Seorang gadis berada di atas gedung, tatapannya menerawang jauh dengan sedih. Sementara itu seorang lelaki menaiki tangga dan menghampirinya. Origami burung bangau kertas yang dipegang gadis itu seketika terlepas karena terkejut melihat laki-laki itu. Dia berteriak “Jangan mendekat” berulang kali.
Di lain tempat, Moon Jae In menyetir mobil sambil menangis. Ia teringat kejadian siang tadi. Dia menelpon Kyo Han dan mengatakan “Kyo Han-shi, aku sekarang sedang di hotel karena ibumu memanggilku. (sigh) Aku sangat takut dan gugup.” Namun ternyata ibu Kyo Han tidak menyetujui hubungan anaknya dan menghina Jae In “Nona, sejak kau lulus dari sekolah ternama, kau pasti akan mengerti apa yang aku katakan. Aku benar-benar membenci para wanita yang tak punya apa-apa dan hanya mengandalkan otaknya.Mereka tak sadar tempat mereka di dunia ini dan mereka juga sangat serakah". Ibu Kyo Han menyodorkan sebuah amplop berisi uang "Ini tidak banyak. Kupikir Kyo Han-ku sudah bisa mengatasi perasaannya padamu. Jadi, mari akhiri disini saja. Tidak bermaksud untuk bangga, tapi kami memberikan uang untuk ratusan acara amal tiap bulan. Anggap saja kau salah satu di antaranya.” Jae In begitu terpukul hingga tidak sengaja menabrak orang yang sedang menyeberang jalan. Pria itu langsung jatuh, Jae In kemudian keluar dari mobil dan melihat pria tidak bergerak. “Maaf, kau tidak apa-apa? (sigh).....Apa yang harus kulakukan? Kau baik-baik saja?”. Jae In kemudian menelepon polisi “Ya, disini ada kecelakaan. Aku sedang di....” Jae In melihat pria itu berdiri “Maaf, hei tunggu! Ambulan akan segera tiba”. Jae In terdiam sebentar saat melihat luga gores yang panjang di punggung laki-laki (yang ternyata adalah Geon Wook) itu sementara di telepon petugas sedang berbicara “Hallo? Dimana kau?” Tiba-tiba terdengar suata sesuatu yang jatuh dan teriakan seorang wanita hingga membuat Jae In menoleh ke arah sumber suara. Ketika Jae in berbalik, laki-laki (Shin Geon Wook) itu malah sudah pergi.
Di TKP, seorang detektif bernama Gwak Ban Jang dari kepolisian tiba dan bertanya kepada seorang detektif pemula bernama Lee Beom Woo.
Gwak “Apa ini penyewa?”
Lee “Ini bukan penyewa, sepertinya dia adalah pacar dari si penyewa."
Gwak “Apartemen yang mana?"
Lee "mereka sedang mencarinya"
Gwak “Temukan lebih banyak informasi tentang si pacar yang meninggal dan check CCTV untuk beberapa tersangka"
Lee “Jika dia jatuh dari sana, itu pasti bunuh diri kan?”
Gwak ”Berapa lama kau bertugas?”
Lee “6 hari”
Gwak “6 hari?.... Investigasi apa yang harus kukerjakan dengan bocah seperti kau?Ah...sudahlah !”
Lee “Ayolah ketua. Itu terlihat sekali kalau itu bunuh diri. Cukup melihatnya sudah ketahuan.”
Gwak (marah)“Apa kau pikir bagian investigasi kriminal memanggil kita jika itu sudah ketahuan? carilah beberapa petunjuk”
Lee “Baiklah”
Gwak “Investigasi awal itulah yang paling penting”
Lee “ya, aku mengerti”
Kemudian Detektif Gwak melihat sekeliling dan ia tertarik sesuatu yaitu sebuah origami burung bangau bernoda darah. Keesokan harinya, Polisi menelaah rekaman CCTV lobby apartemen tapi belum ada yang mencurigakan. Dia bertanya “apa penyewa kamar 701 belum datang?”. Petugas menjawab "Ya, kami mengawasi secara ekstra untuk itu, tapi dia belum datang".
Jae in pergi ke pernikahan Kyo Han. Jae in menyembunyikan diri saat melihat Kyo Han. Menyadari kehadiran Jae In, Kyo Han lari mengejarnya dan menarik Jae In dan bertanya apakah Jae In ingin mempermalukannya.Jae In menampar Kyo Han "Aku tidak ingin mempermalukanmu, karena itulah aku meneleponmu berkali-kali." dengan marah. "Kau boleh putus setelah berkencan dengan seseorang. Tapi untuk Pernikahan? Jika kualifikasinya tidak cukup, aku akan mencari orang lain yang lebih baik. Aku selalu mencoba memahami posisimu. Walapun kita putus, masih ada aturan yang harus dijaga! Tidak seharusnya kau membuatku seperti anjing yang seenaknya bisa kau usir!". Kyo Han bingung ingin berkata apa "Itu...". Pengantin Kyo han menghampiri "Kyo Han, siapa wanita ini?!". Jae In melanjutkan "Apakah aku melakukan kesalahan besar?" tanya Jae In. Jae in marah dan tidak menyangka bahwa Kyo Han begitu pengecut dan mulai menangis. “apa menjadi miskin itu dosa? Apa mencintaimu berarti harus punya sesuatu? apakah bermimpi menikah denganmu tanpa uang adalah kesalahan?”. "Maafkan aku..." kata Kyo Han.
Jae In melempar amplop pemberian ibu Kyo Han. "Kembalikan ini pada ibumu." katanya marah. Kemudian Jae in mengeluarkan amplop dari ibu Kyo Han dan melemparkannya. “Ambil ini! kembalikan pada ibumu, aku bukan salah satu tempat amal untuk disumbang”. Jae in melihat ke arah Kyo Han, “aku pernah mencintaimu dan melihatmu seperti ini aku merasa sedih. (menatap pengantin wanita) Selamat atas pernikahan kalian!”. Kemudian Jae in pergi.
Di apartemen tempat kejadian bunuh diri itu, detektif Gwak dan detektif Lee duduk di teras pintu masuk.
Jae In melempar amplop pemberian ibu Kyo Han. "Kembalikan ini pada ibumu." katanya marah. Kemudian Jae in mengeluarkan amplop dari ibu Kyo Han dan melemparkannya. “Ambil ini! kembalikan pada ibumu, aku bukan salah satu tempat amal untuk disumbang”. Jae in melihat ke arah Kyo Han, “aku pernah mencintaimu dan melihatmu seperti ini aku merasa sedih. (menatap pengantin wanita) Selamat atas pernikahan kalian!”. Kemudian Jae in pergi.
Di apartemen tempat kejadian bunuh diri itu, detektif Gwak dan detektif Lee duduk di teras pintu masuk.
Lee "(sigh)......sudah berapa hari ini? Ditutup saja kasusnya..."
Gwak “Detektif Lee, setiap kali aku ada di tempat kejadian, aku selalu merasa ada sesuatu yang hilang, dan aku tidak bisa tenang”.
Lee “Jadi kasus ini belum bisa ditutup ya?”.
Gwak “Apa kau tidak melihat luka goresan di pergelangan tangan Choi Shun Young? Kenapa ia harus melukai tangannya terlebih dahulu sebelum melompat dari gedung? Periksa alibi pacar Choi Shun Young dan semua orang yang terlibat dengannya.”
Lee “Tapi ketua, di CCTV terlihat kalau Choi Sun Young naik lift sendirian”.
"Tapi tangga tidak memiliki cctv." bantah Detektif
Lee terdiam dan berkata, “Chief, tapi Anda harus pulang dulu”
Di tempat lain, Geon Wook melakukan aksi sky diving dan mendarat sempurna di sebuah yacht dimana didalamnya anggota keluarga Hong yaitu Hong Tae Ra bersama anaknya So Dam dan Hong Mone. Mone menyaksikan pria yang tak dikenalnya itu mendarat ke Yacht. Saat Geon Wook membuka helmnya, Mone tercengang, Geon Wook yang salah mengira Mone adalah kru bertanya "Apakah kau merekamnya dengan baik?". "Apa?" Mone bingung. "Ah...apa yang kau lakukan disana? cepat bantu aku!" kata Geon Wook. Mone reflek menurut. Geon Wook sepertinya bingung karena yacth yang seharusnya ramai "Apa tim produksi pergi ke suatu tempat?" Mone berjalan namun kemudian terpeleset. Taera melihatnya dan bergegas keluar."Tuan, apa kau sedang syuting? Film? Drama? Siapa namamu? Apa yang kau lakukan disana?" tanya Mone antusias. Taera dan anaknya keluar “Ada apa..?” Mone “Kakak, kurasa pria ini sedang syuting”. Taera bertanya pada Mone "Apa kau baik-baik saja? Apa kau terluka?" kepada Mone kemudian beralih ke Geon Wook "Kau salah kapal !" Geon Wook “Ini kapalmu?". "Tidak, ini kapalku." kata Mone (seperti terpesona pada Geon Wook) "Siapa namamu?". Kemudian Geon Wook menjawab "Aku Shim Geon Wook”. Putri Hong Tae Ra yaitu So Dam menjawab dengan terpesona ”Dia angel man...!!” Gun Wook tersenyum kepada gadis kecil itu.
Lalu terdengar suara Sutradara (bersama para kru) berteriak lewat pengeras suara "Hei Geon Wook ! Apa yang kau lakukan di kapal orang lain? Cepat kemari!" dan Geon Wook pun melambai. "Tuan, apa kau besok akan terjun lagi? Kami besok akan berlayar lagi!" kata Mone. Taera langsung memanggil "Mone!" untuk memperingatkan. Geon Wook tidak menjawab dan berjalan menuju sutradara dan krunya yang menjemput. Sutradara berkata "Ayo cepat !Mengapa kau selalu mendarat ke kapal orang lain dan melakukan hal yang tidak berguna!”. Taera menyuruh anaknya masuk lalu juga menyuruh Mone "Mone, jangan cuma berdiri disana. Masuklah, mari kita makan" Diam-diam Taera memandang Geon Wook dari jauh. Sementara itu Geon Wook juga menatap ke arah kapal itu.
Dirumahnya Moon Jae In mencuci tangan kemudian menatap cermin, "kau mengakhirinya dengan baik Moon Jae In!" katanya dengan tersenyum dan yakin. Jae In kemudian mengunjungi Didin Art Museum tempatnya bekerja. Di dalam tampak Ny.Shin (ibu Mone) menatap sebuah lukisan dengan terkesima. Kemudian Jae In menemuinyaNy. Shin "Jae In, kau disini? Apa kau menemukan bahan yang kuminta?"Ny. Shin melihat lantai, seketika aura lembutnya berubah seketika "Nona Ji Yeon !" panggilnya. "Ya ? ya manager?" jawab Ji Yeon. Ny. Shin membentak "Disini terlihat sangat kotor. Apa kau sengaja menunjukkan bahwa kita sudah siap untuk opening? Jika kau berjalan lewat sini, apa kau tidak lihat dengan matamu? Bersihkan!! Bersihkan segera !! berapa lama harus kukatakan padamu apa yang harus dilakukan !!!!" dengan nada yang sangat nyaring hingga Jae In tercengang. "ya, manager" jawab Ji Yeon pasrah.
Jae In "Ya, aku menemukannya"
Ny. Shin "Trench coatmu sangat menawan".
Jae In "terima kasih! Manager, aku harus pergi ke pulau Jeju untuk pameran topeng"
Ny. Shin "Jeju, Oh ya tentu saja! lebih baik kau pergi sekarang. Semoga perjalananmu menyenangkan.... Oh iya ! Jika kau punya waktu, temuilah Moneku"
Jae In "Jadi mone ada di jeju?"
Ny. Shin "dia disana dengan kakaknya untuk merayakan ultahnya. Bermainlah dengannya sebentar".
Jae In "Ya aku mengerti".
Setelah Ny. Shin pergi, Ji yeon mendesah "Ya ampun, kenapa dia seperti itu? ini benar-beran membuat frustasi. Ini karena Hong Tae Sung". Jae In bertanya siapa hong tae sung? Ji Yeon menjawab "Kau tak tau Hong Tae Sung? Hong Tae Sung!". Lalu Ji Yeon berbisik "Putra dari presiden grup Haishin, dia anak diluar nikah. Siapapun sudah tahu". Jae In menjawab datar "Oh, aku mengerti". Ji Yeon lalu mengatakan "Kau pergi ke pulau jeju kan? Di ulang tahun Mone nanti, Hong Tae Sung juga datang." Jae In "begitukah? aku tidak pernah mendengar itu". Ji Yeon "Kau gadis malang!". Ji Yeon mengungkapkan bahwa Manager sedang mencari calon menantu. Jae in tanya "memangnya dia belum menikah?". Ji Yeon tertawa "Kenapa, kau tertarik ya? bagaimana kalau kau mendekati Hong Tae sung dan jadi menantu grup Haeshin, lalu muncullah di depan si brengsek Kyo Han itu. Dia pasti pingsan." Jae in hanya menggeleng dan keluar dari museum. Ia bergumam, "Hong Tae Sung...Hong Tae sung..." seperti memikirkan sesuatu. Jae In kemudian pergi mencari hadiah untuk ulang tahun Mone yaitu sebuah pena mahal seharga $1,780 dan harus mencicil selama 12 bulan.
Jae In kemudian berangkat menuju Jeju. Sesampainya di hotel tempat pameran. Tiba-tiba Geon Wook lari-lari dengan luka berdarah di pinggang dikejar beberapa orang dan mereka terlibat perkelahian di pinggir kolam. Geon Wook tampak sangat tangkas bertarung melawan mereka. Saat itu, tidak sengaja Jae In sedang berjalan di dekat mereka. Seorang wanita menabrak Jae In dan menjatuhkan koper,tas, dan juga pena hadiah Jae In. saat mencoba mengambilnya, tiba-tiba Geon Wook menyergap Jae In dan menjadikannya sandera. "Siapa kau?" tanya Jae In. "Huussh..." Gun Wook menyuruh Jae In diam. Dengan cepat, ia mengambil pisaunya kemudian menodongkan pada Jae In untuk mengancamnya. Para pria pengejar melemparkan koper Jae In ke arah Gun Wook. Jae In telempar bersama kopernya. Lalu Geon Wook kembali berkelahi dengan para pria itu. Melihat kejadian itu, Jae In menelpon polisi bahwa ada perkelahian. Tiba-tiba ada suara "Cut !..Apa ini? Siapa dia? Kenapa dia malah memanggil polisi? Dimana manager?" teriak seorang laki-laki yang ternyata sutradara. film action. Manager minta maaf pada sutradara lalu berkata pada Jae In "Nona, apa yang kau lakukan disini?". Jae In "Apa? Apa aku melakukan hal yang salah?". Lalu wanita yang menabrak Jae In tiba. Dia memohon maaf pada sutradara dan mengembalikan kotak berisi pena punya Jae In. Rupanya wanita itulah yang seharusnya berakting sebagai sandera, bukannya Jae In. Sutradara marah padanya "Kenapa kau tak masuk? Kami sudah merekamnya". Sutradara juga marah-marah pada para kru. geon Wook tak keberatan untuk mengulang lagi.
Sutradara memanggil Ketua Stuntman (Martial Art Director) bernama Jang Kam Dok "Adegan bertarung, ayo kita lakukan apa yang kita punya. Apa salahnya dengan action movie? Ayo buat yang lebih panas.". Kak Jang bertanya "kau ingin yang lebih panas? Apa kami bisa?". Sutradara "OK,. OK..Ah Geon Wook, tubuhnya bagus kan?". Kak Jang berkata "Tubuh Geon Wook... Tubuhku juga begitu 3 tahun lalu...". Sutradara "OK, apa kita bisa melakukannya?". Kak Jang mengiyakan lalu menghampiri Geon Wook dan meminta melepas pakaiannya untuk adegan selanjutnya, tapi Geon Wook menolak "Aku tak mau". Kak Jang mengomel "Tidak bisa! kalau kau mau dibayar, kau harus kerja!". Geon Wook "Bukankah aku stuntman? Bukankah aku stunt-nya aktor utama? Katakan padanya (aktor utama) untuk melepas baju dan lakukan sendiri". Lalu Geon Wook bergumam, "Hmm...dimana pisauku..?!". Kak Jang terpaksa meminta Hyung Bum "Bersiaplah untuk melepas baju dan lakukan push up". Hyung Bum "Kenapa aku? Geon Wook bisa melakukannya". Kak Jang "Kau tak akan melakukannya jika aku menyuruh melakukannya". Hyung Bum "Bukan, tapi tubuh Geon Wook lebih bagus dari yang lain. Lihatlah!" sambil membuka kaos Geon Wook dan melihat luka memanjang di punggung Geon Wook (sama dengan luka yang dilihat Jae In saat menabrak seorang pria). Sementara itu, aktris pemeran utama Choi Hee Joo memandangi tubuh Geon Wook yang atletis. "Hyung!" Kata Geon Wook keberatan bajunya dibuka. Hyung Bum sadar "Maafkan aku". Geon Wook berkata "Kau bahkan bukan pacarku jadi jangan buka bajuku" sambil tersenyum. Choi Hee Joo yang menatap Geon Wook tersadar oleh panggilan asistennya lalu mereka pergi. Kak Jang berkata "Kau seharusnya merawat tubuhmu. Apa ini, karena bekas luka-luka ini...." Geon Wook hanya tersenyum dan pamit pergi sambil membawa naskah. Kak Jang tetap mengomel "Kau bahkan tak punya bagian dialog jadi kenapa kau perlu naskah? Kau tak bisa merubah kebiasaan lamamu dan tidak semua orang yang bisa melakukan adegan action. Kau seharusnya punya balance..." sampai Geon Wook jauh pergi. Di tanah, ia menemukan pena milik Jae In yang terjatuh, kemudian mengambilnya.
Ketika Mo Ne sedang naik mobil bersama kakaknya, ia melihat Geon Wook. "Hentikan mobil!" kata Mone. "Kakak, kau pergi duluan. Aku ingin melihat syuting film". "Bibi, aku juga." kata So Dam, mengikuti Mone. "Hati-hati dan jangan sampai tersesat" ucap Tae Ra. Mone dan So Dam mencoba mengejar Geon Wook.
Jae in bertemu Hong Tae Ra di pintu hotel. Jae In "Maaf, anda kakak Mone bukan? Aku melihat fotomu di kamar Mo Ne. Aku bekerja di museum seni Nyonya Shin. Namaku Moon Jae In" sambil menyerahkan kartu namanya. Taera "Ya, Kudengar ibuku membuka museum. Kau bekerja disana sebagai karyawan?". Jae In tertawa. "Aku bukan karyawan, tapi freelance di pamerannya yang pertama. Dimana Mone?". Taera "Dia baru saja pergi...Mone tidak memberitahuku bahwa ia punya rencana lain. Ada keperluan apa?". Jae In menjawab "Aku datang ke Jeju untuk berbisnis. Tapi karena kudengar Mone berulang tahun, aku datang berkunjung". Taera "Oh!" kemudian berjalan dengan cepat masuk hotel dan Jae In mengejar di belakangnya "Kau lebih cantik dari yang di foto. Nyonya Shin dan Mone juga. Kalian memiliki kecantikan yang mengagumkan" kata Jae In berusaha untuk akrab. Taera "Aku akan memberi tahu Mone....Kau boleh masuk" katanya buru-buru.
Mone dan So Dam terus mengikuti Geon Wook di dalam hotel itu. Namun ternyata mereka salah mengikuti orang karena baju yang dipakai sama. Sodam melihat Gun Wook dan mengejarnya lewat tangga tanpa diketahui Mone. Karena panik mencari So Dam, dia menelpon Taera "Kakak, apa So Dam ada bersamamu? So Dam hilang!" Tae Ra bergegas berlari dengan cemas ditemani oleh supirnya untuk mencari So Dam.
So Dam kehilangan jejak, tapi rupanya Geon Wook sengaja bersembunyi tidak jauh dari So Dam. Kemudian sengaja memperlihatkan diri dan tersenyum di depan So Dam. "Om malaikat !!" seru So Dam. Geon Wook berbalik dan seketika senyumnya lenyap. So Dam mengikutinya masuk lift. Saat pintu lift akan menutup, sekilas Mone melihat So Dam lalu menelpon Taera "Kakak, kurasa aku melihat So Dam".
Mereka berdua sampai ke atap hotel. Setelah jalan buntu, Geon Wook berkata "Sampai kapan kau mau mengikutiku, Nona Kecil?". So Dam "Om Malaikat, apa sayapmu sudah kering?" tanya So Dam polos (So Dam memanggil Geon Wook Ahjussi yang dalam bahasa Korea berarti Om atau paman). "Saat itu kau jatuh ke air. Apa sayapmu sudah kering?". Geon Wook tersenyum "Aku tidak tahu". So dam "Tapi kenapa kau menyimpan sayapmu di atas kepalamu, bukan di punggung?" (maksudnya parasut). Geon Wook membungkuk dan berwajah manis di hadapan So Dam "Malaikat zaman sekarang bisa mengubah posisi sayap dimanapun yang ia mau.". So Dam menarik tangan Geon Wook "Ya, kau Om malaikat..ayo terbang.."
Gun Wook berdiri di luar pagar dan merentangkan tangannya " lihat..sayapku sudah kering kan? sambil menutup mata. Mone tiba, melihat mereka di piggir pagar dia berteriak dan berlari "So Dam!". Lalu So Dam berteriak pada Mone "Aku menemukan Om malaikat!.. Ia bilang, ia bisa terbang. Om, cepat terbang!" So Dam mendorong Geon Wook dan terjatuh. Mone berteriak histeris "Ahjussi!!!" lalu menghampirinya.
Mendengar teriakan Mone, Taera bergegas ke atas. Tapi rupanya Geon Wook tidak sampai terjatuh (dia berhasil memegang dinding), dia menjangkau tangan Mone yang memegang pagar "Bantu aku naik" katanya. Mone membantu menarik Geon Wook hingga hampir terjatuh tapi Geon Wook menyangga tubuh Mone agar tidak membentur lantai (How gentle ^^!!!).
Supir Taera datang dan langsung menyerang Geon Wook, tapi Geon Wook melawan dengan ilmu bela dirinya. Taera menyusul dan langsung menampar Geon Wook hingga pipinya berdarah (Unnie kukunya panjang niii...). Taera marah "Kenapa kau membawa seorang anak kemari?....Apa kau mencoba mengancamku dengan menggunakan anakku?". Geon Wook hanya tersenyum. Taera "Anakku tidak cukup lalu kau juga ingin menggunakan Mone? Apa yang ingin kau lakukan?". Mone menjelaskan "Kakak, tidak seperti itu!". Taera "Aku mendengar kau berteriak!" kepada Mone. Taera melanjutkan omelannya "Jika tidak, kenapa kau membawa putriku ke atas sini? Kenapa kau diam saja?!Aku melihatmu kemarin di kapal dan sekarang disini. Itu artinya kau memang menginginkan sesuatu."
Geon Wook diam saja lalu maju mendekati Taera mengambil sehelai rambut pada baju bagian dada Taera lalu membuangnya. Taera diam sejenak, menahan nafas, kemudian menampar Geon Wook kembali. Ia memerintahkan supirnya untuk melaporkan Geon Wook ke polisi, lalu menarik So Dam dan Mone untuk pergi dari tempat itu. Mone mencoba melepaskan diri dari genggaman Taera "Dia hampir mati karena So Dam!" katanya. Kepada supir mereka, Mone berkata "Paman, jangan laporkan dia" kemudian Mone meminta maaf pada Geon Wook. Setelah mereka pergi, Geon Wook hanya tersenyum dan memegang pipinya.
Dalam lift, Mone terus memegang tangannya yang tadi dipegang Geon Wook. Setelah turun Taera mengomel "Bagaimana kita bisa diam saja? Kita harus lapor polisi". So Dam "Bibi, aku menemukannya lebih dulu kan?" kepada Mone. taera "So Dam, apa yang kau bicarakan?". So Dam "Bibi dan aku mencari Om Malaikat tapi aku yang menemukannya duluan". Mone "So dam, kau yang mengejarnya duluan kan?". So Dam "Ya!". Mone mengomel pada Taera "kenapa kau memperlakukannya seperti penculik saja?". Taera "Kenapa kau marah? Apa masuk akal dia tidak tahu kalau So Dam mengikutinya?". Mone "Kau lebih aneh dari dia. Bagaimana bisa lelaki yang datang ke sini untuk syuting tahu bahwa kita ada di sini? Jangan berlaku seperti sangat kaya dan berkuasa setiap waktu pada semua orang". Taera membela diri "Aku melakukannya karena situasinya seperti itu" Apa yang kau tahu? aku tidak tahu. Kau memukulnya dua kali. Kau melakukannya sangat baik, tapi kau juga melakukan kesalahan". Taera "Mone, kau ini benar-benar..?".
Manager hotel datang "Maafkan saya, saya ada rapat jadi baru tahu sekarang. Ada apa dengan anakmu?". Taera "Tak apa. Jadi mereka membuat film di hotel ini?". Manager itu mengiyakan ini untuk kepentingan promosi. Mone bertanya "Film apa? Siapa nama tokoh utamanya?". Taera kepada manager hotel mengatakan "Aku tahu ini penting untuk promosi tapi para pelanggan ke sini untuk beristirahat. Jadi utamakanlah pelanggan lebih dulu" (sepertinya ini memang hotel milik keluarga Hong). Lalu Taera mencubit Mone dari belakang "Aduh, sakit. Kenapa kau mencubitku?" keluh Mone. Taera "Mone, keponakanmu hanya bermain, kenapa kau jadi sangat marah? So Dam bisa shock". Mone "Kakak, aku...". Taera langsung memotong kemudian bertanya pada manager hotel tentang persiapan ulang tahun Mone. Manager mengungkapkan bahwa persiapannya untuk besok sudah beres. Taera dan So Dam lalu pergi dan dari belakang Mone cemberut "Huh, dasar" karena Taera menyalahkan dia di hadapan Manager hotel, padahal kan yang paling marah tadi adalah Taera sendiri (^m,^).
Jae In menelpon adiknya Won In yang saat itu sedang mendengarkan lagu Suju "Bonamana". Jae In mengatakan bahwa nyaman sekali di Jeju. pemandangannya juga indah. Jae In minta pendapat Won In "bagaimana jika aku menikah dengan pria kaya?". Won In bertanya kenapa Jae In mengatakan itu tiba-tiba. Jae In mengatakan kalau itu mungkin saja terjadi. Won In "Sejak di buang oleh si berengsek Kyo Han, sekarang kau jadi tidak waras". Jae In "Kenapa kau berkata seperti itu pada kakakmu?". Adiknya mengatakan jangan melakukan hal bodoh dan bertanya Jae In menginap dimana. Jae In mengatakan dia ada di hotel suite room dimana grup Hae Shin juga disini "Karena inilah orang mengincar orang kaya" katanya. Won In "Kenapa kau ke sana?". Jae In "Ada pesta ulang tahun disini. Hong Tae Sung putra keluarga itu juga akan datang. Apa aku goda dia saja?". Won In terkejut sampai memuntahkan makanannya dan berkata apa Jae In gila? memangnya siapa yang mengundangnya?. Kata Jae In itu bisa saja. Won In "Memangnya tida ada hal yang lebih baik utuk kau lakukan?". Jae In "Bahkan di kamar ini semua lukisannya dari pelukis terkenal". Won In "Whoa, berapa harganya?". Jae In "Kau ini, apa hanya uang yang kau pedulikan? kau pikir semua yang mahal itu bagus? Hang Up " Jae In menutup telponnya. Won In memanggil "Kakak, kakak ! (sigh) baiklah Moon Jae In, terserah kau!". Guru Won In menghampiri dan mengomel karena keluar tanpa izin (anak bandel ^^).
Jae In duduk di pinggir bak mandi mewah sambil menunggu Mone, kemudian datang Mone tiba-tiba hingga membuatnya terpeleset ke dalam bak. Lalu di ruang tamu, Jae In menyerahkan hadiah pena untuk Mone saat kuliah nanti. Mone "Terima kasih Kak" sambil membuka kotaknya, penanya terjatuh namun ternyata bukan pena melainkan pisau Geon Wook saat menodong Jae In beberapa waktu lalu. Rupanya pena itu tertukar. Jae In langsung mengambilnya "Aduh kenapa ini" dengan wajah binggung. Lalu dia teringat kejadian itu "Mone, maaf ya ini bukan... Apa yang harus kulakukan? Maafkan aku". Tapi Mone malah mengambil pisau itu "Woah, kau tak akan terluka karena ini. Aku bisa memiliki ini kan?". Jae In tercengang kenapa Mone malah menyukai pisau itu "Oh tentu saja...Ummm di ulang tahunmu apa yang akan kau pakai? semua keluargamu datang kan?". Mone "Tidak, kakak tertua dan kakak ipar tidak datang". Jae In "Bagaimana kakak keduamu?". Mone terkejut "Kak, kau tahu kakakku yang lebih muda?". Jae In "oh tidak, kau mengadakan kakak lelaki tertua berarti kurasa ada yang termuda. Kau punya kakak lelaki yang lebih muda?". Mone "Ya, namanya Tae Sung. Tapi, jangan bilang pada ibu dan kakak perempuanku kalau kau tahu ya!". Jae In "Kenapa mereka tak mau membiicarakannya?". Mone "Ada alasannya". Jae In bergumam pelan "Kalau keluarga, kenapa begitu?". Mone "Itu karena dia kuliah ke luar negeri tapi dia malah main-main". Mone meminta pendapat Jae In tentang pakaian yang akan dia pakai. Tentu saja Jae In mengatakan kalau itu bagus.
Jae In kembali membicarakan Tae Sung "Itu mungkin karena kakakmu hidup sendirian. Apa dia kembali ke Korea? Apa dia tetap main-main? kakakmu itu?". Mone mengambil sebuah gaun lagi lalu meminta pendapat Jae In "Kupikir kau akan kedinginan memakai itu". Mone "Apa yang kau katakan? aku akan memakainya besok". Jae In "bukannya ulang tahunmu hari ini?". Mone "Tidak, tapi besok". Jae In "Oh benarkah?". Taera masuk, lalu Mone meminta Jae In merahasiakan apa yang dia katakan. Taera menyerahkan sebuah syal untuk Mone, lalu Mone berkata "Kak, apa Jae In boleh makan dengan kita besok?". Tapi Taera berkata "Ini hanya untuk jamuan keluarga. Maaf Jae In-shi, sebagai gantinya kau bisa makan bersama Mone hari ini" katanya tersenyum (mungkin ini penolakan halus untuk Jae In). Jae In "Ah, tak apa".
Geon Wook tertidur di atap. Ia memimpikan masa kecilnya yang mengerikan juga asal luka di punggungnya. Ini mimpi buruk bagi Geon Wook saat dia diusir dari rumah saat hujan lebat juga gambaran nama Hong Tae Sung yang tertulis di baju sekolah yang dia pakai. Geon Wook terbangun dalam tidurnya yang gelisah. Lalu artis Choi Hee Joo datang "Kau sendirian? aku bangun pagi-pagi berharap dapat pujian dari staf, tapi aku datang terlalu awal. Hee Joo melihat wajah Geon Wook yang terluka "Ada apa dengan wajahmu?" sambil mencoba menggapai wajah Geon Wook tapi dicegah Geon Wook (Hmm, dia datang di waktu yang salah karena Geon Wook sedang Bad Mood @___@). Geon Wook "Hanya tergores" katanya. Hee Joo "Kau seharusnya hati-hati dengan wajahmu. Orang seperti kita, wajah adalah hidup kita". Geon Wook "Lagi pula wajahku tak akan muncul di TV". Hee Joo "Besok kau akan melakukan scene sky diving kan?".
Geon Wook bersandar di pagar dan menengadah ke langit sebentar seolah-olah malas dengan pembicaraan Hee Joo. Hee Joo berkata "Aku sudah latihan, tapi aku takut. Ini action movie pertamaku, dan aku sangat ambisius dengan proyek ini...Geon Wook, apa kau tidak takut?". Geon Wook berkata "Ini pekerjaanku". Hee Joo "Aku mempercayaimu untuk besok, Geon Wook!". Geon Wook "Bagaimana bisa kau mempercayaiku". Hee Joo "Huh?".
Asisten Hee Joo datang berlari memanggilnya "kak Hee Joo, jadwal berubah sehingga kita akan syuting indoor duluan. Cepatlah dan ganti bajumu". Asistennya terpeleset hingga menjatuhkan kostum Hee Joo. Hee Joo menghampiri "Ah... kau seharusnya hati-hati, Da Lim. Kau tak apa? ...(kepada Geon Wook) Apa kau akan turun?" Geon Wook diam mengisyaratkan kata tidak dengan tangannya, lalu Hee Joo menjawab "Kalau begitu sampai jumpa". Di tangga darurat, Hee Joo menampar Da Lim dan memarahinya. Dia hanya terlihat baik di depan Geon Wook, Hee Joo mengomel "Kau pikir bajuku adalah bantal tempat kau jatuh?!" bentaknya. "Kau tidak bisa melakukan apapun dengan benar! Huh, kau memang kurang berbakat juga tak punya sense. Kenapa kau datang tadi?" lalu dia pergi.
Jae In jalan dengan Mone untuk makan bersama "Kak, desert disini sangat enak lo?". Jae In "Benarkah?". Tiba-tiba Tuan Um menjemput. Mo Ne lupa bahwa ia sudah punya janji untuk makan malam. Jae In "Kau ada janji ya? tak apa-apa" lalu mereka pergi meninggalkan Jae In sendirian.
Geon Wook berdiri di jembatan yang ada di atap hotel. Dia menulis sesuatu di naskah yang dia bawa, dia robek selembar lalu membuat origami bangau. meletakkannya di atas batang besi di jembatan itu lalu melihatnya terbang tertiup angin (background musiknya lagu Thorn Flower, (TT___TT) haaaah... kenapa aku selalu mau pingsan kalau dengar lagu ini??). Setelah bangau kertas itu jatuh ke tanah, Jae In menyimpan bangau kertas itu.
Di kantor Polisi, Detektif Gwak mengamati foto origami bangau kertas yang terkena darah "Detektif Lee, Kenapa dia meninggalkan bangau kertas bukannya sebuah pesan?". Detektif Lee berkata sambil membelakangi "Mungkin dia tidak punya pulpen". Detektif Gwak berkata "Saat kau ingin bunuh diri, kau punya banyak waktu untuk menulis pesan. Tapi dia mati hanya dengan meninggalkan ini. Kenapa dia buru-buru mau mati?" (biasanya kasus bunuh diri di Korea korban meninggalkan surat). Lee "Memiliki foto pacarnya yang terlipat tidak berarti 'Aku mati karena kau' bukan begitu?". Detektif Gwak menanyakan mengenai pacar Choi Sun Young, Lee menjawab "Ya, aku minta mereka menghubungiku". Detektif Gwak menghampiri "Dasar tak berguna, kita harus mengeceknya sendiri" tapi chief terkejut ternyata dari tadi Lee malah main game di Hp. Detektif Gwak mengomel "Dasar pemalas".
Mone dan Tuan Uhm ngobrol di cafe. Tuan Uhm bertanya apa Mone menyukai yacht pemberiannya. Mone menjawab "Ya, aku menyukainya". Tuan Uhm "Sesuatu terjadi disana ya?". Tapi Mone mengalihkan topik "Tuan Uhm, kenapa kau mau menikah denganku?". Tuan Uhm "Karena aku menyukaimu. Kau tidak menyukaiku? karena aku gemuk?". Mone "Bukan itu. Tapi..." tiba-tiba Mone terkejut melihat Geon Wook datang dan duduk tak jauh dari mereka. Mone melanjutkan "Tapi ini adalah pernikahan. kau harus saling menyukai dulu". Geon Wook menatap Mone kemudian dia pergi ke toilet. Mone melihatnya. Tuan Uhm "Ada apa? Kau merasa tidak nyaman?". Mone "Huh? tidak", Mone ingin menyusulnya sehingga dia minta izin dengan Tuan Uhm untuk ke belakang.
Geon Wook sedang mencuci tangan. Saat Mone masuk, ekspresi Geon Wook menyiratkan bahwa dia sudah memperkirakan ini terjadi lalu dia berkata"Ini kan toilet laki-laki". Mone "Aku ingin minta maaf soal waktu itu. Kakakku terlalu shock sehingga dia bertindak seperti itu. Dia biasanya tidak begitu". Geon Wook "Jangan khawatir. tak apa". Mone "Ah wajahmu! kau terluka karena kakakku?". Geon Wook "tak apa". Mone "Ah..., maafkan aku!". Geon Wook "Ini bukan sesuatu yang perlu kau minta maaf".
Geon Wook mendengar suara orang sedang menelepon" Aku hampir selesai. Tunggu sebentar lagi. Kenapa kau seperti ini?". Mone menyadari itu adalah Tuan Uhm yang mau masuk toilet. Mone langsung menarik Geon Wook ke dalam salah satu kamar toilet. Geon Wook dan Mone berdiri rapat dan saling berhadapan. Geon Wook berbisik "Kau ini cukup berani juga. Apa kau tahu ini dimana?". Mone berkata "Karena aku sangat menyesal". Mone gugup karena merasakan nafas Geon Wook. Tuan Uhm sepertinya sudah keluar "Ayo keluar" kata Geon Wook.
Setelah keluar, Geon Wook berkata "Sudah tak ada orang. keluarlah". Mone "Maaf, siapa namamu?". Geon Wook "Shim Geon Wook". Mone berkata seperti gadis kecil "Terima kasih Geon Wook Oppa!!...Tapi namuku bukan nona (agashi) tapi Hong Mone". Geon Wook menyebut "Hong Mone". "Ya" kata Mone tersipu lalu berlari pergi. Geon Wook tersenyum tapi seketika wajahnya berubah dingin kembali.
Sementara itu Taera membacakan dongeng untuk So Dam. So Dam bertanya "Ibu, apakah aku boleh bertemu lagi dengan Paman Malaikat besok?". Taera "Siapa?". So Dam "Om Malaikat yang kita temui tadi". Taera "Ah.., laki-laki yang kau bilang kau temukan? So Dam, kau ternyata sudah besar. Kau bisa mengenali lakilaki yang baru kau lihat sekali, tapi lain kali jangan mengikuti seperti itu. Mengerti?". So Dam "Walaupun ia tersenyum?". Taera "Huh? Ia tersenyum?". So Dam "Ya, dia tersenyum". Taera "Begitu?". So Dam "Ya!". Taera teringat saat dia menampar Geon Wook.
Tuan Uhm bersama dengan seorang wanita di dalam mobil. Ternyata wanita yang mengemudikan mobil itu adalah Choi Hee Joo. Sepertinya orang yang ditelepon Tuan Uhm di cafe tadi adalah dia. Tuan Uhm "Kau sedang syuting film action kan? katakan pada mereka untuk membuang adegan berbahaya. Hee Joo "Aku menjapatkan peran utama untuk pertama kali, jadi aku tidak peduli itu berbahaya atau tidak.". Tuan Uhm "Mulai sekarang bermainlah dalam film dengan adegan yang cantik". Hee Joo "Jika aku memainkan adegan yang cantik apakah kau akan menolongku mendapatkan iklan?". Tuan Uhm "Kau kan sudah dapat iklan kecap". Hee Joo "Aku ingin mendapatkan satu dimana aku mengoleskan sesuatu di wajahku" (maksudnya iklan kosmetik). Tuan Uhm memegang paha Hee Joo hingga perhatian Hee Joo teralihkan dan tak sadar menabrak sepeda motor yang menyeberang. Hee Joo panik "Apa yang sudah kulakukan?". Tuan Uhm berkata "Tutupi wajahmu".
Hee Joo bersembunyi dan memakai kaca mata hitam sementara Tuan Uhm keluar "Seharusnya kau hati-hati, anak muda" katanya kepada laki-laki yang ternyata Geon Wook. Geon Wook berdiri dan melihat ke arah mobil. "Kurasa kau bukan pengemudinya" katanya. Tuan Uhm "Lebih baik kita selesaikan antar pria saja.. (mengeluarkan sejumlah uang dari dompet).. biaya rumah sakit dan perbaikan". Geon Wook "Kau sangat melindungi pacarmu." katanya mengancam. "Aku jadi semakin penasaran." Tuan Uhm mengganti uangnya dan menyerahkan selembar cek (kayaknya si 10 juta won) "Maafkan aku, apa ini lebih baik?". Sebelum Tuan Uhm masuk ke mobil, Geon Wook berkata "Oy, hati-hati" sambil mengecup cek itu. Mereka pergi, dari luar Geon Wook menatap ke arah Choi Hee Joo. Sepertinya dia mengenalinya (Tentu saja ^^).
Di tepian sebuah dermaga, Geon Wook duduk seorang diri menghisap stik plastik (sepertinya permen) sambil memainkan pemantik apinya. Dia memandangi cek itu kemudian mau membakarnya.
Jae In datang ke tempat syuting film di Jeju. Dan bertanya pada salah satu kru "Permisi, apa kalian ada yang menemukan pena kemarin di depan hotel?". Kru itu bingung "saat kalian syuting dimana aku ditodong". Kru itu lalu ingat "Oh, kau yang itu". Jae In "Aku menjatuhkan sebuah pena. Tolong tanyakan pada yang lain. Itu pena mahal". Kru itu lalu berteriak "Adakah yang menemukan pena wanita ini? Dia bilang itu mahal" namun tidak ada yang mengaku. Geon Wook menoleh, dia teringat pena yang ia temukan kemarin tapi dia tak peduli dan berlalu saja. Kru itu berkata "Sepertinya tidak ada yang menemukannya". Para kru sibuk mempersiapkan adegan sky diving.
Da Lim (asisten Hee Joo) mengendap-endap di sekitar pesawat dan berniat memotong tali parasut milik Hee Joo. Tiba-tiba Geon Wook datang untuk memeriksa peralatan melihat Da Lim kemudian menariknya. Geon Wook "Lihat baik-baik....di sini, di sini, atau di situ. Kau harus memotong yang ini jika ingimn membuat seseorang mati" katanya mengajari. Da Lim "lepaskan aku". Geon Wook "Apa yang kau lakukan?". Da Lim "lepaskan aku". Geon Wook mengulangi "Kubilang apa yang kau lakukan?". Da Lim meronta-ronta dan memaksa dilepaskan hingga pisau yang dipegangnya melukai telapak tangan Geon Wook. Da Lim emosi "Kau tidak tahu betapa kejamnya Choi Hee Joo!....Apa kau tahu berapa banyak ia menginjak-injak orang lain dan merendahkan mereka? Dia memaki tanpa alasan dan menampar tanpa alasan, dan mengancam dan berteriak!!!.. Aku muak padanya. Aku ingin membunuhnya. Aku berharap dia mati. Aku ingin melihat dia mati...". Geon Wook berteriak "Tenanglah!" hingga Da Lim terdiam.
Geon Wook berkata "Apakah itu akan mengubah hidupmu? Apakah hidupmu akan berubah jika Choi Hee Joo mati? Jika dia mati, akan ada Choi Hee Joo lain yang akan menginjak-injak dirimu. Lalu apa kau akan membunuh lagi? Apa kau akan membunuh lagi seperti ini". Geon Wook dengan tenang berkata "Membunuh itu mudah. Membunuh seseorang sangatlah mudah....Kau ingin aku mengajarimu?... Kau tahu apa yang lebih sulit dari membunuh? Itu adalah melampaui Choi Hee Joo, berdiri lebih tinggi darinya dan tak akan pernah membiarkan orang lain menginjak-injakmu". Da Lim menatap Geon Wook. Geon Wook melanjutkan nasihatnya "Mulai sekarang, jangan melakukan hal bodoh seperti itu". kemudian Geon Wook pergi sambil bersiul. Sepertinya Geon Wook melihat Da Lim sebagai refleksi dari dirinya, karena itulah dia menasihati Da Lim seperti itu.
Para kru dan sutradara bersiap di sebuah tebing. Kak Jang memanggil Geon Wook lewat walkie talkie "Geon Wook, bersiaplah!..Hee Joo-shi, apa kau dengar?". Hee Joo "Ya". Kak Jang "Percayalah pada Geon Wook, maka kau akan aman" sementara Da Lim di samping Kak Jang terlihat sangat cemas. Hee Joo bertanya pada Geon Wook "Apa kau yakin tak ada yang perlu ku khawatirkan? Ada sesuatu tentang itu di dalam naskah, vertigo atau apa?". Geon Wook "kadang para penerjun melakukan kesalahan di langit di atas lautan dan mendapat kecelakaan. Jika kau kehilangan jalanmu di langit, maka kau akan mati". Hee Joo "Apa kau bisa mengingatnya?". Geon Wook "orang orang yang mengalami vertigo saat sky diving. Tetaplah fokus". Hee Joo "Ya" kagum menatap Geon Wook. Geon Wook "Aku akan terjun sampai hitungan ketiga".
Para kru dan sutradara bersiap di sebuah tebing. Kak Jang memanggil Geon Wook lewat walkie talkie "Geon Wook, bersiaplah!..Hee Joo-shi, apa kau dengar?". Hee Joo "Ya". Kak Jang "Percayalah pada Geon Wook, maka kau akan aman" sementara Da Lim di samping Kak Jang terlihat sangat cemas. Hee Joo bertanya pada Geon Wook "Apa kau yakin tak ada yang perlu ku khawatirkan? Ada sesuatu tentang itu di dalam naskah, vertigo atau apa?". Geon Wook "kadang para penerjun melakukan kesalahan di langit di atas lautan dan mendapat kecelakaan. Jika kau kehilangan jalanmu di langit, maka kau akan mati". Hee Joo "Apa kau bisa mengingatnya?". Geon Wook "orang orang yang mengalami vertigo saat sky diving. Tetaplah fokus". Hee Joo "Ya" kagum menatap Geon Wook. Geon Wook "Aku akan terjun sampai hitungan ketiga". Geon Wook mengatur timer miliknya dan Hee Joo sebagai batas waktu melepas parasut. Kemudian mereka terjun bersama. Kak Jang tetap mengawasi lewat teropong.
Mone berada di yacht bersama Tuan Uhm. Mone menemukan sebuah walkie talkie milik Geon Wook yang tertinggal. Dari situ terdengar percakapan Geo Wook dengan Hee Joo.
Geon Wook "Apa kau bisa mendengar?"Tuan Uhm melepaskan headset Mone kemudian memasangkan sebuah kalung di lehernya dan berbisik di telinganya "Aku mencintaimu" kemudian mencoba mencium Mone tapi Mone malah muntah di baju Tuan Uhm.
Hee Joo "Ya..., sekarang kau bicara informal"
Geon Wook "Inilah langit"
Hee Joo menjawab "Aku suka di langit"
Geon Wook "Apa kau pergi kemarin?". Mereka mengobrol sambil berpegangan tangan. Sesekali Geon Wook melakukan salto di udara.
Hee Joo "Ya"
Geon Wook "Apa hubungan kalian?"
Hee Joo "Siapa?". Lalu Mone memasang headset
Geon Wook "pria di mobil tadi malam?"
Hee Joo "Kau melihat kami? Jangan salah paham. Ia hanyalah pacar yang kukencani sebentar".
Geon Wook "Kau mencintainya?"
Hee Joo "Cinta? Ya ampuun". Sementara itu, Tuan Uhm memberikan bunga dan berkata "Selamat ulang tahun" pada Mone.
Geon Wook "Aku tahu dia, dia dari Perusahaan Chung Soo, Uhm Sang Moo, bukan?".
Hee Joo "Memang kenapa, dia akan segera menikah. Dia tinggal menunggu sebentar karena wanitanya masih anak-anak belum dewasa.
Kak Jang memanggil Geon Wook "Geon Wook, siapkan parasutnya". Da Lim semakin terlihat cemas. Kepada Hee Joo, Geon Wook berkata "Bukalah saat kubilang 1,2,3." Geon Wook bisa melakukannya dengan sempurna, namun parasut Hee Joo macet dan tidak bisa terbuka. Hee Joo terus berteriak. "Fokuslah!" teriak Geon Wook. Hee Joo terus teriak. Geon Wook "Choi Hee Joo...Choi Hee Joo". Hee Joo panik "Tolong aku! Tolong!" jeritnya. Untuk dapat mendekati Hee Joo, Geon Wook melepas parasutnya sendiri dan melayang mendekati Hee Joo (kayak superman (^m,^)). Geon Wook memotong parasut Hee Joo lalu membuka parasut cadangan. Kak Jang lewat walkie talkie berkata "Geon Wook "Apa yang kau lakukan? Bersiaplah!... Geon Wook! Hey!" tapi tak ada jawaban. Hee Joo berteriak "Geon Wook-shi!!". Kak Jang panik "Kemana dia? Apa yang dia lakukan? Buka parasutmu ! Hey Geon Wook!". Sutradara "Apa yang terjadi?". Kak Jang terus berteriak tapi walkie talkienya mati karena ternyata baterainya habis. Da Lim juga berteriak "Hee Joo-shi!!". Geon Wook mengatur posisi dan mencoba membuka parasut cadangannya tapi terlambat. Posisi ketinggian tidak memungkinkan untuk membuat parasut mengembang. Semua kru berteriak. Geon Wook kemudian jatuh dengan keras.
Sementara itu di kantor polisi "Ketua! Aku menemukannya!" kata Detektif Lee. "Kekasih wanita yang bunuh diri, Choi Sun Young." lanjutnya. Detektif Gwak "Sudah kubilang dia mungkin tidak bunuh diri...Dimana dia?". Detektif Lee "Di Pulau Jeju".
Para kru menolong Geon Wook. Kak Jang terus memanggil Geon Wook "Geon Wook, kau baik-baik saja? Buka matamu! Dalam pingsannya, Geon Wook teringat masa kecilnya bersama orang tua angkatnya di sebuah rumah yang sederhana. Ibunya memanggil namanya Tae Sung. Saat Geon Wook kecil bermain dengan anjingnya, ibunya memanggil dengan membunyikan lonceng "Tae Sung! ayo makan". Ayah Geon Wook kecil adalah seorang yang menderita bisu tuli sehingga berkomunikasi dengan bahasa isyarat. Geon Wook "Ayah, ayo beli alat bantu dengar" dengan bahasa isyarat. Ibunya membelai Geon Wook "Tae Sung, walaupun memakai alat bantu dengar, bukan berarti dia bisa mendengar. Lagipula, itu sangat mahal". Ayahnya lalu berkata dengan bahasa isyarat "Ayah baik-baik saja. Walaupun aku tak memakai alat bantu dengar, aku bisa mendengar apapun yang kau katakan, Tae Sung. Jadi tak apa". Geon Wook kecil "Tidak ayah...Jika kau punya alat bantu dengar, kau bisa mendengar segalanya. Bahkan jika lampu mati, kau bisa dengar semua yang kukatakan". Ayahnya tersenyum. "Ibu, aku berjanji akan membuat ayah bisa mendengar". Ibu dan ayah Geon Wook sangat bahagia mendengarnya.
Lalu terdengar suara Kak Jang memanggilnya. Geon Wook pun sadar dan memuntahkan air laut dari mulutnya. Geon Wook melihat lonceng kapal yang berbunyi pelan. Dia teringat lagi saat ayahnya akan membawanya pergi "Mulai sekarang, dengarkan aku baik-baik. Ayah kandungmu sedang mencarimu. Ayahmu yang sebenarnya adalah orang yang sangat kaya di Seoul. Jadi kau harus hidup dengannya. Kau mengerti? Mulai sekarang kau bukan Choi Tae Sung tapi Hong Tae Sung". Geon Wook menangis "Tidak! Ayah adalah ayah kandungku! Tidak! Tidak!". Ayahnya menggendong Geon Wook yang terus meronta-ronta tak mau pergi.
Geon Wook duduk melamun di atas kapal boat yang membawanya. Lamunannya menuju saat dia pertama kali menginjakkan kaki di rumah keluarga Hong. Saat sampai, dia dan ibunya terus menangis. Geon Wook menangis-nangis histeris, menolak untuk pergi. "Aku tidak mau! Aku tidak mau!" teriaknya sambil memegang anjing kesayangannya. Tuan Hong dan Ny. Shin menyambutnya "Tae Sung, ayo masuk". Geon Wook berkata "Aku tak mau! Ayah!". Tuan Hong "Ya, ya, akulah ayahmu". Geon Wook terus menangis tak mau pergi. Ayah dan ibu Geon Wook menangis melepaskan anaknya. Mereka terpaksa melakukan itu demi masa depan putranya.
Sejak tinggal di rumah keluarga Hong, Geon Wook tidak mau bicara dan hanya memakai bahasa isyarat. Ny. Shin "Kau ingin bertemu ayah dan ibumu di desa? jika kau bersikap baik dan mau mendengarkan kami,mereka akan menjadi kaya dan datang menjemputmu". Geon Wook lalu bicara "Jadi, kalau aku bicara maka ayah dan ibuku akan jadi kaya dan menjemputku?". Ny. Shin "ya, kau bukan lagi Choi Tae Sung, tapi Hong Tae Sung. Aku adalah ibumu dan presiden direktur adalah ayahmu. dan ini rumahmu. Kau akan menjadi anak baik kan?". Geon Wook "Maaf...". Ny. Shin "Bicaralah, apa yang ingin kau katakan? katakan pada kami". Geon Wook lalu berbisik di telinga Ny. Shin bahwa ia menginginkan alat bantu pendengaran. Ibu barunya setuju, kemudian menyuruhnya memanggil Tuan Hong "Ayah". Tuan Hong sangat senang dan menggendong Geon Wook. Geon Wook mengingat kenangan itu dengan mata yang sembab.
Di ruang pameran seni, Jae In tanpa sengaja menjatuhkan origami bangau kertas yang dia pungut kemarin. "Apa ini naskah?" Ia membukanya lalu membacanya "Taera, Noona, Mone, Keluarga? Ini orang-orang Haeshin Group". Jae In lalu membalik sisi belakang kertas dan membaca sebuah puisi :
Di malam hari, Di malam hari,Sesaat setelah jatuh ke dalam air, dalam alam bawah sadar Geon Wook ternyata semua kejadian bersama keluarga Hong di Jeju bukanlah kebetulan. Dia sudah merencanakannya, dari saat dia salah mendarat di kapal Mone, meninggalkan walkie talkie, sengaja diikuti So dam, tali di atas gedung hotel, dan sengaja jatuh, membuat Taera marah, sengaja menabrakan diri di depan mobil Uhm Sae Joo, mendekati Mone, Geon Wook teringat saat hari-hari bahagia di keluarga Hong. Mone masih bayi. "Sejak Tae Sung di sini, kita semua harus berkumpul. Berdirilah sebelah sini" ajak Tuan Hong pada Geon Wook kecil. "Tae Kyung, ini adik laki-lakimu. Bimbing dia dengan baik. Taera, kau juga ya". Taera "Ya, ayah". Mereka membuat foto keluarga. Lalu ingatannya berpindah saat dia diusir dari keluarga itu. Tuan Hong berteriak "Beraninya kau berbohong dan datang ke rumah ini!". Geon Wook menangis "Kau bilang padaku bahwa aku Tae Sung!..Kemana aku bisa pergi? Buka pintunya!", bertemu dengan Tae Sung yang sebenarnya juga saat dia didorong dengan kasar dan terjatuh menimpa lemari kaca hingga menyebabkan bekas luka dipunggungnya. Lalu mata Geon Wook terbuka di dalam air. mata yang menyimpan dendam....
Dalam malam, sangat gelap,
Dimanakah langit, Dimanakah bumi,
Apakah dalam cahaya aku melihat cahaya api?
Apakah itu sebuah cahaya bintang?
Ataukah bintang cahaya.
Aku tak bisa mengungkapkan perbedaannya.
Kemana aku harus pergi?
Apakah surga? atau neraka?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar