Cerita berawal dari seorang perempuan yang sedang melahirkan dirumah sakit, ia berjuang agar bayi yang ia lahirkan dapat selamat.
Sementara itu disebuah kuil, seorang wanita tua sedang melakukan sembahyang, dia berdoa agar diberikan cucu laki2, namun tiba2 tasbih yang ia gunakan untuk sembahyang dikuil putus, secara bersamaan terdengar suara bayi yang baru saja dilahirkan.
Seorang bayi telah di lahirkan, dokternya dan sang ibu (Seo In Sook) terlihat sangat lelah, “Bagaimana keadaan bayiku? Tanya Seo In Sook, “Bayimu sehat” jawab dokter. “Apakah dia laki2? Tanyanya lagi. Dokter terdiam. “Tidak bisakah kau katakana padaku, bayiku laki2 bukan? Teriak Seo In Sook.
Sementara itu dikantor, Han Seung Jae mengabarkan pada Goo Il Jong bahwa istrinya telah melahirkan anak perempuan dan kondisinya sangat lemah. Goo Il Jong tidak terlihat senang, ia malah menanyakan jadwal meeting kepada Seung Jae dan bersiap untuk untuk meeting bersama Park Hee Song. “Bagaimana dengan nyonya?” Tanya Seung Jae. “Tolong katakana pada ibu, aku akan datang terlambat” seru Il Jong. Il Jong kemudian meninggalkan Seung Jae.
Ibu Il Jong berkunjung keruang rawat dengan wajah tak menyenangkan bersama Seung Jae, “Il Jong pasti sangat kecewa, keluarga ini sangat membutuhkan seorang anak laki2, namun kau hanya bisa melahirkan seorang perempuan” kata ibu Il Jong ketus. Mendengar hal itu Seo In Sook cukup terpukul, “Dimana dia (Il Jong)? Tanya Seo In Sook. “Il Jong akan datang terlambat karena ada meeting, dia adalah orang yang sibuk, jadi kukatakan padanya tidak usah cemas dengan masalah rumah tangga seperti ini, melahirkan anak perempuan berarti tidak ada perayaan, jika kau sudah selesai pendarahan segeralah pulang, berlama2 di rumah sakit itu sangat memalukan”. Kata ibu Il Jong sinis. Ibu Il Jong kemudian meinggalkan ruangan, sementara itu Seo In Sook terlihat sangat terpukul.
Setelah ibu Il Jong meninggalkan ruangan, Seung Jae juga berpamitan. “Mi Sun, bawa Ja Kyung pulang”. Kata Seo In Sook. “Tidak bisakah kami tinggal lebih lama lagi, Ja Kyung sudah lama tidak melihatmu sejak kau tidak dirumah” jawab Mi Sun memelas. Seo In Sook malah membentak “Jika kukatakan pulang, kau harus melakukannya, jangan banyak pertanyaan”. Mi sun dan Ja Kyung sangat terkejut dengan reaksi Seo In Sook, akhirnya Mi Sun membawa Ja Kyung pulang. Setelah mereka pergi, Seo In Sook memandang bayinya sambil menangis sambil mengingat sesuatu.
Flashback:
“Itu sebuah ketamakan” kata seorang pria tua. “Ketamakan katamu? Menginginkan seorang anak laki2, apa itu sebuah ketamakan? Kata Seo In Sook marah. “Mencoba untuk mendapatkan sesuatu yang tidak bisa kau dapatkan, itu adalah suatu ketamakan” jawab pria tua santai. “Maksudmu, aku tidak akan melahirkan seorang anak laki2? Tanya Seo In Sook sedih. “Mencoba mengetahui masa depan juga sebuah ketamakan, ketamakan hanya akan menyakitimu dan menghancurkan dirimu, tidak peduli seberapa keras kau mencoba, ketamakan akan cepat menghancurkanmu” kata pria tua.
Seo In Sook duduk kemudian memberikan pria tua sebuah amplop berisi uang. “Aku dengar kau bisa melakukan sesuatu yang tidak mungkin, dan bisa melihat masa depan”. Mendengar hal itu pria tua hanya bisa tertawa. Ia mengatakan bahwa yang didengar Seo In Sook hanyalah omong kosong karena ia hanyalah seseorang pembuat guci. Seo In Sook memohon pada pria tua itu untuk membantunya, namun pria tua itu mengatakan bahwa ia dan suaminya tak akan pernah punya anak laki2 sampai kapanpun. “Apakah tidak ada cara lain? Tanya Seo In Sook mendesak. “kau akan mendapatkan anak laki2 dengan pria lain”jawab pria tua, Seo In Sook shock. “Sebelumnya, suamimu mempunyai seoranga anak laki2 dengan perempuan lain” seru pria tua melanjutkan. Mendengar hal itu membuat Seo In Sook sangat terpukul dan tak percaya, ia hampir menangis.
Malam itu hujan sangat deras, Il Jong pulang diantar Seung Jae. Sebelum masuk kerumah Il Jong menghela nafas dalam2. Sesampainya didalam rumah, Mi Sun memberi salam pada Il Jong namun ia tidak menghiraukan, ia terus berjalan dengan pandangan kosong. Mi Sun cukup terkejut dengan sikap Il Jong, Seung Je mengatakan pada Mi Sun bahwa Il Jong minum terlalu banyak, Mi Sun mengerti dan pergi membawa topi Il Jong yang sebelumnya telah diberikan pada Seung Jae.
Di kamarnya Il Jong duduk dan terlihat sangat lelah, tiba2 ketokan pintu, Mi Sun masuk dan membawakan Il Jong makanan kecil, setelah itu Mi Sun mengukur tekanan darah Il Jong. “Apa istriku sudah pulang?” Tanya Il Jong. “Belum, nyonya akan pulang dengan segera, nyoya sudah berada dirumah sakit semenjak ia merasa lemah” kata Mi Sun. “Berapa umurmu tahun ini? Tanya Il Jong. “24 tahun” jawab Mi sun sambil tersenyum. Mi sun menyarankan agar Il Jong tidak minum terlalu banyak karena tekanan darahnya tinggi, bila ia mengurangi minumnya maka takanan darahnya akan turun. Tiba2 Il Jong membelai kepala Mi Sun, Mi Sun sangat terkejut.
Hujan turun sangat deras, petir menyambar, itu membuat Ja kyung terbangun dan memanggil Mi Sun.
Diruang kantor Il Jong mulai melakukan hal yang tidak2 pada Mi Sun, ia membelai Mi Sun seolah Mi Sun adalah istrinya, “Tuan, mengapa kau lakukan ini? tidak seharusnya kau melakukan ini, ini sangat berbahaya” kata Mi Sun takut. “Ini karena kau sangat cantik” kata Il Jong. Il Jong kemudian mendekat dan mencium Mi Sun.
Ja Kyung meninggalkan kamarnya dan pergi mencari Mi Sun. Sampai diruang tengah, ia melihat pintu yang sedikit terbuka dan mulai mendekatinya. Ja Kyung melihat ayah dan Mi Sun sedang berpelukan kemudian berciuman. Ja Kyung tidak bergeming, ia hanya gemetar dan memeluk erat bonekanya.
Tiba2 ibu Il Jong menutup pintunya dan menyuruh Ja Kyung tidak bersuara. Ja kyung kaget. “Mengapa kau tidak tidur dengan nenek malam ini? Tanya ibu Il Jong basa basi dengan suara pelan. Ibu Il Jong melirik kearah pintu kemudian membawa Ja Kyung pergi. Ja Kyung tak tenang ia menoleh kebelakang melihat arah ruangan itu.
Akhirnya Seo In Sook pulang, Ja Kyung berlari senang menyambunt kedatangan ibunya. “Ja Kyung, kau baik2 saja ketika aku pergi kan? Tanya Seo In Sook. Ja Kyung mengangguk. “Apakah kau senang bersama Mi Sun?” Ja Kyung hanya diam saja kemudian pandangan Seo In Sook perpaling kearah pelayan tua. Sementara itu pelayan tua hanya bisa diam dan merasa was was.
Seo In Sook berusaha mencari Mi Sun keseluruh ruangan, namun ia tidak menemukannya. Kemudian ia menuju kelantai atas, pelayan tua mengikutinya. Seo In Sook menemukan Mi Sun sedang muntah muntah di pojok kamar. Mi Sun terkejut begitupula Seo In Sook, ia mengingat kata2 pria tua peramal.
Seo In Sook sangat marah, ia menyeret Mi Sun keluar. “Anak siapa itu? Bentak Seo In Sook. “Tuan Il Jong” jawab Mi Sun. Seo In Sook menampar Mi Sun. “Katakan sekali lagi, anak siapa itu? Bentak Seo In Sook lebih keras.
Mi Sun menangis dan berlutut pada Seo In Sook. “Aku benar2 minta maaf, perbuatanku memang tak termaafkan” kata Mi Sun menyesal. Seo In Sook mulai mengumpat Mi Sun dengan kasar.“Kau merencanakan tidur dengan suamiku untuk mengubah hidupmu kan? Tanya Seo In Sook marah.“Tidak nyonya” jawab Mi Sun terbata2. “Kalau begitu, kau ingin mempunya anak laki2 dirumah ini dan mengambil alih semua urusan rumah tangga? Tanya Seo In Sook sinis. Mi Sun membela diri, dia bukanlah orang seperti itu. “Jika tidak seperti itu mengapa orang menyedihkan sepertimu mau bekerja denganku? Bagaimana bisa kau mencoba untuk mendapatkan suamiku?” Seru Seo In Sook kasar. Mi Sun memohon menangis semakin keras, ia sangat memohon ampunan dari Seo In Sook.
Tiba2 ibu Il Jong datang. “Mengapa sangata gaduh?” Tanya ibu Il Jong. “Tidak apa2 ibu” jawab Seo In Sook. “Jika tidak, mengapa kau seperti terlibat pertengkaran hebat? Tanya ibu Il Jong. Seo In Sook menghela napas. “Menyedihkan, seorang majikan cemburu dengan pelayannya” seru ibu Il Jong menyindir. Seo In Sook berbalik dan menatap ibu Il Jong, ia tak percaya kata2 itu keluar dari mulut mertuanya. “Kau datang kerumahku sudah 7 tahun, dan kau tidak dapat memberiku cucu laki2, bagaimana kau bisa cemburu, seharusnya kau punya harga diri” kata Ibu Il Jong sinis. “ibu, jadi kau tahu masalah Mi Sun dan Il Jong? Kata Seo In Sook tak percaya. “Lalu mengapa setelah melahirkan, bagaimana bisa kau menetap begitu lama ? tanya ibu Il Jong. “Setelah ia bekerja keras, dia membutuhkan tempat untuk mencurahkan hatinya”. Kata ibu Il Jong, ibu Il Jong menyuruh In Sook melupakannya.
ibu Il Jong memberikan pada pelayan tua (namanya bibi Gong) daging babi dan menyuruhnya untuk memasaknya bersama kimchi kemudian memberikannya pada Mi Sun bersama obat yang ia beli. Melihat hal itu In Sook hanya bisa diam menahan amarah. Sebelum meninggalkan mereka berdua, ibu Il Jong melihat kearah Mi Sun, kemudian melihat In Soo dengan sinis.
In Sook tidak percaya dengan semua hal yang telah terjadi, ia menyuruh Mi Sun untuk mengaborsinya. Mi Sun kaget dengan perintah In Sook. “Aku tidak akan menerima anakmu, itu sebabnya mengapa kau harus membuang janinmu” seru In Sook. Mi Sun berusaha menolak. Namun In Sook bersikeras menyuruh Mi Sun untuk aborsi. Jika tidak In Sook akan membunuh Mi Sun.
Seung Jae mengantar Mi Sun kerumah sakit. Sementara itu Ja Kyung mengadu pada neneknya kalau Mi Sun menghilang tanpa mengatakannya pada Ja Kyung. sementara itu Seung Jae menyuruh Mi Sun masuk. “Katakan namamu, mereka akan melakukan segalanya untukmu” kata Seung Jae. Ibu Il Jong cemas, ia mencari bibi Gong.“Kemana In Sook? Tanya ibu Il Jong. “Pagi2, ia pergi ke Cheongpyeong” jawab bibi Gong. Lalu bertanya dimana Mi Sun. namun bibi Gong tak tahu.
Di dalam rumah sakit. Mi Sun melihat banyak pasangan suami istri yang sedang memperiksakan kandungannya. Ia mulai ragu. Tiba2 datang seorang perawat “Ada yang bisa aku bantu? Tanya perawat itu. Perawat itu mnegulang pertanyaannya dua kali. “Dimana aku bisa keluar dari sini lewat pintu belakang, kumohon tolong aku” kata Mi Sun memohon. Perawat itu membantu Mi Sun melarikan diri. Ia memberi tahu jalan keluar lewat pintu belakang. Mi Sun sangat berterima kasih, sebelum pergi perawat itu memberikan Mi Sun uang.
Seung Jae melapor pada In Sook bahwa Mi Sun kabur, beberapa orang melihatnya pergi. Mendengar hal itu In Sook sangat shock, ia tidak percaya dengan hal itu. Seung Jae meyakinkan bahwa Mi Su tidak akan menghubungi Il Jong ataupun ibunya. Kata2 pria tua peramal itu kembali ternging2 di telinga In Sook.
Sambil berjalan sempoyongan, In Sook hampir terjatuh. Seung Jae memegang tangan In Sook untuk menahannya. In Sook melihat kearah Seung Jae dan kata2 pria tua kembali terngiang. In Sook kembali mengambil Wyne namun dihalangi oleh Seung Jae. In Sook menolak akhirnya Seung Jae mencegahnya dengan kasar dan memanggil nama In Sook bukan dengan nyonya. In Soo akhirnya mengurungkan niatnya untuk kembali minum, ia duduk dan mengatakan pada Seung Jae untuk tidak menyebut namanya karena ia adalah istri bosnya. Seung Jae meminta maaf.
Seung Jae bersiap pergi, namun ia menghentikan jalannya karena In Sook bertanya padanya “Apakah suamiku sangat menakutkan? Ketika kau muda, kau dibesarkan seperti saudara.untuk orang seperti itu wanita yang kau cintaipun diambil, kaupun juga harus hidup dibawahnya. Dan aku harus hidup bersembunyi darinya dank au tak peduli? Apa kau tak punya suatu kebanggaan? Apa kau frustasi? Tanya In Sook sinis. “Itu memang benar, aku tidak punya kebanggaan sejak awal, sebagai seseorang yang tumbuh tanpa orang tua, hanya orang dermawan yang mau membantu saya. Bahkan jika saya kehilangan wanita yang aku cintai, tidak ada yang bisa saya lakukan” jawab Seung Jae.
Usai mengatakan hal itu, Seung Jae meninggalkan In Sook, namun In Sook malah berdiri dan memeluk Seung Jae dari belakang. Seung Jae berusaha melepaskan pelukan In Sook kemudian ia berbalik, In Sook malah memeluknya, sekali lagi Seung Jae berusaha melepaskan pelukan In Sook,“Tinggalah bersamaku, aku ingin tinggal bersamamu” kata In Sook memohoni, mereka saling menatap, Seung Jae kemudian memeluk In Sook. Dalam pelukan Seung Jae, In Sook mengaingat kata2 mertua dan pria tua peramal. Mertua : sudah 7 tahun kau tinggal disini,namun kau tak bisa melahirkan anak laki2. Pria tua peramal : Jika dengan pria lain, kau akan mendapatkan anak laki2, jika tidak kau tak akan pernah mendapatkan anak laki laki.
Sementara itu Il Jong berada di ruang kerjanya sambil menatap alat tensi yang sering digunakan Mi Sun untuk memeriksa tekanan darahnya, Il Jong terlihat sedih dan cemas.
Seung Jae menemuai ibu Il Jong. ibu Il Jong bertanya tentang keadaan anak Mi Sun. ibu Il Jong mengetahui kalau Mi Sun kabur, Seung Jae mengatakan bahwa ia sudah mengirim orang mencari Mi Sun ke kampung halamannya dan mencari Mi Sun dimana ia sering terlihat, namun Seung Jae tidak menemukannya. ibu Il Jong terlihat sangat cemas “Perutnya pasti sekarang sudah besar” seru ibu Il Jong. “Aku akan mengerahkan lebih banyak orang untuk mencari Mi Sun, nyonya tidak perlu cemas”.kata Seung Jae. Seung Jae berniat pamit, namun sebelum ia pergi ibu Il Jong bertanya Seung Jae berada dipihak mana? Il Jong atau istrinya?apa tujuannya kau bekerja disini. Seung Jae cukup terkejut dengan perkataan ibu Il Jong, ia hanya dia.
Flashback : In Sook mengatakan pada Seung Jae bahwa dia hamil, dan itu adalah anak mereka. In Sook akan mendapatkan anak laki2. Kau dan aku akan memberikan Il Jong anak laki2. Flashback selesai. “Aku bekerja untuk tuan Il Jong kata Seung Jae. ibu Il Jong mengganguk“Jangan halangi geraknya, itu akan lebih bagus jika kau dapat menemukan Mi Sun lebih dulu” kata ibu Il Jong. ibu Il Jong menyuruh Seung Jae untuk membawa kembali Mi sun dengan selamat namun di lain pihak In Sook menyuruh Seung Jae agar memastikan Mi Sun tidak kembali, bahkan menyuruhnya untuk melenyapkan anak yang Mi sun kandung. Dan dua2nya mengatakan “Aku percaya padamu”.
Disebuah klinik seorang wanita tua pergi berobat, perawat hamil datang dan menyapanya. Perawat hamil besar itu ternyata Mi Sun. Mi Sun kemudian masuk keruang perawatan dan memberikan wanita tua suntikan. Tiba2 Seung Jae datang dan mengatakan pada dokter bahwa ia mencari perawat Kim Mi Sun, ia ingin berbicara tatap muka.
Mi Sun keluar dari ruang perawatan, Mi Sun terkejut dengan siapa yang ia lihat, begitupun Seung Jae, dengan spontan Mi Sun kabur berlari, anak buah Seung Jae mengejar. Sedangkan dokter berusaha menghalanginya.
Mi Sun berlari sambil memegang perutnya, ia mulai pucat dan kesakitan. Sementara itu Seung Jae terus mengejar Mi Sun.
Mi Sun kemudian berlari lagi dan bersembunyi di gudang, Seung Jae pun melihat gudang itu , namun tidak melihat Mi Sun, namun tiba2 perut Mi Sun sakit dan ia merintih kesakitan, Seung Jae mendengarnya dan curiga dengan gudang itu, ia kemudian kembali kegudang, ia menemukan Mi Sun sedang kesakitan memegang perutnya. Mi Sun memohon pada Seung Jae untuk menyelamatkan dirinya. Sementara itu dirumah keluarga Goo, In Sook terlihat senang karena akan melahirkan bayi laki2.
Seung Jae membawa Mi Sun ke klinik, dokter membantu Mi Sun berbaring.
Diwaktu yang sama keluarga Goo sedang makan bersama, “Ibu, saudarakau perempuan atau laki2?tanya Ja Kyung, “Kalau makan jangan bicara, aku bisa sakit” Kata nenek Ja Kyung. “laki2” jawab In Seok, Ja Kyung tertawa senang. Tetapi tidak dengan ibu Il Jong dan Il Jong, “Jangan katakan omong kosong, bagamana kau tahu? tanya ibu Il Jong, “Aku tahu dengan pasti, kali ini tidak akan salah, pasti laki2” ucap In Seonk yakin. Sementara itu ibu Il Jong merasa ada yang aneh.
Diklinik, Mi sun berusaha melahirkan dibantu dokter, setelah berjuang keras akhirnya Mi sun melahirkan seorang bayi laki2, suara bayi itu terdengar oleh seung Jae.
Dokter membawakan bayi Min Su, ia terlihat sangat bahagia, “Orang2 itu masih ada di luar” kata dokter, senyum Mi Sun langsung memudar.
Mi Sun membungkus bayinya dengan selimut, ia berencana meninggalkan tempat itu. Ia berpamitan pada dokter dan berterima ksih dengan semua bantuan yang telah ia berikan, dokter menghalangi Mi Sun pergi karena ia baru melahirkan, namun Mi sun bersikeras pergi. Mi Sun kabur lewat pintu belakang.
Mi Sun pergi dengan hati2, ia mengendap2 agar tidak ketahuan, namun di tengah jalan, tiba2 Seung Jae muncul secara mendadak. Mi Sun sangat terkejut. “Kau tidak dapat membawanya, dia bagian dariku” kata Mi Sun terbata2. “Kumohon, berpura2lah tidak melihatku, aku akan melakukan semua yang kau katakan” kata Mi Sun memohon. “Jangan perlihatkan mukamu dihadapan Il Jong samapi kau mati, berjanjilah untuk pergi bersembunyi, jika kau melanggar, kau akan mati begitu juga bayimu ” kata Seung Jae. Mi Sun mengangguk. Seung Jae kemudian membiarkan Mi Sun pergi. Mi sun pergi sambil menangis.
In Sook berada di halaman rumah sambil melihat batapa besarnya rumahnya. “Ini semua akan menjadi milikmu” kata In Sooksambil mengusap perutnya. “Aku akan menjagamu jadi tidak akan ada orang tang mengambil jalanmu”.
Mi Sun pergi ke stasiun, dikereta ada seorang ibu2 yang menanyakan nama anak Mi Sun, Mi Sun menamai anaknya dengan Tak Goo, nama itu adalah pemberian Il jong ketika Mi Sun masih berada dirumah keluarga Goo. Mi Sun teringat ketika Il Jong berkata demikian. Tak menyimbolkan (high) puncak/tinggi, dan Gu menyimbolkan (save) menyelamatkan. Kereta mulai berjalan, Mi Sun memandangi Tak Goo sambil tersenyum.
Beberapa tahun kemudian…..
Mi Sun mengejar anak laki2 sambil membawa sikat besar, “Tak Goo, kau tidak bisa melakukan itu, kau terlalu besar untuk ngompol ditempat tidur” kata Mi Sun marah. “Sudah kukatakan jangan terlalu minum banyak ketika mau tidur” kata Mi Sun sambil mengejar Tak Goo. “Aku haus, jadi apa yang harus ku lakukan?” kata Tak Goo membela diri. Mi Sun melemparkan sesuatu pada Tak Goo dan akhirnya setelah kejar2an Tak Goo tertangkap. Mi Sun menarik baju Tak Goo.
Dari arah rumah terdengar seorang ibu2 yang datang bersama suami dan anaknya berkata. “Mi Sun mengapa pagi2 begini kau sudah membuat keributan?. Mi Sun kemudian melepaskan tarikan bajunya Tak Goo. Ibu itu mengatakan jika Mi Sun tidak bisa menghukum Tak Goo seperti ini jika ia ngompol, Mi Sun meminta maaf. suami ibu itu kemudian berpamitan untuk pegi ke kantor. Sebelum masuk rumah anak ibu itu mengejek Tak Goo dengan menjulurkan lidahnya. Tak Goo hanya bisa mengumpat. “Jika ia bukan anak pemilik rumah, aku akan menarik seluruh rambutnya.” Mendengar hal itu Mi Sun mentoyor kepala Tak Goo.
Mi Sun kemudian menyuruh Tak Goo untuk pergi ke sungai untuk mencuci celananya yang kena ompol, disempanjang jalan ia di pukulin sama ibu2 dijalan.
Ditepi sungai Tak Goo bertemu seorang gadis cantik, gadis itu melihat celananya, Tak Goo dengan sigap menutupinya dengan tempat cuci yang ada dikepalanya. Tak Goo sangat malu. (Cingu nama gadis itu Yoo Kyung, ka
“Tak Goo kau sangat memalukan” kata Tak Goo . tiba2 ia melihat anak yang mengejeknya tadi mencoret2 dinding. Dalam coretan anak itu seperti nya sedang mengumpat seseorang. “Siapa yang kau sebut anjing bodoh? Tanya Tak Goo . Setelah mengetahui Tak Goo dibelakangnya ia gugup. “Baiklah, aku memang ngompol tapi aku tidak eek dicelana. Jika ka uterus berbohong rambut akan tumbuh di lubang bokongmu”. Kata Tak Goo menakuti. Anak itu kemudian melihat bokongnya. Tak Goo menyuruhnya untuk menghapus namun anak itu menolak. “Kenapa??”Tanya Tak Goo. Sambil berteriak pada Tak Goo ia mengatakan karena kau tukang ngompol dan eek dicelana.
Anak itu berlari kabur, Tak Goo mengejarnya. Tak Goo memukuli anak itu, ibu anak itu tiba2 keluar rumah, ia terkejut melihat anaknya dan Tak Goo berkelahi. Ibu anak itu memukul Tak Goo dengan payung dan berusaha menghentikan perkelahian mereka.
Ibu anak itu memarahi Tak Goo karena membuat hidung anaknya berdarah, ia berkali2 mentoyor Tak Goo (ku hitung 5 kali). Mi Sun datang, ia tak mengerti apa yang terjadi, akhirnya ibu itu menjelaskan ulah anaknya. Ibu itu kembali mentoyor Tak Goo dihadapan Mi Sun.
“Hey kau..‼ seru Mi Sun berteriak, ibu itu menghentikan toyorannya pada Tak Goo. Mi Sun mengambil sapu dan mengarahkannya pada ibu itu. Tak Goo berlari menghindari Mi Sun, Mi Sun mengejarnya. Tak Goo tertangkap ia memohon ampun kepada Mi Sun. Alih2 memukul Tak Goo, Mi Sun malah menanyakan keadaan Tak Goo, Tak Goo bingung kenapa ibunya tidak menghukumnya, ibunya malah membelanya namun pura2 ingin menghukumnya. “Apa kau tipe anak yang memukul semua orang? Tanya Mi Sun. “Tidak” Jawab Tak Goo, “Kau hanya memukul orang2 yang layak mendapatkannya bukan? Tanya Mi Sun. Tak Goo terkejut karena Mi Sun tahu itu. “Tapi, jika kau tetap memukulnya, jadikanlah itu pukulan terakhir” kata Mi Su menasehati. Kemudian Mi Sun membawa Tak Goo pulang.
Dirumah keluarga Goo, “Ma Joon belum juga siap? Tanya nenek Goo. “Ibu sedang memanggilnya” kata Ja Rim anak kedua Il Jong. “Mengapa dia begitu lama?” Tanya Nenek Goo marah2. “Sebenarnya, Ma Joon mengunci pintunya lagi, nenek” katanya lagi. Il Jong berpamitan, ia akan menunggu diluar. (i like Ja Rim Child but not Ja Rim adult)
In Sook berusaha membujuk Ma Joon untuk keluar, namun Ma Joon menolak, ia mengatakan benci jika ia harus pergi ke pabrik roti. Nenek Goo datang kekamar Ma Joon namun ia tetap nolak keluar. Akhirnya nenek Goo menyuruh Ja Kyung untuk memanggail Seung Hae untuk mendobrak pintu. Akhirnya Ma Joon keluar, ia masih mengenakan baby doll. Nenek Goo memarahi Ma Joon habis2an, namun Ma Joon sepertinya cuek aja. Sedangkan In Sook hanya bisa diam. Nenek Goo menyuruh Ma Joon untuk segera berpakaian karena ayahnya telah menunggu.
In Sook mengejar mertuanya, “Ibu, tidak kah kau terlalu keras pada Ma Joon? bukan kah dia cucu laki2mu. Kata In Seok. “Karena dia cucuku, makanya aku melakukakan itu” jawab nenek Goo. Nenek Goo merasa In Sook mendidik Ma Joon dengan baik, ia menyindir In Seok. “Seorang anak akn tergantung dengan cara didik orang tuanya, dia keras kepala sepertimu” sindir nenek Goo sambil meninggalkan In Seok. Sedangkan In Sookhanya diam terpaku.
Ja Kyung membantu Min Ju berpakaian. Ia menasehati adiknya untuk tidak melawan karena dirumah ini kita tidak bisa melakukan apa yang kita inginkan. Ja Rim mengatakan nenek kasar padanya karena Ma Joon tidak mau ke pabrik, seharusnya Ma Joon bersyukur pergi ke pabrik, karena Ja Kyung sebenarnya sangat ingin kesana namun ayahnya melarangnya karena Ja Kyung seorang perempuan.
In Sook mengantar Ma Joon kebawah, Seung He membantu Min Ju memperbaiki dasinya namun Ma Joon tidak berkenan. Ma Joon masuk ke mobil, “Kau terlambat” kata Il Jong tidak simpatik.
Tak Goo dan temannya pulang dari sekolah mereka bernyanyi sepanjang jalan, tiba2 Tak Goo mencium bau roti yang baru saja dipanggang. Ia dan temannya berlari kea rah toko roti. Mereka berdua sangat ingin memakannyanamun mereka tidak punya uang. Penjual toko keluar dan mengusir mereka. Namun Tak Goo dan teman2nya kembali lagi untuk melihat rotinya lagi.
Tiba2 Kim Man Hee datang, ia pamer pada Tak Goo, dimana Man Hee sedang makan roti. Tak Goo dan temannya memandang iri.
Man He membawa Tak Goo dan teman2nya kepabrik ayahnya bekerja yang juga merupakan pabrik bapaknya Tak Goo. Man He mengatakan bahwa didalam pabrik terdapat banyak sekali roti, tidak hany ratusan namun sampai ribuan. Tak Goo dan teman2 terkejut tak percaya. “Jika kau berbohong maka bokongmu akan ditumbuhi rambut” kata Tak Goo mengancam. “Aku tidak berbohong, aku melihatnya dengan mata kepalaku sendiri” jawab Man Jee. “Jika rotinya sangat banyak bisakah kita mencobanya?”Kata salah satu teman Tak Goo. “Mulai sekarang ikutkan aku bila kalian sedang bermain” pinta Man He, Tak Goo berpikir sejenak kemudian menyetujuainya. “ikutkan aku juga ketika kalian pergi ke restaurant untuk mencium bau makanan enak” pinta Man He lagi. Tak Goo menyetujuinya, namun teman Tak Goo menolak. “Tidakkah kalian ingin mencicipi krim roti? Kata Man He membujuk. Mereka semua kemudian melihat tumpukan roti yang ada di depannya.
Man He mendekat ke pabrik bersama Tak Goo. “Kau kesini untuk bertemu manager Uhm Gi Sul?tanya seorang karyawan. “Ya, dia ayahku” jawab Man Hee. Karyawan itu akhirnya memberikan jalan pada mereka berdua. Setelah Tak Goo masuk pabrik, ia begitu takjub melihat proses pembuatan roti, Tak Goo sampai melongo. Man He memanggil Tak Goo namun ia tidak menghiraukan, akhirnya Man He menariknya.
Di gudang penyimpanan roti yang sudah jadi, Man He mengajari Tak Goo untuk mengambil roti sesukanya. Kemudian ia mengambil roti dan dimasukkan kedalam tas mereka. Sementara itu Il Jong dan Ma Joon dalam perjalanan menuju pabrik.
Man He dan Tak Goo keluar mengendap2 sambil membawa banyak roti. Ayah Man He mengenali mereka. Mereka berdua berbalik, ayah Man He melihat mereka berdua telah mencuri roti. Man He menyuruh lari. Ayahnya mengejarnya.
Man He tersandung dan roti yang ia bawa jatuh semua, diarah yang sama mobil Il Jong melaju kencang dan hampir menbraknya. Melihat hal itu Tak Goo malah berlari kearah Man He untuk melindunginya. Mobil Il Jong meng rem mendadak. Sedangkan ayah Man He berteriak sambil menutup matanya.
Seung He keluar dari mobil dan menanyakan keadaan mereka. Il Jong dan Ma Joon keluar dari mobil. “Sepertinya mereka pencuri roti” kata Ma Joon. Tak Goo dan Man He hanya bisa tertunduk. “Ap kalian mencuri? Tanya Il Jong. “Ya benar” jawab Tak Goo, Man He tak habis pikir mengapa Tak Goo mengaku. “Manager Han, lapor polisi” pinta Il Jong. Mendengar hal tu Tak Goo sangat terkejut sementara Ma Joon tertawa sinis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar