergi. Kenapa sekarang tiba-tiba?". Ny. Shin balik menyindir "Ahh, selalu menyebalkan tiap waktu".
Presdir Hong memulai topik pembicaraan "Tae Sung! Mulailah bekerja untuk Haeshin besok. Haeshin Group akan mengatur Robot Theme Park. Kau bertugas di proyek itu. Kau kan menyukai robot". Geon Wook terlihat mendengarkan itu secara seksama. Tae Sung tersenyum "Aku memang suka memainkannya...". Ny. Shin protes "Apa kau bilang? Kau mempercayakan pekerjaan untuknya di perusahaan kita? Hingga detik ini, yang dia tahu cuma tidur dan bermain. Oh, benar. Dia tahu cara menimbulkan masalah dari waktu ke waktu. Bagaimana bisa kau membawanya ke perusahaan! Penghinaan macam apa yang bakal kita terima". Taera coba menenangkan "Ibu...". Ny Shin "Aku tak setuju! Dia tidak tahu apapun! Apa dia belajar saat dia kuliah di Amerika atau pun Jepang?". mendengar omelan Ny. Shin membuat Tae Sung jenuh dan mengantuk. Ny. Shin menambahkan "Atau apa dia pernah berlaku seperti manusia yang berguna?...". Ny. Shin beralih melihat Geon Wook "Kenapa kau masih berdiri di situ? Apa tempat ini pntas untukmu?" (sepertinya Ny. Shin selalu merasa tidak nyaman jika menatap wajah Geon Wook). Geon Wook menunduk minta maaf dan berbalik, tapi Tae Sung berkata "Aku yang menyuruhnya tetap disini. Memangnya kenapa?". Ny. Shin menjawab "Kita sedang rapat penting di sini. Kenapa harus ada orang seperti dia di sini?... (melihat Geon Wook) Tunggulah di luar". Geon Wook permisi pergi.
Saat ke luar, Geon Wook bertemu dengan asisten pribadi Presdir Hong. Dia adalah orang yang menyebabkan luka baret panjang di punggung Geon Wook waktu kecil. Geon Wook ingat benar tentang itu. Geon Wook lalu menyapanya "Permisi. Ada yang ingin kutanyakan".
Sementara di dalam ruangan, Ny. Shin berpidato memakai peribahasa "Yang mulia Guru Jung Ya Kyung berkata 'Hancur karena Basah'. Jika Kau tidak memakai pondasi dengan benar, bahkan sebelum plaster masih punya kesempatan untuk mengering. Struktur akan runtuh. Bagaimana kau bisa menghandle konsekuensi karena dengan buta memberikannya posisi ini?". Tae Sung tampak tak peduli. Ny. Shin memperingatkannya "Kau lakukan saja apa yang kau senangi. Tak perlu memperhatikan masalah perusahaan". Tae Sung menolak "Tidak. Aku akan mulai kerja besok. Aku mulai bosan bermain-main. Aku akan datang bekerja" (Tae Sung sengaja membuat ibunya kesal). Ny Shin "Apa kau masih waras?". Tae Sung "Apa kau suka aku berpikir dengan benar?". Ny. Shin "Apa?". Tae Sung "Kau senang aku hidup terlupakan. Siapa tahu...mungkin aku akan menciptakan masalah yang sangat besar dan membawa Haeshin Group jatuh". Ny. Shin "Luar biasa..". Taera memotong "Apa kau akan terus seperti ini?" Presdir Hong "Sudah cukup! Taera, kau urus department store. Tae Sung kau urus pabrik" (Sepertinya Tuan Hong membiarkan Ny. Shin selesai ngoceh baru beliau ngomong ^^). Tae Sung langsung permisi pergi.
Geon Wook bertanya dengan asisten Presdir Hong tentang identitas seorang anak yang salah diadopsi "Kenapa kau bertanya itu tiba-tiba?". Geon Wook "Hong Tae Sung-shi memintaku untuk cari tahu". Asisten itu menjawab "Aku tidak yakin apa dokumen-dokumen itu masih ada. Aku akan mengontakmu jika sudah menemukannya". Geon Wook tersenyum "Terima kasih".
Asisten itu menatap Geon Wook tajam. "Kenapa menatapku seperti itu?" tanya Geon Wook. Asisten itu bertanya "Apa kau benar Shim Geon Wook?". Geon Wook "Ya". Asisten Presdir Hong "Saat aku mencari tentang riwayat masa kecil Shim Geon Wook. Aku tidak menemukan catatan apapun". Geon Wook "Bukankah pangkat seorang jebi (asisten) harus yang memiliki latar belakang yang bersih? Kau menyelidikinya dengan bagus... pertanyaanmu itu". Asisten Presdir Hong "Ini karena kau berhubungan dengan Mone. jadi wajar saja". Geon Wook bertanya "Apa yang ingin kau tahu?". Asisten itu tidak menjawab lalu kembali ke meja kerjanya. Kemudian Tae Sung datang, lalu dia meminta kunci mobil dan pergi tanpa ditemani Geon Wook.
Geon Wook berdiri di depan lift untuk turun. Ternyata Taera yang baru keluar juga ingin turun ke bawah sehingga mereka berdiri berdampingan. Mereka tak saling melirik ataupun menyapa, Taera terlihat agak tegang. Tapi sepertinya Taera sadar, Geon Wook memandangnya lewat pantulan dinding pintu lift sehingga Taera hanya memandang ke bawah. Di dalam lift, mereka hanya berdua. Taera tampak seperti menahan nafas. Dari belakang, Geon Wook dengan berani menarik lengan Taera dan mendekapnya. Mereka pun akhirnya berciuman.... cukup lama....
Tapi ternyata itu hanyalah khayalan di kepala Taera belaka. Mereka tak melakukan apa pun. Taera tak habis pikir kenapa dia sampai berimajinasi seperti itu.
Lalu syal Taera terjatuh (mungkin karena tangannya berkeringat sehingga licin ^^) kemudian Taera dan Geon Wook pada saat yang sama mengambilnya hingga tangan mereka saling bersentuhan. Kemudian tiba-tiba pintu lift terbuka karena para karyawan mau masuk sehingga mereka terdesak mundur ke belakang dengan masih saling menggenggam syal tersebut. Taera mencoba menarik syalnya, tapi Geon Wook dengan erat masih memegangnya dan akhirnya syal itu terjatuh lagi. Taera semakin tampak gelisah dan membalikkan wajah, Geon Wook mulai mencoba menggenggam tangan Taera. Taera mencoba menghindari tangan Geon Wook tapi akhirnya menyerah juga dalam genggaman tangannya Geon Wook. ((Fingger Kiss yang mengesankan ^^)). Perasaan Taera tampak campur aduk. Mungkin dia bertanya-tanya apa maksudnya ini?.
Lift sudah sampai di lantai satu, semua karyawan keluar dari lift begitu pula Geon Wook. Dia meninggalkan Taera tanpa berkata apapun. Sejenak Taera terpaku sendirian di dalam lift. Kemudian dia mengambil syalnya dan keluar menatap Geon Wook yang turun dari eskalator.

Di gallery, Jae In merapikan baju pemberian Ny. Shin dengan setrika uap. Teman kerjanya Ji Yeon bertanya baju apa itu. Jae In menjelaskan "Ini hadiah Ny. Shin untukku, memangnya kau tidak dapat?". Ji Yeon berkata "Hey, harusnya kau melepas label harganya", tapi Jae In melarang. Ji Yeon bertanya "Kau tak bermaksud membuatnya tampak baru lalu menukarnya dengan uang kan?" (tebakannya tepat banget). Tapi Jae In tak mengaku "Apa maksudmu? Ny. Shin kan memberinya padaku". Ji Yeon "Cuma bercanda kok. Kau wanita beruntung".
Ji Yeon lalu bertanya tentang topeng kaca. Jae In langsung ingat itu lalu menelepon Geon Wook "Tentang topeng kaca, apa kau sudah mengatakannya pada Hong Tae Sung?". Geon Wook "Dia ada di Haeshin Group sekarang". Mendengar itu Jae In langsung bergegas dan memakai lagi baju pemberian Ny. Shin (dia benar-benar suka baju mahal).
Ketika sampai, Jae In menelepon Geon Wook lagi "Hey aku sudah sampai. Dimana aku bisa bertemu Hong Tae Sung?". Geon Wook "Dia baru saja keluar. Naik saja lewat eskalator". Jae In melihat sekeliling "Aku tidak melihatnya" katanya setelah sampai di atas. Geon Wook "Ya, di belakangmu. Sebelah kanan". Ternyata yang di belakang Jae In adalah Geon Wook. Jae In menghampiri. Geon Wook lalu mengajaknya makan. Jae In "Hah? Apa dia sedang menunggu?". Geon Wook "Hem?". Jae In "Hey, kalau aku bertanya dimana maka kau harus mengatakan kemana aku harus pergi. Bagaimana penampilanku? Bagus tidak?". Geon Wook melihat dari bawah ke atas "Ya. Tapi... Hong Tae Sung baru saja pergi".
Senyum Jae In langsung hilang "Hey". Geon Wook beralasan "Dia baru saja pergi dengan kemauannya sendiri. Apa yang bisa kulakukan? Apa aku harus memintanya menunggu?" (wajah Geon Wook tampak usil sama seperti saat dia mengerjai Jae In saat mencuci baju). Jae In mulai kesal "Apa kau bercanda? Sudah kubilang... Aku butuh topeng kaca! Aku harus mendapatkannya. Makanya aku minta tolong agar bisa bertemu Hong Tae Sung dan kau malah mempermainkanku? Aku sudah mengatakannya berkali-kali kalau aku membutuhkannya!". Geon Wook "Kalau sepenting itu, kenapa kau meninggalkannya di Jepang? Jika sebegitu pentingnya... kau harusnya mengambilnya atau mencurinya. Kau harusnya bisa membawanya bagaimanapun caranya". Jae In "Apa kau tidak tahu kenapa aku meninggalkannya?" Geon Wook menjawab dengan santai "Kenapa? Bahwa Hong Tae Sung akan kembali ke Korea dengan topeng kaca itu...Tidak, bagimu... dia akan membawanya sendiri.. Apa itu yang kauharapkan?". Jae In "memang, aku mengharapkan itu. Tapi mengetahui bahwa kau sedang mempermainkanku. Padahal waktu sudah tidak banyak hingga pameran dan Ny. Shin sedang menungguku sampai-sampai kepalaku sakit gara-gara ini! Ah....lupakan. Ah biarlah... apa gunanya bicara denganmu? Seperti tahu segalanya, kau terus mainmain denganku. Baiklah. Aku akan temukan caranya sendiri. Aku tak perlu bantuanmu!" omelnya lalu meninggalkan Geon Wook.
Jae In menuju toilet untuk mengganti bajunya dengan baju biasanya tadi. Tentu saja Jae In tambah kesal selain dipermainkan Geon Wook, dia juga memakai baju mahal pemberian Ny. Shin dengan sia-sia. Padahal dia berniat untuk menukar baju itu dengan uang. Kemudian Geon Wook menelepon, Jae In agak malas menjawabnya.
Jae In "Ada apa sekarang?"
Geon Wook "Aku akan mengantarmu"
Jae In "Tidak, terima kasih"
Geon Wook tak peduli "Datang ke tempat parkir"
Jae In "Kubilang tidak"
Geon Wook "Kutunggu" lalu menutup teleponnya
Jae In meneleponnya balik tapi tak dijawab. Jae In akhirnya terpaksa datang ke tempat parkir dengan kesal. Saat keluar dari pintu dia mengomel sendiri mencari Geon Wook "Ah... si Shim Geon Wook itu. Dimana dia? Ah... dasar Shim Geon Wook! ".
Ternyata Jae In melewati mobil Tae Sung (tentu saja beserta orangnya). Tae Sung keluar dan menyapanya "Hello" katanya. Jae In terlihat senang "Oh, Tae Sung-shi" (perubahan drastis Jae In sebelum dan sesudah mengetahui identitas Tae Sung ^m,^). Tae Sung "Apa yang kau lakukan disini?". Jae In "Ah, aku menemui seseorang. Jadi kau sudah kembali ke Seoul ya". Tae Sung "Ya, begitulah!". Jae In "Kabarmu baik?". Tae Sung "Ya" jawabnya agak canggung. Ternyata dari balik pintu, Geon Wook mengawasi mereka. Sepertinya pertemuan ini diatur oleh Geon Wook sebagai ungkapan maaf karena membuat Jae In kesal.
Jae In dan Tae Sung akhirnya nongkrong di cafe perusahaan. Jae In bertanya "Topeng kaca... kau membawanya kan?". Tae Sung menggeleng "Tidak". Jae In terkejut "Kau tak membawanya?". Tae Sung tersenyum geli "Aku tak memilikinya sekarang". Jae In menghela nafas "Kumohon jangan bercanda", sudah cukup candaan Geon Wook untuk hari ini. Jae In melanjutkan "Kau membawanya dari Jepang kan?". Tae Sung "Kau menyuruhku untuk memberontak di depan orang itu". Jae In mulai gelisah "Ya, aku memang meninggalkan catatan yang mengatakan itu, tapi... ini benar-benar mendesak. Aku benarbenar minta maaf... Apa kau bisa menjualnya padaku?". Tae Sung "Aku tak mau. Aku bahkan belum memberontak. Aku bahkan belum memikirkan cara untuk mempersembahkannya dan sekarang kau mau aku menyerahkannya padamu?" katanya santai. Jae In "Bukan. Barang seni bukanlah mainan. Kau tidak boleh memainkannya sebagai perangkap". Tae Sung "Bagiku sama saja dengan mainan". Jae In "Jangan bicara seperti itu!... Dan juga... memberontak itu tidak selalu baik. Jika kau mencoba lebih baik pada orang itu...Dia mungkin akan tersentuh. Dengan begitu, Tae Sung shi. Kau akan menang, bukankah begitu?". Tae Sung "Jadi tersentuh? Kupikir dia bukan tipe yang akan tersentuh karena aku" katanya. Jae In menghela nafas, sepertinya memang tak ada gunanya menasihati Tae Sung seperti tadi.
Tae Sung lalu mengungkit masalah lain "Aku penasaran dengan satu hal". Jae In "Apa itu?". Tae Sung "Kenapa kau malah membiarkan saja itu tertinggal di tempatku? Bukankah kau membutuhkan topeng kaca itu? Kau bahkan memburunya walau harus menghadapi salju. Jangan-jangan kau berharap aku akan membawanya padamu?". Jae In "Tidak. Aku hanya ingin membelinya dengan cara yang jujur. Kau ingin harga berapa? Harga sekarang itu...". Tae Sung "Aku tak butuh uang. Tapi apa kau mau kencan denganku?". Jae In "Apa?". Tae Sung "Cuma bercanda kok".
Merasa kesal dan tak ada gunanya bicara lagi, Jae In lalu menyerahkan kartu namanya kalau-kalau Tae Sung berubah pikiran lalu permisi pergi. Tae Sung menahan "Tunggu. Aku akan memberikannya". Jae In langsung mengukir senyum "Benarkah?". Tae Sung mengangguk. Jae In "Kau janji kan? Aku tunggu! Terima kasih. Terima kasih banyak" lalu dia pergi.
Kepala pelayan di rumah keluarga Hong sedang memerintahkan anak buahnya untuk merapikan rumah Hong Tae Sung. Mone mendengar iru dan langsung menghampiri "Bibi, Kak Tae Sung sudah kembali?". Kepala pelayan itu mengiyakan. Mone senang sekali "Aah seharusnya bibi bilang padaku dulu! Artinya Geon Wook oppaku juga kembali. Kyaa..." serunya sambil melompat kegirangan. Mone langsung menelepon Geon Wook, saat itu Geon Wook sedang berjalan di trotoar. Dia menyadari itu telepon dari Mone (Nama kontaknya masih 'tali' ^^), namun sengaja tak diangkatnya. Mone kecewa "Sebenarnya aku sudah tahu bakal begini lagi. Apa handphonenya rusak?" katanya polos.
Jae In kembali ke departemen store untuk menukar baju pemberian Ny. Shin dengan uang. Petugas itu curiga "Tampaknya kau sudah memakainya". Jae In menyangkal "Tidak. Sungguh. Aku hanya mencobanya sekali di rumah lalu langsung melepasnya. Bukankah semua orang melakukannya. Saat aku mencobanya, itu tidak cocok denganku dan ukurannya juga" (Padahal sudah dia pakai ke rumah keluarga Hong dan Haeshin group, juga sempat memeluk Geon Wook waktu dibonceng dengan motornya ^m,^).
Petugas butik itu lalu menyuruh menunggu. Jae In lalu mengsms Geon Wook untuk berterima kasih karena telah mempertemukannya dengan Hong Tae Sung. Petugas butik tadi datang "Kami mau memberimu uang balik tapi kau harus membawa kwitansimu lain kali" lalu menyerahkan cek uang. Jae In "Iya". Petugas iru lalu bertanya lagi "Tapi pakaian itu adalah untuk V-VIP, sebagai sample present. Ini koleksi spesial. Kau berkata bahwa pegawai yang lain menjualnya padamu kan?". Jae In terkejut "Sample dari koleksi spesial untuk V-VIP? Tidak kok. Aku benar-benar membelinya" kata Jae In mencoba meyakinkan.
Geon Wook sedang duduk di depan sebuah toko sambil minum air mineral, seorang anak datang dan ingin membeli es krim. Geon Wook "Hey, punyaku juga" pesannya. Anak itu berbalik, ternyata dia adalah Won In "Berikan dulu aku uang, baru aku bisa membayar keduanya". Sambil makan es krim, mereka lalu mengobrol "Tampaknya kau sudah bisa mendapat uang". Geon Wook "Ya, sepertinya hari ini aku berhasil dapat uang" katanya. Won In lalu pernisi pergi tapi Geon Wook mencegahnya lalu memberikan gantungan kunci yang sama persis dengan yang diberikan kakaknya Jae In. Won In tercengang lalu tertawa. Geon Wook bingung "Kenapa? Kau tak suka?". Won In mengeluarkan miliknya dari kantong "Kalian ini benar-benar memiliki selera yang sama ya".
Geon Wook membandingkannya dengan seksama "Dari mana kau dapat ini?". Won In lalu memikirkan sesuatu "Ahjussi, kau punya pacar? Apa kau punya gaji? Oh iya ya, kau kan pengannguran. Tapi, apa kau punya rumah?" (sepertinya Won In ingin comblangin kakaknya nih ^^). Geon Wook "Kenapa kau ingin tahu?". Won In "Begini, aku punya ide bagus". Geon Wook "Kenapa sih... banyak orang yang ingin tahu tentang aku?", Geon Wook membelai kepala Won In "Aku pergi dulu ya!". Kemudian mereka berpamitan. Dari belakang Won In bergumam "Tapi dia tampaknya memiliki sesuatu".

Geon Wook mendapat sms Jae In : "Aku sudah bertemu Hong Tae Sung dan dia bilang akan memberikan topeng kaca padaku. Kalau kau main-main lagi, Kau mati". Geon Wook tertawa kecil membacanya. Lalu tak lama mobil Jae In lewat, tapi sayang mereka tak sadar telah berpapasan. Jae In tampak beruntung hari ini, dia mendapat topeng kaca juga mendapat uang hasil menjual baju (tanda ada firasat buruk). Sementara dirumahnya, Tae Sung sedang bersantai. Dia menatap topeng kaca itu, lalu mencoba memakainya.
Besoknya di gallery, Jae In akhirnya menerima kiriman dari Hong Tae Sung sebagai hadiah untuk direktur Shin. Jae In kemudian permisi masuk ke ruangan Ny Shin "Direktur, seseorang mengirimimu hadiah". Ny. Shin "Oh ya? tinggalkan saja di situ" katanya biasa. Ny. Shin melanjutkan "Jae In-shi, bagaimana dengan topeng kacanya?". Jae In tersenyum "Anda akan melihatnya segera. Bukalah". Ny. Shin langsung tercengang "Inikah?". Jae In "Ya. Direktur, silahkan anda melihatnya sendiri. Saya akan keluar" katanya permisi. Ny. Shin langsung membukanya penuh harap, tapi sesuatu yang dibukanya malah membuatnya lebih shock.
Tae Sung dan Geon Wook mengunjungi DIDIN gallery. Geon Wook menyarankan sebaiknya Tae Sung pergi kerja. Tae Sung menjawab "Walaupun aku pergi sekarang, sama saja dengan aku pulang. Kau beruntung, tak perlu mengatur jadwal untuk kerja... Aku penasaran bagaimana setelah dia membukanya sekarang". lalu Geon Wook menyerahkan suatu bingkisan pada Tae Sung.
Jae In mendapat panggilan dari Ny. Shin. Tanpa curiga dia bertanya "Apa Anda sudah membukanya? Sudah melihatnya?" tanyanya penuh antusias. Ny. Shin dengan wajah cemberut berteriak "Ini apa??!". Ternyata didalam kotak itu bukan topeng kaca, melainkan foto Tae Sung memegang topeng kaca itu sambil memasang wajah konyol. Jae In langsung terkejut "Apa ... cuma ada ini didalamnya?". Ny. Shin "Apakah dia, Orang yang mendapatkan topeng kaca itu?" tanyanya sambil menunjukkan foto itu. Jae In mengangguk. Ny Shin mengomel "Apa begini saja kemampuanmu? Kehilangan topeng kaca dari seorang bocah seperti ini, Moon Jae In-shi? Buang ini semuanya !! Kau kehilangan topeng kaca dengan seorang bocah yang bahkan tidak tahu apa-apa soal seni. bagaimana sih kerjamu?". Jae In terdiam saja. Tae Sung memasuki ruangan (tanpa izin pastinya), "Nyonya, tolong kontrol temperamenmu" katanya tersenyum penuh kemenangan sambil memperlihatkan topeng kaca itu di tangannya. Jae In menatapnya dan sadar lagi-lagi dia dikerjai.
Tae Sung "Apa boleh buat, orang lain berhasil membelinya duluan. Tak perlu orang yang elegan, seperti anda sendiri, yang temperament" lanjutnya. Ny. Shin "Kau! Apa kau sengaja menggangguku?". Tae Sung dengan santai berkata "Apa ini tidak cukup? Bukankah ini menyenangkan?". Ny. Shin "Itu bukan sesuatu yang bisa kau mainkan. Berikan padaku!". Tae Sung "Apa aku harus memberikannya? Gimana ya?". Ny. Shin "Beraninya kau... Beraninya dengan itu!!!". Tae Sung "Ini milikku. Jadi aku bisa melakukan apapun yang kusuka dengan ini. Iyakan?". Ny. Shin "Milikmu? Memangnya apa yang kau miliki? Dari awal, bocah seperti kau... apa kau memiliki sesuatu yang benar-benar menjadi milikmu? Wanita atau apapun itu. Sekali kau mendapatkannya di tanganmu, kau selalu menghancurkan, merusak, dan menghilangkannya setelah itu. Apa kau punya seseorang yang ada disisimu? Meskipun begitu, kau mengklaim sebagai milikmu? Apa kau mau merusaknya juga? Hancurkan sana !!". Tae Sung terdiam dan tampak kalau Ny. Shin membuatnya tersinggung. Dia tersenyum lalu berkata "Baik. Aku akan melakukannya". Dia berbalik "Wanita atau apapun. Sekali aku memilikinya di tanganku, aku akan selalu merusaknya. Topeng ini bukan apa-apa! Akan kulakukan", lalu dia melemparkannya ke dinding dan pecah. Melihat itu, Jae In terlihat shock. Sementara itu, Geon Wook dari tadi menunggu di belakang pintu dan mendengar pertengkaran mereka.
Tae Sung berkata "Topeng yang kau inginkan, sudah kuberikan" lalu dia langsung mau keluar menuju pintu. Jae In menariknya dan mencoba menamparnya tapi gagal ditahan oleh tangan Tae Sung. Jae In marah "Itu adalah hasil karya Ryu sensei. Itu bukan karya seni yang bisa dihancurkan seperti ini. Aku tak tahu sehebat apa kau, tapi itu bukan benda yang bisa kauperlakukan seenaknya. Bagaimana bisa kau menghancurkan itu? Apa kau tahu apa yang telah kaulakukan?"
Ny. Shin menghampiri mereka "Moon Jae In-shi". Jae In menoleh kemudian Ny. Shin menamparnya hingga membuat tae Sung terkejut. Ny Shin marah "Beraninya kau? Beraninya kau ikut campur? Apa ini pembicaraan yang bisa kau ganggu? Tiap orang punya garis yang tak bisa mereka lalui, tergantung orangnya sendiri. Orang seperti kau! Beraninya kau menampar wajah putraku? Orang seperti kau! apalagi melakukannya didepanku !! Topeng yang tak berharga itu! Kami bisa menghancurkan 10 buah dari itu. Kalau kami butuh, kami bisa membelinya dengan uang. Tapi karena hal kecil saja, kau mengganggu putraku? Memangnya kau siapa?...Keluar dari ruanganku sekarang!" serunya.
Jae In tampak terpukul. Geon Wook yang mendengar itu terlihat cemas dan ingin membuka pintu, tapi pintu sudah dibuka Jae In. Geon Wook melihat wajah Jae In yang hampir menangis. Jae In langsung bergegas pergi dan Geon Wook mencoba menyusulnya. Diluar gallery, Geon Wook menahannya "Jae In...". Jae In menjawab "Lepaskan. Aku ingin sendiri" lalu dia meninggalkan Geon Wook.
Sementara di ruangan Ny. Shin, Tae Sung berkomentar "Mengesankan sekali. Tiba-tiba kau mulai bertindak seperti seorang ibu tadi. Kenapa sekarang? Kalimat yang kau katakan tadi, apa itu benar?". Tampaknya daam hati Tae Sung dia menginginkan sesuatu dari Ny. Shin. Lebih dari perhatian, tapi pengakuan. Ny. Shin tetam jaim "Kau salah paham, jangan salah sangka. Aku tidak mencoba berlaku seperti ibumu sekarang, aku hanya ingin dia (Jae In) tahu... agar tidak berani lancang pada Haeshin Group. Jangan remehkan aku. Lagipula, aku tak akan mentoleransi orang-orang yang tak sadar akan batasan mereka. Kau mengerti? Jadi berhentilah mempermalukan grup kita". Mata Tae Sung tampak berair, untuk menutupinya dia menengadah dan tertawa "Ah..., Memalukan sekali. Saat itu... Kau... seharusnya tak mengatakan apapun. 'Kau memang ibuku. Di lubuk hatimu, sebenarnya kau mencintaiku. Walaupun itu hanya sedikit', Aku hampir berpikir begitu. Aku hampir berterima kasih" lalu dia beranjak pergi. Selagi mendengar itu, Ny. Shin berlagak sok sibuk. Setelah Tae Sung pergi, dia tertegun sejenak. ((Apa wanita ini benar-benar tak menyayangi Tae Sung ???))
Di dalam mobilnya, Tae Sung terdiam menangis sedih. Sebenarnya apa yang dia harapkan? Sia-sia kah? Dalam megahnya Haeshin Group, Tae Sung lebih terlihat seperti seseorang yang tak memiliki apapun. Dia benar-benar kesepian.
Hari sudah malam, Jae In berjalan tak tentu arah di trotoar. Geon Wook berhasil mengejarnya lalu menariknya ke pinggir. Geon Wook memegang bahunya "Kau... Aku... akan pura-pura jadi Hong Tae Sung untukmu. Jadi sekarang aku adalah Hong Tae Sung. Marahlah padaku. Seperti kau pertama bertemu denganku. Marahlah padaku. Lagipula, untuk Hong Tae Sung sebenarnya, kau tak mampu mengatakan apapun kan? Cobalah" hiburnya. Air mata Jae In yang tertahan akhirnya jatuh juga, lalu dia berkata seolah-olah pada Hong Tae Sung "Hong Tae Sung! Kau. Apa kau pikir aku menyerah dengan topeng kaca itu untuk ini? Ini pertama kalinya aku menyerah mendapatkan benda seni. Aku melakukannya karena kau! Jadi saat kau akan kembali. Jika kau kembali, aku ingin kita jadi lebih akrab. Tapi apa ini? Topengnya pecah. Kepercayaan Ny. Shin padaku juga hancur. Aku tak menyangka bisa terlibat dengan laki-laki sepertimu, aku belum belajar banyak" katanya dengan berurai air mata.
Geon Wook tampak sangat bersimpati dan ingin menguatkannya. Geon Wook ikut mengeluarkan air mata. Sepertinya dia berpikir andai dia benar-benar Hong Tae Sung. Dia memegang pipi Jae In, mereka saling berpandangan. Geon Wook maju dan mencium bibir Jae In dengan lembut. Tak jauh dari mereka, mobil Tae Sung lewat (mungkin juga mencari Jae In) dan pandangan Tae Sung terhenyak menyaksikan mereka. Titik awal cinta segitiga dimulai....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar