Rabu, 22 Desember 2010

~episode 8~ bread, Love, and dream

Seluruh keluarga berkumpul diruang tengah bersama Ma Jun dan Tak Goo. Ujian akan segera dimulai.
Sementara itu disebuah gudang, presdir mendatangi bos gangster. “Kau tau anakku?tanya Presdir. “Kim Tak Goo” jawab bos. Presdir terkejut dengan jawabannya. “Dimana dia sekarang? tanya presdir. “Selama 6 minggu aku bagai dineraka, lihat lukaku ini” kata bos preman sambil menunjuk lukanya. “Katakan berapa biayanya, aku akan memberikan kompensasi yang kau inginkan” kata presdir. “potong salah satu kakimu atau beri aku kaki, apa kau bisa memberikannya?”kata bos preman. Presdir melihat preman itu dengan tajam menahan marah. “Aku akan berikan segalanya, katakan padaku dimana dia”teriak presdir. Semua kaget dengan teriakan presdir. Tiba-tiba pintu terbuka, segerombolan masuk dan siap menyerang.
Kembali ke rumah kakek. “Apa yang kakek perintahkan untuk kami lakukan?” tanya Tak Goo. “Aku mengatakan padamu untuk mengikuti tes. Tak Goo tertawa,,”Kakek” bentak Tak Goo. “berani-beraninya kau membentak didepan gurumu” kata ayah Mi Sun. “Aku ke sini untuk mencari orang yang ingin aku temui, setelah itu aku akan pergi” kata Tak Goo. “hanya ada 2 cara untuk masuk rumah ini, kau membeli roti atau belajar membuat roti, mana yang kau pilih?tanya kakek. “Membuat roti” jawab Tak Goo. “Untuk dapat belajar membuat roti di sini, kau harus melewati tes terlebih dahulu.” Kata kakek. Tak Goo akhirnya menurut.
Mi Sun mengambil adonan yang akan digunakan tes. Setiap peserta tes diharuskan mencocokan adonan yang dengan kue yang telah jadi. Ma Jun memulai dengan mencicipi satu demi satu adonan, sedangkan Tak Goo hanya melihat adonan dan tidak melakukan apapun.
Manager Han berlari ke rumah sakit. “presdir apa kau tidak apa-apa? Aku dengar kau terlibat perkelahian, bagaimana kau bisa datang ketempat berbahaya seperti itu” kata manager Han. Presdir terdiam sejenak kemudian menjawab bahwa dia mencari Tak Goo. “seharusnya anda memberitahuku dari awal, aku akan mencari Tak Goo”. “jika aku memberitahumu apa kau akan menemukan Tak Goo dengan tulus” kata presdir. “Apa presdir meragukan ketulusanku, selama 30 tahun ini aku selalu melakukan apapun sesuai perintahmu” ucap manager Han. mereka saling menatap, predir kemudian pergi.
Manager Han pergi ke sebuah gudang. Dan menemui seseorang yang telah babak belur. Ternyata orang itu adalah bos preman yang ditemui presdir. “Aku tidak menyangka kalu anak itu sangat terkenal, apa yang kau ingin berikan padaku, jika orang tadi akan memberikan kakinya, lalu bagaimana denganmu, apa kau akan memberiku gedung” kata preman itu santai. Preman itu dipukul lagi hingga ia mngeluarkan darah dimulutnya. “aku tidak akan bernegosiasi dengan orang sepertimu, dan aku tidak akan mengasihimu, jangan buang waktumu beritahu aku dimana Kim Tak Goo” kata manager Han sambil memegang wajah preman itu. Mereka saling menatap.
Setelah menutup tokonya, ibu Mi Sun Masuk rumah untuk melihat tes yang dilakukan kakek. “Apa yang telah terjadi?”tanya ibu Mi Sun. “anak itu sangat aneh, dia belum mencicipi adonan itu, yang dia lakukan hanya menciuminya.”kata Jae Bok.
Waktunya memberikan jawaban, Mi Sun bertugas mengumpulkan jawaban mereka. Ma Jun telah memberikan jawabannya namun tidak dengan Tak Goo, dia masih saja menciumi adonan itu. “Hei apa yang kau lakukan, jika kau tidak menuliskan jawabanmu dalam 5 detik kau akan kehilangan kesempatanmu” kata Mi Sun. “Baiklah aku akan menuliskannya” kata Tak Goo kesal.. Mi Sun komat kamit gak jelas sambil ngeliatin Tak Goo.
Setelah Mi sun mengambil jawaban Tak Goo, ia lalu memberikannya pada kakek. Kakek mengecek jawaban mereka satu persatu dengan seksama. “Siapa yang menulis nomor 4? Tanya kakek. “Saya” jawab Ma Jun. “Coba jelaskan” pinta kakek. “roti ini memiliki aroma yang masam, tetapi untuk yang selanjutnya jauh lebih lembut dan memiliki rasa yang sangat kuat, ini bau seperti adonan yang telah dibiarkan selama 50 jam, itu sebabnya aku memilih nomor 4” kata Ma jun percaya diri. Semua keluarga Hong tersenyum bangga.
Pandangan kemudian mengarah ke arah Tak Goo. “Bagaimana dengan nomor 5? Tanya kakek. “Aku tidak menulis angka 5” jawab Tak Goo. “Apa maksudmu? kau menulis angka 5” kata kakek sambil melihatkan jawaban Tak Goo. “Maksudku bukan nomor 5, namun jawabanku adalah kelima adonan ini” jawab Tak Goo. Semua orang yang mendengar jawaban Tak Goo mulai berpikir.
“Bagaimana jawabanmu bisa kelima adonan?” Tanya kakek. “Aku tidak yakin, namun semua adonan ini memiliki bau yang sama, setiap adonan memiliki tingkat keasinan dan kemanisan yang berbeda tetapi dasar semua adonan tidak jauh beda dengan roti, benarkan?” jawab Tak Goo. Semua orang tertegun dengan jawaban Tak Goo.
Tiba-tiba kakek tertawa. “Jawaban dari pertanyaan ini adalah adonan nomor 4” kata kakek. Ma Jun tertawa tipis. “itu jawabanmu kan Tae Jo? Tanya kakek. “ya guru” jawab Tae Jo. “Kebanyakkan orang memilih nomor 3 karena memiliki kemiripan yang sama tetapi kau mengetahuinya setelah merasakannya. Selama 5 tahun ini, kau orang keempat yang menjawab dengan benar. “Lalu apakah kau menerimaku untuk belajar disini? Tanya Ma Jun. “Tentu saja, datanglah lagi besok” kata kakek. Semua orang senang terutama Ny. Yang.
Pandangan kakek kini mengarah ke Tak Goo. “Kau juga, datanglah lagi besok” kata kakek. Semua orang terkejut dengan keputusan kakek. “Namun kau bilang jawabannya dalah nomor 4” seru Tak Goo. “Jawabannya memang nomor 4, tetapi jawabanmu juga tidak salah, sebenarnya semua adonan yang ada dihadapanmu terbuat dari bahan yang sama, alasan mengapa rasanya berbeda adalah karena lama fermentasinya berbeda, kau mengetahuinya tanpa merasakannya namun hanya dengan baunya, kau adalah orang pertama yang melakukan ini sejak ujian ini dimulai” kata kakek.
Lalu aku ini lulus atau tidak? Tanya Tak Goo. “Kau lulus” jawab kakek. Semua orang terkejut dengan keputusan kakek tak terkecuali Ma Jun. Sementara itu Tak Goo sangat senang.
Ujian selesai, kakek bergegas bangun dan pergi ke kamar, “aku belum menanyakan namamu sejak kemarin, siapa namamu? Tanya kakek. “Namaku Kim Tak Goo” kata Tak Goo dengan semangat. Betapa terkejutnya Ma Jun mendengar hal itu.
Kakek pergi ke kamar diikuti oleh tuan Yang, Gap So dan yang lainnya. “Ayah aku mohon pertimbangkan lagi” kata tuan Yang. Ny. Yang pun tutut memohon. “ratusan kandidat yang bertalenta ingin masuk bakery kita, tetapi ayah menolak mereka semua dan sekarang malah menerima orang yang tidak kompeten, aku tidak mengerti ayah” kata Tuan Yang. “Kapan aku memilih seseorang hanya dengan basic dan skill? Kau In Mok (nama tuan Yang) bagaimana denganmu ketika pertama kali bertemu? Kau Gap Soo, Jin Go, dan kau juga Jae Bok. Jika kalian memahamiku tinggalkanlah aku” kata kakek.
Tuan Yang berpikir sejenak. “Tetapi ayah bagaimana dengan Jin Go? Tanya Tuan Yang. “jika takdir mempertemukan mereka, kita tidak dapat menghindarinya. Bukankah begitu Jin Goo? Kata kakek. Tuang Yang terlihat cemas.
Mi Sun mengantar Ma Jun dan Tak Goo ke kamarnya. Dan menjelaskan semuanya, mulai dari kamar mandi hingga jam berapa mereka harus bangun. “Dimana kalau mau makan? Tanya Tak Goo. “Di restaurant bawah, waktu makan sangat fleksibel sesuai dengan jadwal bekerja” jawab Mi Sun tanpa melihat ke arah Tak Goo namun mengarah pada Ma Jun. “akankah baju kita dicuci?tanya Tak Goo lagi. “Ruang laundry ada di sebelah restoran jadi kau bisa menaruh bajumu disana” jawab Mi Sun.
“Hei kau, aku yang bertanya tetapi mengapa kau malah melihat ke arahnya” Tanya Tak Goo sambil menunjuk Ma Jun. Mi Sun tidak memperhatikan protes Ma Jun, dia tetap cuek. “kita bekerja mulai jam 3 pagi, jangan sampai terlambat karena ayahku itu sangat teliti. Guru Pal Bong adalah ayah ibuku, dan aku adalah anak perempuan dirumah ini, namaku Yang Mi Sun” kata Mi Sun tegas. “Hah apa katamu?namamu Mi Sun, apakah kau berpikir namamu itu cocok dengan wajahmu?kata Tak Goo tak sopan. Mi Sun masih bersabar dan tidak mempedulikan Tak Goo. “Bagaimana kalau namamu diganti Yang Fallen Soybeans? kata Tak Goo tanpa dosa. Mi Sun hilang kesabaran dia menendang kaki Tak Goo dan pergi.
Ma Jun dan Tak Goo masuk ke kamar mereka. “Apakah kau benar-benar dari jepang?apakah perempuan-perempuan disana hanya menggunakan kimononya disepanjang jalan?kau juga pasti menggunakan pesawatkan?kau pasti bisa melihat awan dengan jelas, awan itu lembut bagai katun bukan”. Tiba-tiba Ma Jun membanting pintu lemarinya, Tak Goo kaget dan menghentikan ocehannya.
“Wanita korea tidak hanya menggunakan Hanbok, dan bagimana bisa awan bisa lembut seperti katun, tidakkah kau memperlajarinya di SD, awan itu gumpalan embun, tidakkah kau sekolah?” seru Ma Jun. “Haa, aku tidak sekolah, aku di DO saat SD, sebenarnya ada seseorang yang akan aku temukan, ibuku hilang, tempat di Korea sudah ku kunjungi selama 12 tahun namun aku belum menemukkannya.” Jelas Tak Goo. Mendengar hal itu Ma Jun mengepalkan tangannya.
“Ada beberapa peraturan untukmu agar kita tetap bisa berbagi diruangan ini, pertama jangan memulai percakapan semaumu, kedua jangan berpura-pura ramah, dan yang ketiga aku tidak suka kau membicarakan tentang kehidupanmu jadi kau jangan banyak omong” kata Ma Jun pada Tak Goo. Kemudian meninggalkan Tak Goo
“Hei Tae Jo, jangan anggap aku ini kompetitormu, aku kesini hanya untuk bertemu seseorang, setelah aku menemuinya aku akan pergi segera, jadi jangan khawatir” kata Tak Goo. Ma Jun kemudian pergi.
Ma Jun pergi ke kamar mandi dan membasuh wajahnya, dia teringat ketika kecil, manager Han mengatakan bahwa ia mengirim Tak Goo ke suatu tempat, dan dia tidak akan pernah kembali mengganggu kehidupan Ma Jun lagi. “Lalu mengapa dia kembali lagi, dasar pengemis” teriak Ma Jun sambil memukulkan tangannya ke kaca. Sementara itu Tak Goo menikmati malamnya ditempat tidur. Di lain pihak terdapat mata-mata suruhan manager Han yang mengawasi toko Pal Bong.
Di lain pihak Ny. Seo masih memikirkan adanya nama Tak Goo di kartu keluarga mereka. Ny. Seo berpikir sejenak kemudian menelepon pengacara.
Pagi hari pun tiba.”Buat barisan” perintah Tuan Yang. Mereka semua berbaris dengan rapi kecuali Tak Goo yang tidak menggunakan pakaian seragam. Tuan Yang membagikan tugas ke semuanya kecuali Tak Goo. “Di sini bukan tempatmu” kata Tuan Yang. Tak Goo heran mendengar hal itu.
Di tempat penyimpanan tepung tuan Yang menyuruh Tak Goo untuk memindahkan 32 sak tepung ke lantai bawah. Tak Goo sempat mengomel dalam hati. Namun ia tetap menjalankan perintah tuan Yang.
Tak Goo melakukan pekerjaannya hingga menjelang siang. Tak Goo senang karena pekerjaannya selesai. “Kerjaanku bagus kan?kata Tak Goo sambil menyenderkan badannya ke tumpukan tepung. “Sekarang bawa kembali tepung-tepung itu ke tempat semula” perintah Tuan Yang. Tak Goo kaget setengah mati.
Tuan Yang meninggalkan Tak Goo, kemudian Tak Goo mengikutinya, ditengah jalan Mi Sun menghadang. “Ada dua cara untuk meninggalkan rumah ini, cara petama adalah buat keributan di bakery dan kau akan ditendang keluar, cara kedua menyerahlah dan pergi dari sini,maka pilihlah satu cara”seru Mi sun. “Siapa bilang aku menyerah, aku tak akan menyerah sebelum aku menemukan laki-laki itu”kata Tak Goo. “benarkah, kalau begitu tetaplah mengangkat tepung-tepung itu” sindir Mi Sun. “Dasar kau Fallen Soybeans” teriak Tak Goo.
Tak Goo melampiaskan kemarahannya dengan memukul-mukul tepung yang tadi diangkatnya, sedangkan dari kejauhan ada seseorang yang mengambil gambarnya.
Ternyata Hasil gambar Tak Goo diberikan pada manager Han. Apakah ini benar Kim Tak Goo?bagaimana bisa dia ada dirumah itu? Tanya manager Han. Tiba-tiba ponsel manager Han berdering kemudian menyuruh anak buahnya untuk membereskannya.
Manager Han pergi ke ruang presdir. “mobil sudah siap presir” kata Manager Han. Namun presdir tidak menanggapinya. Ia tersadar setelah manager Han memanggilnya dua kali. “Mengapa tiba-tiba ingin ke Incheon?tanya Manager Han. “Aku ingin mengunjungi guruku disana” jawab presdir. Manager Han sedikit terkejut dengan jawaban presdir, itu berarti dia akan bertemu Tak Goo.
Waktu perjodohan Ja Kyung tiba. Namun Ja Kyung terlambat datang akhirnya Ny.Seo mencari akal agar mereka tidak bosan. Ny Seo menceritakan semua kehebatan Ja Kyung pada calon besannya. Namun tanggapan besannya tidak terlalu baik, ia mengatakan walaupun demikian Ja Kyung hanyalah seorang wanita. Akhirnya Ja Kyung tiba dan memberi salam. “Ja Kyung bekerja karena dia ingin menambah pengalaman, dia akan berhenti setalah menikah” kata Ny. Seo. Aku dengar keuangan perusahaan kalian sedang tidak baik, tetapi kau malah memperkejakan anak perempuanmu juga?, apa ini tak terdengar memalukan” kata wanita itu. “aku tidak tahu bagaimana yang kau dengar tentang masalah ini, yang jelas perusahaan memperkerjakan anak perempuan bukan karena situasi keuangannya, tetapi karena aku ingin bekerja dan ingin belajar” kata Ja Kyung. “Ja Kyung aku dengar kau pintar, tetapi kau tidak seharusnya berbicara seperti itu kepada orang yang lebih tua” kata wanita itu. “Maafkan aku bila aku seperti menantangmu” seru Ja Kyung.
“Katakanlah sesuatu yang hanya perlu dikatakan” kata Ny. Seo pada Ja Kyung. Pandangannya kemudian beralih pada wanita itu. “Masalah keuangan perusahaan adalah masalah biasa dalam bisnis, Geo Seong sudah ada sejak 30 tahun kami pernah mengalami ini namun kami bisa melaluinya, orang kaya baru seperti kau tidak akan mengerti” kata Ny. Seo. “Ny. Seo” teriak wanita itu. “aku merancang petemuan ini karena aku menganggap kau memiliki kepribadian dan karakter yang baik, ternyata aku salah”. Ny. Seo kemudian meninggalkan ruangan bersama Ja Kyung.
“Ibu tunggu aku” teriak Ja Kyung. “Berhenti dari perusahaan secepat mungkin, oh kau ini. Mengapa kau dan ayahmu membuat aku stress” seru Ny. Seo. “Ibu kau yang memulai dan kau yang mengakhiri, hentikan semua ini. Sebenarnya aku tidak ingin datang, karena aku cemas dengan reputasimu itu sebabnya aku datang” kata Ja Kyung. “Diam kau, aku tidak menyukai semua yang kau lakukan, aku tidak menyukaimu, ayahmu juga. Aku tidak suka dengan keluarga ini” kata Ny. Seo kemudian meninggalkan Ja Kyung.
Ny. Seo kemudian pulang dan langsung menelepon pengacara Park. “Bagaimana apa kau sudah tahu apa yang aku tanyakan” Tanya Ny. Seo. Bayar mereka semua berapapun harganya.
Tak Goo mulai membawa kembali tepung-tepung itu ke tempat semula.Di ruang pembuatan kue Tak Goo terjatuh kemudian tuan Yang datang. “Bagaimana bisa kau kerja disini bila kau lemah, kau tidak akan bisa membuat kue sepanjang hari” kata tuan Yang. Tak Goo menganggkat tepung itu lagi dan membawanya ke tempat semula. “Kata siapa aku lemah, aku baik-baik saja” kata Tak Goo. Tak Goo kemudian memperagakan tariannya pada tuan Yang. Setelah Tak Goo pergi Tuan Yang tersenyum namun staffnya melihatnya, ia pun menetralkan wajahnya.
Di luar rumah Tak Goo jatuh lagi, tiba-tiba Jin Go memberinya minum. “Aku juga melakukan hal ini ketika aku datang bahkan lebih banyak darimu, kita memang harus bekerja keras” kata Jin Go. “ini bukanlah seberapa, aku telah merasakan hal yang lebih sulit dari ini, ketika aku berpikir untuk menemukan ibuku dan menemukan pria bertato itu tenagaku langsung penuh, orang itu bukan kau kan? Aku akan terus mencarinya. Itulah sebabnya kau memberiku minum ini” kata Tak Goo. Sementara itu Jin Goo hanya terdiam.
Tiba-tiba segerombolan orang datang dan mencari Tak Goo, namun Mi Sun tetap diam. Akhirnya orang-orang itu menghancurkan toko roti. Sementara itu Tuan Yang mendapat telepon kalau ada tamu. Orang-orang suruhan manager Han makin menjadi-jadi bahkan akan memukul Mi Sun, Tak Goo kemudian datang. Akhirnya perkelahian tak terhindarkan. Kemudian Ma Jun dan Jae Bok datang, mereka hanya bisa menonton sementara itu Mi Sun panik karena Tak Goo melawan banyak orang, ia menyuruh Jae Bok memanggil ayahnya. Dari luar Jin Go mendengar keributan.
Sementara itu di rumah, Tuan Yang menyambut kedatangan Presdir. “Sudah lama tak bertemu, ada keperluan apa sehingga membawamu kemari?” Tanya tuan Yang. “Aku ingin bertemu guru” jawab presdir. Kemudian kakek datang dan menemui presdir, Ny. Yang dan guru telihat senang namun tidak dengan tuan Yang.
Kedatangan presdir bertujuan untuk mengundang guru dan keluarga untuk menghadiri pesta ulangtahun perusahaan yang ke 30. Ny. Yang senang dengan undangan itu, namun tidak dengan tuan Yang. Ia Pamit, namun tiba-tiba Jae Bok datang dan mengabarkan ada gangster yang merusak toko semua orang terkejut.
Tak Goo masih berusaha untuk melawan para gangster, namun sayang dia kalah, Jin Goo datang dan menolongnya. Ketika Tak Goo ingin dipukul dari belakang Jin Goo memegang tangan laki-laki itu dan tanpa sengaja lengan bajunya tersingkap, tato kincir anginnya telihat Tak Goo, Tak Goo sangat shock melihatnya, begitu pula Jin Go yang menyadari tatonya telah dilihat Tak Goo. Mereka saling pandang dan tanpa mereka sadari para gangster memukul mereka. Tak Goo jatuh lemas.
Tuan Yang datang, “Apa yang kalian lakukan disini, membuat kekacauan di tokoku” teriak tuan Yang. Akhirnya mereka semua melawan tuan Yang dan tuan yang berhasil melempar mereka keluar kecuali bosnya. “serahkan Tak Goo” kata pria itu. “Jin Go bawa Tak Goo ke atas” namun Jin Goo hanya diam dan memandangi Tak Goo. “Apa yang kau lakukan, sudah ku bilang bawa dia pergi”teriak tuan Yang. Akhirnya Jin Goo membopong Tak Goo yang masih shock. Tuan Yang lalu menghajar pria itu dan melemparnya keluar.
Sementara itu presdir masih asik ngobrol dengan kakek, manager Han mengingatkan adanya rapat, namun presdir mengatakan untuk menunggu atau membatalkannya. “kau tak perlu seperti itu, pergilah, aku tahu undangan ini hanyalah alasan, sebenarnya kau datang kesini karena kau merasa tidak tenang kan? tanya kakek. “aku tidak bisa membantu, namun sebagai gurumu aku hanya bisa mengatakan, istirahatlah dari kerjamu Il Jung” kata kakek. “Lihatlah langit dan gunung, dan juga orang disekelilingmu, segalanya baik tentangmu namun kau hanya melihat terus kedepan, itulah yang membuatmu tidak bahagia. “Tidak ada lagi yang akan ku katakan guru” kata presdir, kakek tertawa.
Sementara itu para gangster telah diamankan, tuan Yang membuat laporan tentang keonaran yang mereka lakukan.
Semua orang berkumpul di toko dan melihat kerusakan toko, “Ini semua gara-gara Tak Goo, bukankah mereka mencari Tak Goo” kata Gap Soo. “Ya tuhan mengapa bisa seperti ini, kita telah rugi banyak yeobo” tangis Ny. Yang. “Sayang, apakah kita masih tetap mempertimbangkan dia?tanya Ny. Yang. Gap Soo pun meminta tuan Yang mengeluarkan Tak Goo. Tuan Yang berpikir kemudian menyuruh Mi Sun untuk membawakan Tak Goo dan Jin Goo es untuk mengompres luka mereka.
Tak Goo masih tidak percaya dengan apa yang ia lihat, “Aku tak percaya bertemu denganmu, tiap hari yang aku pikirkan adalah bagaimana aku menemukanmu dan memukulmu hingga mati. Dimana ibuku sekarang, dia masih hidup dan baik-baik saja kan? Tanya Tak Goo. Jin Go tak menjawab sepatah katapun. “Katakanlah padaku dia masih hidup dan baik-baik saja kan?”Tanya Tak Goo lagi. Jin Go kemudian berlutut dihadapan Tak Goo. “Maafkan aku” tangis Jin Go. “Jangan minta maaf padaku, katakan bahwa ibuku baik-baik saja”kata Tak Goo. “Aku tidak tahu disana ada jurang, kalau saja aku lebih cepat” kata Jin Go menangis.
“Tidak ibuku masih hidup dan baik baik saja, katakan itu padaku” teriak Tak Goo sambil menangis. “Jika kau membunuhku, aku tidak akan membencimu, maafkan aku” kata Jin Goo. Tak Goo lemas, tangisnya menjadi-jadi. Dia menangis dan berteriak-teriak. Sementara itu Mi Sun melihatnya dan keluarga Yang serta presdir mendengar tangisan Tak Goo dari bawah.
Ketika Ma Jun ingin membuang sampah, ia berpapasan dengan presdir dan Manager Han. Betapa terkejutnya mereka, mereka saling pandang beberapa saat.
Gap Soo datang dan menyuruh Ma Jun membuang bawaannya. “Il jung kau belum pulang? Tanya Gap Soo, namun pandangan presdir masih ke Ma Jun. “Siapa anak itu?tanya presdir. “Owh dia pegawai baru, dia baru datang dari Jepang kemarin, di mempunyai skill yang baik” kata Gap Soo.
Usai Jin Goo mengatakan semuanya pada Tak Goo. Dia berdiam diri dikamarnya sambil melihat foto adiknya.
Sementara itu Tak Goo juga hanya terdiam. Kakek datang “apa yang kau lakukan? Aku dengar kau tidak makan seharian” Tanya kakek. Tak Goo hanya terdiam. “ikuti aku” kata kakek.
Kakek membawa Tak Goo ke tempat pembuatan roti. kemudian kakek membuat roti. “Apa yang kau lakukan? Tanya Tak Goo. ‘Mambuat roti” kata kakek. Tak Goo kemudian melihat kakek membuat roti. “Bagaimana yang seharusnya aku lakukan sekarang, selama ini aku hanya mencari ibuku” Tanya Tak Goo. “Kau harus menunggu, hingga kau menjadi pembuat roti yang lezat” jawab kakek. “Aku benci roti, ketika aku melihat roti, memori yang buruk akan kembali dan aku teringat orang-orang yang aku benci” kata Tak Goo. “Kalau begitu kau akan hidup menjadi seseorang yang buruk, tinggalkanlah semua itu dan jadilah orang yang baik. Ketika ibumu mengatakan padamu untuk menjadi orang yang baik, itulah yang ia inginkan, janganlah marah dan membenci, kau harus memaafkan. Bukankah itu yang dibutuhkan di dunia ini” kata kakek. “Kakek bagaimana kau tahu? Tanya Tak Goo heran. “12 tahun yang lalu, aku melihat tatapan seorang laki-laki muda yang sangat jujur dan tanpa rasa takut, namun yang ku lihat sekarang kau goyah dan penuh kebencian.
Kakek membawa roti buatannya dihadapan Tak Goo. “Bagaimana kau memperbaiki dirimu dengan membuat roti, rasakan waktu itu ketika kau sangat bahagia karena roti, pikirkanlah hanya tentang kebahagiaan”.
Tak Goo mengingat masa-masa paling bahagianya ketika ia makan roti, pertama adalah waktu ia makan roti bersama ibunya dan kedua saat makan bersama ayahnya. Tak Goo mengingat-ngingat pesan ibunya padanya. Tak Goo menangis. Sementara itu Ma Jun melihatnya.
Ma Jun menemui manager Han di cafĂ©. “Ini semua tidak terduga, aku tidak pernah bermimpi kau ada ditempat itu” kata manager Han. “Aku juga tidak menyangka bertemu ayah dan manager Han” kata Ma Jun. “Lalu bagaimana bisa kau berpikir untuk belajar membuat roti dari guru ayahmu? Tanya manager Han. Ma Jun tersenyum, “Haruskah aku menceritakan secara detail padamu” kata Ma Jun sinis. Ekspresi manager Han langsung berubah. “Keributan hari ini, ulahmu kan? Tanya Ma Jun. “Ada beberapa kekurangan” jawab manager Han “Usahamu selalu gagal sebelum dimulaikan? Setelah aku bertemu Tak Goo lagi, aku menyadari bahwa takdir lebih kuat daripada yang aku pikir, kau bukan tuhan, bagaimana kau dapat merubah takdir. Mulai sekarang tidak usah menjagaku, jika Tak Goo bebas, aku sendiri yang akan melakukannya. Aku sendiri yang akan menjaga takdir burukku bersamanya, jadi kau tidak usah ikut campur. Ma Jun kemudian meninggalkan manager Han. “Ma Jun” panggil manager Han. “Jangan panggil namaku lagi, aku tidak menggunakannya lagi” jawab Ma Jun. “Datanglah ke pesta ultah perusahaan, ibumu akan senang” kata manager Han.
Akhirnya Ma Jun pergi dan dijalan ia menabrak seorang wanita. Ma Jun membantu wanita itu membereskan bukunya. Dan tak sengaja topi wanita itu tersinggap. “Maafkan aku” kata wanita itu. Saat berjalan beberapa saat Ma jun berhenti dan melihat wanita itu lagi.
Wanita itu menunjungi suatu tempat. “Yu Kyung disini” kata seorang temannya yang ternyata itu Ja Rim.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar